BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science), merupakan pengetahuan yang mengkaji mengenai gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang essensial saja.
Pada pembahasan kali ini kami akan membahas Ilmu Alamiah Dasar secara lebih spesisfik lagi, yaitu pembahasan mengenai Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena ia memiliki akal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, mudah, nyaman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat-perangakat mesin, seperti computer, kendaraan, handphone, dan lain sebagainya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Meskipun ada dampak negatifnya atau kelemahan dari kemajuan IPTEK. Namun hal ini seolah diabaikan oleh manusia, faktanya tidak dipungkiri lagi IPTEK dikembangkan setiap waktu.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan IPA dan macamnya teknologi ?
2. Bagaimana keterkaitan antara IPA dan teknologi ?
3. Jelaskan konsep-konsep dasar teknologi IPA dalam memenuhi kebutuhan manusia ?
C. Tujuan Penulisan
Dari perumusan masalah tersebut. Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Ilmu Alamiah Dasar dan sangkut pautnya dengan macamnya teknologi.
2. Mengetahui hubungan antara Ilmu Pengetahuan Alam dengan teknologi.
3. Mengetahui penjabaran konsep-konsep dasar teknologi Ilmu Pengetahuan Alam dalam memenuhi kebutuhan manusia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa yang terkait diantaranya sebagai berikut :
Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan tentang pentingnya teknologi Ilmu Pengetahuan Alam dalam kehidupan manusia serta keterkaitan antara teknologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam.
Bagi Masyarakat umum
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang demokrasi pendidian. Dan serta untuk menambahkan peran aktif masyarakat dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. IPA dan Teknologi
IPA adalah ilmu yang membahas tentang alam semesta dan segala isinya. Sedangkan teknologi IPA adalah suatu penerapan IPA untuk memenuhi kebutuhan manusia. Teknologi ini dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Teknologi Maju
Yakni teknologi tingkat pertama suatu usaha yang mengarah pada bidang pendidikan, latihan serta pembinaan para tenaga peneliti ilmiah untuk selalu mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang vital serta dibutuhkan oleh suatu Negara.
2. Teknologi Adaptif atau Teknologi Madya
Yakni perkembangan dari suatu teknologi suatu Negara maju yang penggunaannya masih harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan Negara yang memerlukan.
3. Teknologi Protektif
Yakni teknologi yang digunakan untuk melindungi (konservasi, restorasi, dan generasi) segenap sumber daya yang ada.
B. Keterkaitan IPA dengan Teknologi
Pada mulanya antara ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak selalu mempunyai kaitan. Misalnya, dulu manusia membuat perahu untuk membuat perahu dan belum mengenal teknologi membuat perahu.
Namun dalam kehidupan manusia dewasa ini tidak dapat terlepas dari ilmu alamiah dan teknologi dalam berbagai bidang. Misalnya, sejak dalam kandungan manusia mendapat perawatan secara medis melalu pemeriksaan berkala di Puskesmas atau di BKIA (Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak). Setelah lahir, mendapat vaksinasi untuk memperoleh kekebalan terhadap berbagai macam penyakit.
Ilmu kedokteran dan ilmu farmasi (obat-obatan) merupakan cabang dari Biologi sebagai ilmu terapan. Pakaian, pensil, jam tangan, bolpoin atau buku tulis yang kita pakai adalah hasil teknologi. Ilmu Alamiah murni memang tidak secara langsung berperan dalam kehidupan manusia. Tetapi antara ilmu murni dan ilmu terapan (teknologi) mempunyai keterkaitan yang erat. Dari konsep atau prinsip ilmu murni dapat dikembangankan ilmu terapan (teknologi). Sebaliknya teknologi atau ilmu terapan memberikan sumbangan penemuan-penemuannya pada prinsip atau hukum-hukum baru dan seterusnya.
C. Konsep-konsep dasar teknologi IPA
Sekarang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi tidak lagi berdiri sendiri. Sains dan teknologi selalu saling menunjang sehingga dapat maju dengan pesat. Berikut ini adalah uraian singkat konsep-konsep dasar teknologi IPA dalam memenuhi kebutuhan manusia :
1. Materi
Yakni apa saja yang mempunyai masssa dan sesuatu yang menempati ruang. Contohnya meja, kursi, awan, gunung, dan sebagainya.
Seperti telah dikemukakan bahwa manusia dalam hidup ini memerlukan materi, baik biotis maupun nonbiotis. Materi biotis dari bahan benda hidup dengan protein, sedangkan materi nonbiotis mulai dari gas oksigen sampai benda-benda yang kita pakai sehari-hari. Benda-benda itu merupakan hasil olahan melalui teknologi. Misalnya, materi zat besi dapat menjadi kendaraan atau benda lainnya.
2. Energi
Yakni sesuatu yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dalam kehidupan manusia modern penggunaan energy semakin luas kecuali dalam industri dan transportasi juga menyangkut dalam rumah tangga dimulai dari kompor sampai penggunaan energy listrik untuk AC (Air Condition). Energi ini mempunyai bermacam-macam bentuk yaitu :
a. Energi mekanik
Merupakan jumlah dari energi potensial dan energy kinetik. Setiap benda mempunyai berat, maka baik dalam keadaan diam atau bergerak setiap benda memiliki energi. Misalnya, energy yang tersimpan dalam suatu benda yang diam (tidak aktif) disebut energy potensial, sedangkan bila benda tersebut jatuh (aktif) jatuhnya benda tersebut disebut energy kinetik (energy gerak). Dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Energi Panas
Energi panas sering disebut energi kalor. Pemberian panas pada suatu benda dapat menyebabkan kenaikan suhu suatu benda atau mengubah bentuk, ukuran atau volume suatu benda. Energi dalam bentuk panas dapat berubah menjadi energi bentuk lain yakni menjadi energi mekanik. Perubahan ini terjadi dengan jalan mengubah air menjadi uap air. Uap panas mengembangan bertekanan tinggi menggerakan baling-baling suatu turbin.
c. Energi Magnetik
Energi magnetik timbul bila kutub dua batang magnet didekatkan. Kemampuan kutub untuk menggerakkan (tolak menolak atau tarik menarik) inilah yang disebut energi magnetik.
d. Energi Listrik
Energi listrik sangat penting bagi kehidupan manusia. Energi listrik dapat diambil melalui berbagai cara antara lain :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Prinsipnya adalah energi potensial dari air danau diubah menjadi energi kinetik seperti air terjun, kemudian diubah menjadi energi listrik melalui turbin yang menggerakkan generator.
Contoh gambar
2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Pada prinsipnya pembangkit tenaga diesel sama dengan pembangkit listrik tenaga air, yaitu dengan cara menggerakkan generator pembangkit listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga diesel, rotor dari generator digerakkan oleh mesin diesel.
Mesin diesel dipilih sebagai salah satu alternatif karena dapat ditempatkan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan bahan bakarnya adalah solar yang harganya lebih mura dari pada premium.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Prinsipnya adalah reaksi nuklir menghasilkan energi panas. Energi panas ini diubah menjadi energi mekanik melalui penguapan air. Turbin uap berputar menggerakkan generator listrik.
Jadi energi nuklir tidak langsung diubah menjadi energi listrik, tetapi diubah menjadi energi panas, kemudian diuabha menjdai energi uap.
e. Energi Kimia
Energi yang diperoleh melalui suatu proses kimia. Misalnya, manusia dapat memperoleh energi dari perubahan makanan yang dikonsumsinaya.
Energi kimia dapat berubah menjadi energi listrik atau berubah menjadi energi cahaya atau menjadi energi panas. Energi kimia yang berasal dari batu baterai kita alirkan pada bola lampu maka terbentuklah energi cahaya. Energi kimia dapat berubah menjadi energi panas dan cahaya misalnya pada ledakan petasan.
f. Energi Bunyi
Energi bunyi dapat diartikan sebagai getaran. Misalnya, ledakan suatu bom menimbulkan getaran yang hebat menyebabkan robohnya bangunan atau memecahkan kaca.
g. Energi Nuklir
Berasal dari fisi atau fusi inti atom mempunyai beberapa sifat yang dapat dimanfaatkan manusia dan dapat membinasakan, karena adanya sinyal radioaktif yang digunakan. Tetapi perkembangan penggunaan nuklir ini akhirnya akan tergantung pada ketersediaan uranium di alam.
Dalam kehidupan sehari-hari beberapa bidang ilmu yang memanfaatkan nuklir untuk kepentingan hidup manusia antara lain berhubungan dengan :
1. Pengaruh radiasi pada Makhluk Hidup
Sinar-sinar yang timbul dari zat radioaktif misalnya sinar gamma. Sinar gamma dapat mengakibatkan kematian. Sifat dapat mematikan dari sinar radioaktif dapat digunakan untuk pemberantasan hama, misalnya serangga yang merusak kopi dalam gudang, bahan-bahan dari kayu, bahan makanan, dan sebagainya.
Sinar juga dapat menghambat pertumbuhan dan pertunasan sehingga dapat digunakan untuk menyimpan kentang di dalam gudang. Perubahan sifat-sifat genetika, sifat-sifat makhluk hidup terdapat dalam kromoson atau gen yang terdapat dalam intisar. Sinar radioaktif memiliki sifat mengubah atau memutasi gen. Hal tersebut dapat dimanfaatkan dalam mencari bibit unggul, misalnya pada padi.
2. Teknik Nuklir untuk pemuliaan padi dan tanaman lain
Dengan menggunakan sifat sinar gamma yang mampu mengadakan mutasi gen dari biji-bijian dapat dicari muatan yaitu variasi hasil mutasi gen yang menguntungkan bagi manusia. Contohnya padi yang umumnya lebih pendek buahnya lebih banyak, tahan terhadap hama dan sebagainya. Dapat juga dicari muatan yang tahan terhadap kekeringan dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman yang tahan ditanam pada tanah kering.
3. Teknik Nuklir Industri
Radiasi sinar radioaktif dapat dipergunakan untuk hal-hal berikut :
a. Industri Kayu
Mutu kayu dapat ditingkatkan dengan jalan merendam ke dalam cairan bahan organik monomer (bahan plastik). Bahan ini bila terkena radiasi akan menjadi polimer. Maka kayu menjadi jauh lebih keras dan sangat tahan terhadap cuacu dan tahan terhadap serangga.
b. Serat Tekstil
Serat-serta atau benang tekstil baik dari bahan alamiah misalnya kapas maupun serat sintetis yakni poliestet dapat diubah sifatnya sehingga lebih baik kualitasnya. Dengan bantuan radiasi serat poliester dapat diubah menjadi bahan yang dapat menyerap air dan juga mudah menyerap warna. Serat polipropilen dapat berubah sifatnya dari tidak tahan panas menjadi tahan panas dan menghisap air.
c. Industri Kulit
Kulit yang banyak dipakai dalam industri tas, sepatu, dan lain-lain melalui proses radiasi ternyata dapat ditingkatkan mutunya tetapi perlu kecermatan karena dosis yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kerusakan kulit.
d. Industri Pengawetan makanan
Pengawetan makanan dapat dilakukan dengan cara membunuh kuman-kuman pembusuk melalui radiasi. Contohnya bahan-bahan makanan yang diawetkan dengan cara tersebut adalah beras, kentang, gandum, buah-buahan kering, daging, sayuran, dan biji-bijian.
4. Teknik Nuklir untuk Kesehatan
Pada bidang kesehatan, nuklir digunakan untuk mengadakan diagnosis suatu penyakit dalam. Penggunaan car-cara yang biasa digunakan misalnya Sinar X. Penggunaan zat radioaktif memberikan informasi yang lebih memuaskan daripada menggunakan Sinar X.
Contoh penggunaan radioaktif adalah untuk mennetukan lokasi tumor atau kanker, kelainan paru-paru, kelainan kelenjar gondok, kelainan ginjal, dan sebaginya.
5. Teknik Nuklir dalam industri Radiografi
Foto rontgen pada tulang yang patah atau paru-paru yang sakit merupakan suatu contoh gambar hasil radiografi tulang atau paru-paru dengan menggunakan Sinar X.
Dengan menggunakan sinar gamma dapat diperoleh gambar yang ebih jelas untuk menunjukan ada atau tidaknya keretakan. Cara ini dapat digunakan untuk meeriksan sambungan-sambungan baja hasil pengelasan.
6. Teknik Nuklir dalam Hidrologi
Dalam hidrologi zat radioaktif digunakan sebagai perunut atau penelusur dengan cara memasukan zat radioaktif ke dalam aliran air misalnya sungai. dengan menggunakan detektor seperti “Geiger Muller” hasilnya dapat memberikan informasi mengenai antar lain kecepatan air mengalar, adanya air yang merembes ke dalam tanah dan kemana rembesan itu mengalir.
7. Teknik Nuklir untuk Studi pencemaran Lingkungan
Lingkungan yang tercemar dapat membahayakan. Misalnya, pencemaran udara, air, tanaman, hewan dimana manusia sering mengkonsumsinya. Dengan teknik nuklir dapat diketahui tingkat pencemaran yaitu dengan menggunakan senyawa rdaioaktif sebagai perunut untuk melihat penyebaran, penumpukan, dan sifat-sifat zat pencemaran itu dalam lingkungan.
h. Energi cahaya atau cahaya
Sumber utama cahaya yang digunakan oleh manusia adalah matahari. Dengan teknologi tinggi sekarang mulai digunakan energi dan sinar laser. Energi dapat berbentuk panas, gerak, cahaya, tenaga kimia, tenaga atom, dan lain-lain. Energi juga dapat berubah-ubah bentuknya sebagai contoh energi listrik menjadi energi cahaya.
Gambar adanya rangkaian tertutup dari perubahan bentuk energi
3. Mesin – mesin
Dalam industri dan transportasi digunakan berbagai mesin, dan mesin itu dapat dibedakan sehubungan dengan pemakaian bahan bakar atau energi yang dipakai.
a. Mesin bakar
Mesin ini terdiri dari silinder, piston, roda-roda penerus lengan, busi, katup bahan bakar dan katup penampung.
Gambar prinsip kerja mesin bakar
Posisi 1
Piston berada di bagian bawah silinder, katup bahan terbuka sementara bahan bakar yang terdiri dari bensin dan udara masuk ke dalam silinder.
Posisi 2
Roda penerus bergerak melalui lengan mendorong piston ke atas silinder. Katup bahan bakar tertutup sehingga bahan bakar bersama udara tertekan dan mengakibatkan temperatur naik. Pada saat ini busi dinyalakan dan dan menghasilkan bunga api listrik. Percikan api itu membakar bahan bakar sehingga terjadi letupan yang mendorong piston ke bawah sambil memutar roda penerus. Perputaran inilah yang menggerakkan mesin.
Posisi 3
Menunjukkan posisi pipston yang sedang berada du bawah setelah letupan
Posisi 4
Roda penerus bergerak meneruskan perputaran mesin, menarik piston ke bawah dan memasukkan bahan bakar melalui katupbahn bakar tepat seperti pada posisi satu lagi. Mesin bahan bakar ini digunakan oleh sebagian besar mobil dan motor.
b. Mesin diesel
Hampir serupa dengan bahan bakar. Bedanya pada mesin diesel tidak digunakan busi sebagai api pembakar.
Gambar prinsip kerja mesin diesel
Posisi 1
Piston ditarik ke bawah oleh lengan roda penerus dan membuka katup bahan bakar, udara ikut tersedot masuk ke dalam silinder.
Posisi 2
Roda penerus meneruskan perputaran mesin melalui lengan pendorong piston ke atas dan menutup katup bahan bakar.
Posisi 3
Pada saat piston mendekatkan titik puncak (saat ini temperatur sudah tinggi) bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder
Posisi 4
Pada titik puncaknya bahan bakar meledak dan mendorong piston ke bawah yang melalui lengan meneruskan perputaranroda penerus
Posisi 5
Roda penerus meneruskan perputaran mesin mendorong piston ke atasc dan membuang sisa bahan bakar melalui katup pembuang yang saat itu posisinya sedanmg terbuka. Roda penerus meneruskan gerakan selanjutnya seperti pada posisi pertama dan seterusmya.
c. Mesin Jet
Mesin jet adalah sebuah jenis mesin pembakaran dalam menghirup udara yang sering digunakan dalam pesawat. Prinsip seluruh mesin jet pada dasarnya sama; mereka mempercepat massa (udara dan hasil pembakaran) ke satu arah dan dari hukum gerak Newton ketiga mesin akan mengalami dorongan ke arah yang berlawanan. Yang termasuk mesin jet antara lain turbojet, turbofan, rocket, ramjet, dan pump-jet.
4. Komunikasi
Berkomunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia. Untuk itu ilmu alamiah dengan teknologinya telah menyumbangkan kepada kita semua media cetak, telegrafi, telephone, radio dan televisi.
a. Percetakan
Percetakan sebagai alat yang menghasilkan media komunikasi antar manusia mempunyai arti yang sangat penting. Dengan media massa misalnya berupa koran suatu berita dapat diikuti oleh orang banyak dapat diikuti oleh orang banyak meskipun penyebarannya masih tergantung pada alat transportasi yang ada pada saat itu.
b. Telegraf
Telegraf ditemukan orang sejak pertengahan abad ke-18 dan tekniknya menjadi semakin sempurna pada pertengahan abad ke-19. Keunggulan telegraf membuat orang dapat berkomunikasi jarak jauh sehingga ratusan ribu kilometer hanya dalam waktu beberapa menit saja.
c. Telephone
Keunggulan telephone adalah orang dapat berbicara langsung dan menerima pembicaraan atau jawaban sebagaimana layaknya orang berbicara satu dengan yang lain.
d. Radio
Radio dapat mengirimkan dan menerima pesan-pesan tanpa menggunakan kawat. Pesan-pesan itu dipancarkan melalui pesawat pemancar ke udara. Dengan demikian orang dapat berkomunikasi dengan kapal-kapal yang sedang berlayar di tengah samudra.
e. Televisi
Dengan televisi orang dapat mengirimkan dan menerima berita dengan kesan yang lengkap (gambar hidup berwarna dan bersuara). Selain itu dengan televisi orang dapat memperoleh hiburan yang bermutu terkontrol dan murah serta meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dan penerangan. Dengan satelit Palapa siaran televise dapat menjangkau hamper seluruh tanah air kita.
5. Komputer
Komputer merupakan hasil pengembangan lebih lanjut dari perkembangan listrik (elektronika). Dari komputer manusia dapat mengembangkan alat lainnya berikut ini contohnya.
a. Telepon Ensiklopedia
Orang dapat memutar nomor telepon pusat computer ensklopedia dan akan mendapatkan jawaban dengan tepat keterangan yang memadai tentang suatu topic atau masalah sebagai layaknya dalam ensklopedi.
b. Robot pelayanan rumah tangga
Orang dapat membeli robot-robot yang dijalankan oleh computer untuk keperluan rumah tangga. Misalnya, mencuci pakaian, mencuci piring dan gelas, membuat minuman, memotong rumput, memotong pohon, dan sebagainya.
c. Komputer Simulasi
Para industriawan atau pengusaha dapat melakukan percobaan secara simulative suatu prototip mesin yang sedang dirancang oleh seorang perancang. Dengan simulasi, biaya eksperimen dapat ditekan menjadi murah.
6. Bioteknologi
Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup, manusia memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi modern yang dikenal dengan sebutan bioteknologi. Beberapa ahli dan badan internasional memberikan batasan bioteknologi sebagai (1) kegiatan yang menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup teknologi proses dan produksi secara besar-besaran dalam industry. (2) Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap jasad, system, atau proses biologi, untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau jasa bagi kepentingan manusia.
Dalam perkembangan lebih lanjut lahirlah cabang ilmu bioteknologi antara lain :
a. Bioteknologi Kedokteran
Hasil bioteknolgi kedokteran (1) sinar X dalam radiologi untuk mengambil foto paru-paru, jantung, lambung dan sebagainya. (2) sinar Laser digunakan dalam operasi alat-alat dalam tubuh manusia. (3) Sinar radioaktif dimanfaatkan untuk menyucihamakam alat-alat kedokteran. (4) bank Sperma beku dan bayi tabung secara ilmiah telah banyak dilakukan dinegara yang menganut kebebasan. (5) pencakokan alat-alat tubuh yang dalam keadaan biasa akan selalu ditolak. Melalui bioteknologi dengan perantara agen pencakokan dapat dilaksanakan dengan baik. (6) rekayasa Genetika.
b. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit penyakit dengan kemajuan teknologi dibuat zat sintesis dan pada saat mutakhir melalui biologi molecular dan rekayasa genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi obat-obatan sendiri.
Obat-obatan hasil teknologi bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk diabetes protopin yang merupakan hormon pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami keterbelakangan pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan sejenis leokimia dan sebagainya.
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang terus bertambah dicari jalan melalui bioteknologi pertanian yang antara lain. (1) penggunaan hormone pertumbuhan, yang mengubah tumbuhan dari diploidi menjadi polidploidi yang menghasilkan produk raksasa. (2) kultur jaringan, (3) rekayasa genetika tumbuhan.
d. Bioteknologi peternakan
Untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia para ahli peternakan memanfaatkan bioteknologi peternakan, yakni penerapan rekayasa genetika yang melalui dua tahap, yaitu (1) tahap memproduksi obat dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, (2) melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit atau menjadi ternak yang lebih unggul.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi adalah suatu bagian yang tak lepas dari kehidupan manusia dari awal peradaban sampai akhir dari segala akhir kehidupan manusia. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang seiring perkembangan peradaban manusia di dunia.
Untuk melengkapi kecerdasan iptek para pelajar, diperlukan pula penyelarasan pengajaran iptek dengan pengajaran imtaq. Sehingga terbentuklah manusia-manusia cerdas dan bermoral yang dapat menghasilkan berbagai teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang IPTEK serta perkembangannya dari waktu ke waktu, lebih jauhnya penyusun berharap dengan memahami IPTEK kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan perkembangannya sehingga dapat berdampak positif bagi kehidupan kita semua.
Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin, Maskoeri. 1989. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kamis, 19 Mei 2011
Rabu, 16 Maret 2011
Pengetahuan yang berhubungan dengan Matematika dan IAD
1. Pengertian Ilmu Alamiah Dasar dan Bagian-bagiannya
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
A.Manusia
Manusia adalah mahluk yang lemah di bandingkan mahluk lain . Namun dengan akal budinya serta kemauan yang kuat manusia dapat mengembangkan kemampuan dan tekhnologi . Dan dengan ilmu pengetahuan manusia bisa hidup lebih baik lagi . manusia adalah sebaik-baiknya mahluk yang telah di ciptakan tuhan . Patutnya syukurilah nikmat yang diberikan oleh Tuhan yang maha esa karena dengan nikmatnya kita diberikan akal untuk berfikir , membedakan yang baik dan buruk juga dapat memperoleh ilmu pengetahuan .
Sifat manusia selalu tidak pernah puas , maka ketersediaan sumber daya yang terbatas tidak bersesuaian dengan keinginan manusia yang tidak terbatas . Manusia pun mempunyai keinginan rasa ingin tahu terhadap rahasia alam , selalu mencoba mencari jawaban dengan pengamatan dan penggunaan pengalaman . Pengetahuan baru dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan disebut mitos.
B.Mitos
Pengetahuan baru dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan disebut mitos . Cerita – cerita pada mitos disebut legenda . Kebenaran mitos masih bersifat simpang siur karena tidak ada bukti yang otentik dan disebarkan melalui cerita dari mulut ke mulut (lisan) . Mitos dapat diterima karena keterbatasan pengindraan , penalaran , dan hasrat ingin tahu yang harus di penuhi. Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babiloniasetengahnyamerupakan dugaan,imajinasi,kepercayaan ,atau mitos. Pengetahuan ini disebut pseudo science (sains palsu). Ini adalah ilmu pengetahuan yang masih diragukan kebenarannya.
C.Lahirnya Ilmu Alamiah
Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan dimana tanggapan itu menjadi sebuah pengalaman . Pengalaman merupakan salah satunya alasan terbentuknya pengetahuan yakni kumpulan fakta-fakta yang pernah terjadi.
D.Keterbatasan Ilmu Alamiah
Bidang ilmu alamiah yang menentukan ilmu alamiah adalah metode ilmiah . Tujuan ilmu alamiah adalah membentuk dan menggunakan teori. Ilmu alamiah tidak menentukan moral atau nilai suatu keputusan. Manusialah yang menilai apakah ilmu yang dipakainya baik atau buruk.
E.Pembagian Ilmu Pengetahuan
•Ilmu pengetahuan sosial
Yakni ilmu pengetahuan yang membahas hubungan antara manusia sebagai mahluk sosial . Bagaiman huhubungan antar balik manusia dengan manusia lainnya atau mahluk lain. Yang terbagi atas: Psikologi , Pendidikan , Antropologi , Etnologi, Sejarah, Ekonomi, dan sosiologi.
•Ilmu Pengetahuan Alam
Yakni ilmu yang membahas tentang alam semesta , jagat raya dan seluruh isinya . Tentang penciptaan nya dan teori-teori pengetahuan yang bersifat ilmiah . Yang terbagi atas:
Fisika, Kimia, dan Biologi .
•Ilmu pengetahuan bumi dan antariksa
Yakni ilmu yang membahas tentang bumi dan isinya serta antariksa yaitu ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Yang terbagi atas: Geologi dan Astronomi.
2. IAD (Ilmu Alamiah Dasar)
“DAMPAK DARI FENOMENA GANGGUAN ALAM (INFECT OF POLUTION)”
A.Internasional
-Global Warming (Pemanasan Global)
1.Mencairnya Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan
Pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton! Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya!
Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Tetapi data es tahunan yang tercatat hingga tahun 2007 membuat mereka berpikir ulang mengenai model prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh.
Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 1.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
2.Meningkatnya Level Permukaan Laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut (grafik di samping menunjukkan hasil pengukuran level permukaan air laut selama beberapa tahun terakhir). Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter! Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.
3.Perubahan Iklim/Cuaca yang Semakin Ekstrim
NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat.
Tanpa diperkuat oleh pernyataan NASA di atas-pun kita sudah dapat melihat efeknya pada lingkungan di sekitar kita. Anda tentu menyadari betapa panasnya suhu disekitar Anda belakangan ini. Kita juga dapat melihat betapa tidak dapat di prediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Kita juga dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita semakin sering dilanda badai-badai yang mengganggu jalannya pelayaran dan pengangkutan baik via laut maupun udara.
Bila fenomena dalam negeri masih belum cukup bagi kita, Kita juga dapat mencermati berita-berita internasional mengenai bencana alam. Badai topan di Jepang dan Amerika Serikat terus memecahkan rekor baru dari tahun ke tahun.Kita dapat mencermati informasi-informasi ini melalui media masa maupun internet. Tidak ada satu benua pun di dunia ini yang luput dari perubahan iklim yang ekstrim ini.
B.Nasional
-Banjir Bandang
Masih hangat dalam ingatan kita. Banjir bandang yang melanda berbagai wilayah Jakarta mengundang kemarahan dan kritik terhadap pemerintah pusat dan DKI Jakarta. Lebih dari 20 persen wilayah Ibukota terendam air awal tahun ini. Ratusan ribu penduduk terpaksa mengungsi hingga berhari-hari.
Tidak hanya Jakarta yang dilanda banjir tetapi banyak lokasi di Indonesia terendam banjir. Akibat banjir ini sejumlah tokoh pun menanggapi bahwa penyebab banjir di DKI Jakarta karena kesalahan kebijakan lokal, tentang penataan tata ruang di DKI Jakarta dan sekitarnya, yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan.
Penyebab kedua adalah adanya fenomena global. Ini memang juga terkait dengan Global warming, terjadinya perubahan iklim. Atau terjadinya fenomena kekeringan yang luar biasa selain fenomena kebasahan yang digambarkan dengan La Nina (hujan terus- menerus).
C.Lokal
-Peristiwa Minamata
Hingga April 30 April 1997, jumlah penduduk Propinsi Kumamoto dan Kagoshima yang menyatakan diri sebagai korban Minamata disease berjumlah lebih dari 17.000 orang, sebanyak 2264 diantaranya telah diakui oleh Pemerintah dan 1408 diantaranya telah meninggal sebelum 31 Oktober 2000.
Penyakit Minamata terjadi akibat banyak mengkonsumsi ikan dan kerang dari Teluk Minamata yang tercemar metil merkuri. Penyakit Minamata bukanlah penyakit yang menular atau menurun secara genetis. Penyakit ini ditemukan pertama kali di kota Kumamoto pada tahun 1956 dan pada tahun 1968 pemerintah Jepang menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh pencemaran pabrik Chisso Co., Ltd.
Metil merkuri yang masuk ke tubuh manusia akan menyerang sistem saraf pusat. Gejala awal antara lain kaki dan tangan menjadi gemetar dan lemah, kelelahan, telinga berdengung, kemampuan penglihatan melemah, kehilangan pendengaran, bicara cadel dan gerakan menjadi tidak terkendali. Beberapa penderita berat penyakit Minamata menjadi gila, tidak sadarkan diri dan meninggal setelah sebulan menderita penyakit ini.
Penderita kronis penyakit ini mengalami gejala seperti sakit kepala, sering kelelahan, kehilangan indera perasa dan penciuman, dan menjadi pelupa. Meskipun gejala ini tidak terlihat jelas tetapi sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Yang lebih parah adalah penderita congenital yaitu bayi yang lahir cacat karena menyerap metil merkuri dalam rahim ibunya yang banyak mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi metil merkuri. Ibu yang mengandung tidak terserang penyakit Minamata karena metil merkuri yang masuk ke tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap oleh janin dalam kandungannya. Panyakit Minamata tidak dapat diobati, sehingga perawatan bagi penderita hanya untuk mengurangi gejala dan terapi rehabilitasi fisik. Disamping dampak kerusakan fisik, penderita Minamata juga mengalami diskriminasi sosial dari masyarakat seperti dikucilkan, dilarang pergi tempat umum dan sukar mendapatkan pasangan hidup.
Hingga April 30 April 1997, jumlah penduduk Propinsi Kumamoto dan Kagoshima yang menyatakan diri sebagai korban Minamata disease berjumlah lebih dari 17.000 orang, sebanyak 2264 diantaranya telah diakui oleh Pemerintah dan 1408 diantaranya telah meninggal sebelum 31 Oktober 2000. Disamping itu 10.353 yang telah resmi dinyatakan sebagai penderita/korban Minamata menerima ganti rugi sebagai kompensasi. Sehingga jumlah penderita penyakit Minamata akibat keracunan merkuri dilaporkan sekitar 12.617 orang. Akan tetapi jumlah sesungguhnya masih belum diketahui secara pasti karena ada sebagian korban yang telah meninggal dunia sebelum dikeluarkannya pernyataan resmi oleh pemerintah dan terdapat pula sebagian korban yang enggan melapor karena malu. Penyakit ini tidak hanya terjadi di Minamata. Tahun 1965 penyakit Minamata menyerang warga yang tinggal di sepanjang Sungai Agano di Kota Niigata akibat pembuangan limbah merkuri oleh Showa Denko. Penyakit ini dikhabarkan juga terjadi di China dan Kanada. Sungai dan danau di Amazon dan Tanzania juga tercemar merkuri dan menimbulkan masalah kesehatan yang mengkhawatirkan.
3. PERAN DAN DAMPAK ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM BIDANG DIRGANTARA
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat pada era globalisasi, telah menyebabkan ketergantungan terhadap fungsi dan peran dirgantara semakin tinggi. Semua negara sudah merasakan dampak dari globalisasi tersebut. Globalisasi telah menyebar keseluruh dunia dengan hasil teknologi yang telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia dan menimbulkan perubahan yang sangat mendasar dalam tatanan hubungan antar bangsa ini yang lebih banyak dikendalikan oleh negara-negara maju, serta hubungan kerja sama yang terus meningkat terasa kurang seimbang.
Indonesia tentunya tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi ini, bahkan harus dapat berperan untuk mengamankan kepentingan nasional. Peran tersebut antara lain akan diwujudkan melalui upaya pembangunan kedirgantaraan. Pembangunan kedirgantaraan ditujukan pada perjuangan memperoleh pengakuan internasional atas hak penggunaan wilayah dirgantara nasional dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan produk dan jasa kedirgantaraan.
KEBUTUHAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DIRGANTARA
Kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi modern seperti listrik, teknologi nuklir, bioteknologi, komputer, radio telekomunikasi dan teknologi antariksa merupakan kemajuan yang dihasilkan dalam abad ini. Kemajuan dalam bidang teknologi dirgantara telah mendorong kemajuan di berbagai bidang seperti telekomunikasi, pendidikan, pertanian, kehutanan, pertambangan dan energi, pertumbuhan industri, manajemen sumber daya alam, kesehatan, lingkungan dan sebagainya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan meningkatkan kemandirian serta daya saing bangsa sehingga akan berdampak pada kuatnya ketahanan nasional dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis.
Indonesia telah cukup lama memperoleh manfaat yang besar dari aplikasi teknologi dirgantara seperti transportasi udara, telekomunikasi, penginderaan jauh, observasi bumi dan lingkungan, navigasi, geodesi dan sebagainya. Terkait dengan permasalahan tersebut, teknologi dirgantara telah memberikan banyak manfaat yang salah satunya adalah pemanfaatan teknologi satelit untuk penginderaan jauh (remote sensing). Teknologi penginderaan jauh tersebut memberikan berbagai informasi vital terkait dengan pertanian, kehutanan, manajemen lahan, pemetaan laut, perikanan, pengamatan lingkungan, pendugaan mineral dan manajemen banjir dan bencana alam. Integrasi dari data-data vital yang diperoleh dari antariksa tersebut dengan data sosio-ekonomi menghasilkan strategi bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia secara terintegrasi pada semua aspek kehidupan.
PEMANFAATAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DIRGANTARA
Dalam pemanfaatan keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia aplikasi teknologi dirgantara memainkan peran yang sangat besar. Menyadari kebutuhan aplikasi teknologi dirgantara tersebut, Indonesia telah cukup lama menggunakan dan memanfaatkannya bagi pembangunan bangsa seperti transportasi udara, telekomunikasi, penginderaan jauh, observasi bumi dan lingkungan, navigasi, dan geodesi. Adanya transportasi udara antar wilayah di Indonesia telah memudahkan hubungan antar penduduk dan memacu kegiatan ekonomi antar wilayah dengan cepat. Bahkan menyadari akan kebutuhan akan modal transportasi udara yang begitu efektif dan cepat menjangkau daerah-daerah, Indonesia pun telah mendirikan industri pesawat terbang yang menjadi salah satu kebanggaan nasional. Selain itu sebagai negara berkembang pertama di dunia yang menggunakan satelit komunikasi domestik, aplikasi teknologi tersebut memberikan manfaat yang sangat besar pada komunikasi antar wilayah Indonesia, penyebarluasan informasi, peningkatan kegiatan ekonomi dan menjadi perekat wilayah Indonesia. Dengan adanya otonomi daerah saat ini maka diharapkan penggunaan telekomunikasi di daerah terpencil pun akan semakin meningkat.
Di samping itu, aplikasi teknologi navigasi satelit memberikan manfaat sistem pemanduan berbagai modus transportasi, akurasi posisi dan penentuan ketinggian wilayah. Aplikasi teknologi penginderaan jauh memberikan berbagai informasi vital terkait dengan pertanian, kehutanan, tata ruang, manajemen lahan, pemetaan laut, perikanan, pengamatan lingkungan, pendugaan mineral dan manajemen banjir serta bencana alam. Analisis yang dilakukan berdasarkan pada Integrasi data-data vital yang diperoleh dari antariksa dan data sosio-ekonomi menghasilkan strategi yang sangat penting bagi pengelolaan sumber daya alam, khususnya pada pengelolaan program ketahanan pangan dan penyediaan energi. Pada program ketahanan pangan data-data yang diperoleh tersebut bermanfaat pada pendugaan iklim dan cuaca, pendugaan luas panen, penentuan areal lahan pertanian, dan penentuan lokasi pencarian ikan.
Dalam upaya pencarian sumber-sumber baru energi dan mineral, teknologi dirgantara merupakan satu di antara berbagai teknologi yang digunakan. Penggunaan teknologi dirgantara yang paling sederhana yaitu pemotretan permukaan bumi dari udara dan yang mutakhir yaitu altimetri satelit dan interferometri sistem penentu posisi global (GPS) dapat digunakan untuk menentukan posisi dari pasukan serta mencari sumber-sumber baru energi dan mineral. Di samping itu, pencitraan permukaan bumi dengan berbagai teknologi penginderaan jauh menggunakan satelit merupakan peningkatan dari pemotretan udara yang sering terganggu oleh oleh awan. Hasil analisis citra tersebut digunakan untuk melakukan pemutahiran peta geologi atau keperluan penelitian untuk menemukan sumber-sumber baru energi dan mineral dan aspek-aspek lingkungan. Analisis pergerakan sesar-sesar aktif dengan menggunakan metoda interferometri satelit GPS juga dapat digunakan untuk meminimalisasi dampak seandainya terjadi gempa.
Selain kebutuhan aplikasi penginderaan jauh dalam pencarian sumber-sumber baru energi, aplikasi teknologi dirgantara lain yang memanfaatkan sumber energi terbaharukan seperti energi angin dan energi matahari juga perlu dikembangkan. Teknologi konversi energi angin dan energi matahari sebagai alternatif sumber energi yang mudah dan ramah lingkungan telah dikembangkan oleh banyak negara di dunia dalam mengantisipasi kekurangan energi dari sumber mineral. Sebagai negara dengan posisi di katulistiwa yang memiliki sumber energi angin tidak terbatas dan matahari yang bersinar sepanjang tahun, penelitian dan pengembangan sumber energi alternatif tersebut sangat layak dikembangkan. Penelitian dan pengembangan konversi energi angin bagi kebutuhan energi perahu-perahu nelayan pun telah dikembangkan LAPAN dan berhasil dengan baik sehingga diharapkan penggunaan energi angin dan matahari akan semakin meluas dan berkembang.
Berkaitan dengan posisi geografis, geostrategis dan geopolitis yang dimiliki oleh Indonesia maka kebutuhan akan perlindungan dan mempertahankan kepentingan terhadap bumi, laut dan ruang udara di atas Indonesia dalam lingkungan strategik global yang sangat dinamis mutlak dilakukan. Adanya Infiltrasi satelit asing terhadap pemantauan wilayah serta sumberdaya alam di Indonesia dan pencurian ikan senilai ratusan milyar rupiah per tahun oleh kapal-kapal asing karena kurangnya pemantauan adalah salah satu masalah penting yang harus dihadapi. Disamping itu, masalah air blank spot area di kawasan timur Indonesia yang menyebabkan mudah masuknya pesawat-pesawat asing ke dalam wilayah Indonesia, masalah di wilayah perbatasan dan potensi masalah hankam nasional lainnya tefah memberikan gambaran betapa pentingnya kebutuhan akan teknologi dirgantara. Oleh karena itu, aplikasi teknologi dirgantara seperti aplikasi satelit sebagai alat pemantauan baik terhadap kapal-kapal asing maupun terhadap wilayah perbatasan, pengembangan teknologi peroketan sebagai wahana peluncur satelit maupun untuk pengumpulan data cuaca, pengembangan iptek untuk optimalisasi manajemen sistem kedirgantaraan, pengembangan teknologi pesawat terbang berawak maupun tidak berawak baik amphibi maupun non amphibi bagi keperluan transportasi antar pulau (terutama wilayah perbatasan dan tempat terpencil), keperluan pertahanan, dan penggunaan teknologi radar sebagai peringatan dini harus mendapatkan perhatian dan prioritas utama.
Dalam penguasaan teknologi dirgantara tersebut perlu memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1.Pembinaan dan peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM);
2.Penyediaan/pemanfaatan fasilitas penunjang penguasaan teknologi dirgantara yang diperlukan (laboratorium, sistem pendidikan, fasilitas produksi dan perawatan, navigasi, komunikasi, testing area dll.);
3.Koordinasi dan komunikasi antar stakeholder yang efektif dan efisien;
4.Sumber dana (BUMN, swasta, kemitraan BUMN dan swasta).
KELEMAHAN BANGSA INDONESIA DALAM MEMANFAATKAN TEKNOLOGI DALAM KEDIRGANTARAAN
Dalam hal penguasaan teknologi pembuatan pesawat terbang, bangsa Indonesia dapat dikatakan telah berhasil mengurangi tingkat ketergantungan teknologi kedirgantaraan pada negara lain. Keberhasilan pembuatan pesawat terbang N-250, dan juga pesawat CN-212 dan CN-235 bersama CASA Spanyol, merupakan bukti nyata keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan penguasaan teknologi pembuatan pesawat terbang. Namun demikian, keberhasilan ini kurang diimbangi oleh keberhasilan dalam penguasaan teknologi pembuatan satelit, roket dan wahana antariksa lainnya. Bangsa Indonesia masih harus tergantung pada negara lain untuk penguasaan teknologi antariksa dan roket. Hal yang sama juga terjadi pada teknologi pembuatan sistem navigasi dan panduan terbang yang mutakhir. Untuk mencapai kemandirian bangsa dalam penguasaan dan pengembangan teknologi pembuatan satelit dan roket yang sekaligus akan mempertinggi daya saing bangsa dalam pengembangan teknologi kedirgantaraan, maka tingkat ketergantungan teknologi kedirgantaraan dengan negara asing harus semakin diminimalkan.
KESIMPULAN
Keberhasilan pengembangan teknologi kedirgantaraan yang mampu menunjang tercapainya tujuan nasional bangsa Indonesia maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.Pengaruh Globalisasi memungkinkan ketergantungan antar negara dalam semua aspek kehidupan akan semakin kuat.
2.Keberhasilan program penguasaan teknologi dirgantara nasional sangat ditentukan pula oleh peran pemerintah pada sisi pendanaan.
3.Dirgantara sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa lebih meningkatkan mutu dan kualitas kedirgantaraan bangsa Indonesia. Namiun hal ini masih terdapat kendala, yaitu bangsa Indonesia masih belum bisa sepenuhnya menguasai teknologi.
4. Teknologi dan Kehidupan Manusia
(Seri Ilmu Alamiah Dasar bag 5)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ialah ilmu yang membahas alam semesta dan segala isinya. Sedangkan teknologi IPA adalah suatu penerapan IPA untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Tekonologi dibagi menjadi:
1.teknologi maju;
2.teknologi adaptif/madya;
3.teknologi protektif.
Materi adalah apa saja yang mempunyai massa dan menempati ruang, sedangkan energi adalah suatu tenaga yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat lain. Energi terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya energi panas, energi cahaya, energi gerak, energi listrik, energi kimia, dan sebagainya.
Energi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Energi itu kekal adanya. Energi listrik sangat penting bagi kehidupan manusia dan dapat diambil melalui berbagai cara antara lain:
1.PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Prinsipnya adalah energi potensial dari air danau diubah menjadi energi kinetik seperti air terjun, kemudian diubah menjadi energi listrik melalui turbin yang menggerakkan generator.
2.PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga, Disel)
Prinsipnya, mesin disel menggerakkan generator listrik
3.PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Prinsipnya, reaksi nuklir menghasilkan energi panas. Energi panas ini diubah menjadi energi mekanik melalui penguapan air. Turbin uap berputar menggerakkan generator listrik.
Mesin-mesin hasil perkembangan teknologi misalnya:
1.Mesin bakar
Prinsipnya, bahan bakar dicampur udara yang dimampatkan dalam silinder, diledakkan dengan bunga api dari busi. Gerakan ini diteruskan oleh roda penerus yang sekaligus memutar mesin dan membuang bahan bakar yang telah terpakai kemudian memampatkan bahan bakar dan udara yang baru, kemudian diledakkan dan seterusnya.
2.Mesin disel
Prinsipnya hampir sama dengan mesin bakar, tetapi tanpa menggunakan percikan bunga api dari bahan bakar yang digunakan yaitu solar.
3.Jet
Prinsipnya, bahan bakar dicampur udara, dibakar dalam tabung pembakar. Gas panas yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan mesin dan seluruh tubuh pesawat. Mesin jet dapat menggunakan atau tanpa menggunakan turbin.
4.Roket
Prinsipnya hampir sama dengan jet, hanya di sini digunakan bahan bakar padat yang telah mengandung Oksigen, jadi tidak perlu dicampur udara.
5.Nuklir
Bahan ini dapat dimanfaatkan untuk sumber tenaga, kesehatan atau pengobatan, peningkatan daya guna tanaman pertanian, pengawetan bahan makanan, pengawetan kayu, peningkatan mutu tekstil, penelitian radiografi, hidrologi, dan penelitian pencemaran lingkungan.
Teknologi dan Kehidupan Manusia
Teknologi yang berkembang sangat cepat adalah sebagai berikut.
1.Teknologi informasi yang terdiri dari:
1.komputer, dapat digunakan sebagai mesin hitung, mesin tulis, pengganti ensiklopedia, perpustakaan, arsip suatu kantor, membuat aneka macam program baik untuk keperluan industri maupun pertambangan sampai urusan rumah tangga.
2.internet, adalah media komunikasi canggih yang dapat merambah ke seluruh penjuru dunia dengan cepat lewat komputer. Tampilan gambar dan pesan lebih cepat sampai ke tujuan dan dengan biaya yang relatif murah. Internet dapat digunakan untuk semua tujuan.
2.Teknologi komunikasi terdiri dari:
1.percetakan
2.telegrafi
3.telepon
4.radio yang mempunyai keunggulan berkomunikasi tanpa kawat
5.cinema
6.televisi
7.satelit komunikasi
Percetakan sebagai media komunikasi massa, telegrafi untuk berita jarak jauh dengan bahasa kode kemudian diterjemahkan, telepon untuk jarak dekat maupun jauh dengan bahasa lisan.
Keunggulan radio dapat berkomunikasi tanpa kawat. Cinema dapat mengkomunikasikan kesan-pesan secara utuh, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Televisi dapat mengomunikasikan pesan atau kesan yang lengkap seperti cinema, tetapi untuk jarak jauh tanpa kawat.
Satelit komunikasi dapat mempertinggi daya guna semua media yang telah disebut di atas dengan meningkatkan daya pancar ke seluruh dunia sehingga diharapkan dapat meningkatkan saling pengertian antarbangsa di dunia.
1. Bioteknologi
Bioteknologi adalah teknologi yang digunakan manusia dalam memanfaatkan organisme biologis, baik sistem dan prosesnya, untuk menghasilkan jasa ataupun barang bagi kepentingan kehidupan manusia.
Rekayasa genetika, adalah penyisipan informasi genetika ke dalam organisme, replikasi gen, pembelahan (duplikasi) sel dan DNA, mutagenesis (mutasi gen baik yang spontan maupun dengan induksi), DNA rekombinan dan pengklonan gen. Sedangkan bioetika merupakan regulasi yang mengatur penelitian bioteknologi
2. Nanoteknologi
Nanoteknologi memiliki pengertian yakni teknologi yang menggunakan satuan per miliar (10-9). Dengan teknologi ini dihasilkan produk yang kemampuannya luar biasa dalam ukuran yang kecil sehingga lebih aplikatif untuk diterapkan.
Dampak Teknologi bagi Kehidupan
Dampak teknologi IPA terhadap kelangsungan hidup manusia meliputi hampir semua aspek kehidupan, contohnya sandang, papan dan pangan. Teknologi IPA tidak hanya meningkatkan kualitas tetapi juga kuantitas sandang dan papan. Sementara untuk pangan, teknologi IPA dapat meningkatkan produksi dengan diciptakannya bibit unggul yang berumur singkat dengan produksi yang tinggi.
Terhadap sumber daya alam, kemajuan teknologi memberikan sumbangan dalam mencari alternatif lain, pengganti sumber energi yang semakin terbatas jumlahnya. Teknologi juga memberikan alternatif dalam mengelola dan memroses sumber daya alam sehingga dapat menurunkan kerusakan serta polusi yang ditimbulkan oleh proses produksi.
Teknologi IPA juga meningkatkan penggunaan zat radioaktif, misalnya penggunaan sinar X untuk rontgen, untuk menciptakan bibit unggul dengan teknik nuklir, dan lain-lainnya. Bahaya dari penggunaan zat radioaktif belum tertanggulangi secara total, sebab di samping teknologi perlu ditunjang juga dengan kesadaran bahwa manusia tak pernah luput dari alpa.
Di semua bidang industri, teknologi IPA memiliki peran yang sangat besar, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa banyak dampak negatif yang ditimbulkannya.
Pesatnya perkembangan teknologi IPA, dapat dilihat pengaruhnya pada transportasi dan komunikasi. Jarak yang sangat jauh sudah tidak lagi merupakan kendala, semua itu dapat dijangkau dalam waktu yang singkat.
Penggunaan teknologi IPA sangatlah tergantung pada niat manusia itu sendiri, sebab di samping sangat menguntungkan dan mempermudah kegiatan manusia, teknologi juga dapat merupakan malapetaka bila digunakan untuk maksud yang tidak baik.
IPA dan teknologi memiliki banyak dampak positif maupun negatif bagi kelangsungan kehidupan manusia. Beberapa dampak positifnya adalah meningkatkan kemakmuran, misalnya dengan teknologi modern dapat diperoleh bahan dasar untuk keperluan industri, mendapatkan bibit unggul, memanfaatkan hutan sesuai dengan jenis dan fungsinya, mempermudah menghitung, berkomunikasi, transportasi, dan sebagainya.
Dalam bidang kesehatan pun teknologi sudah sangat berperan dalam menyembuhkan, mengobati bahkan mencegah berkembangnya suatu penyakit. Sementara itu, dampak negatifnya dapat berupa penyempitan lapangan pekerjaan, merusak lingkungan, terutama untuk teknologi nuklir atau teknologi yang menggunakan zat radioaktif serta juga menimbulkan beberapa penyakit baru yang sulit diobati dan berbahaya.
5. Matematika Sebagai Bahasa Universal
Berpikir merupakan suatu proses yang terjadi di jarangan syaraf pada otak kita. Berpikir merupakan perubahan dalam agregat dari representasi diri. Berpikir merupakan ciri utama manusia yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir manusia mengembangkan berbagai cara untuk dapat mengubah keadaan alam guna kepentingan hidupnya. Berpikir dapat berragam orientasinya, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, misalnya penalaran tentang panasnya api, dinginnya es dan sebagainya. Sedangkan berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan pola dan sarana tertentu secara teratur. Yang terakhir ini penting kaitannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah yang baik perlu ditunjang dengan sarana berpikir ilmiah berupa bahasa, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan ntara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peran yang penting dalam berpikir deduktif ini, sedangkan statistika berperan penting dalam pola berpikir induktif. Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakikatnya adalah pengumpulan fakta untuk mendukung hipotesis yang kita ajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peran masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah tersebut. Dalam tulisan ini secara khusus dibahas mengenai matematika sebagai bahasa universal dan dalam konteksnya sebagai sarana berpikir ilmiah.
Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, – 2, …, dst, melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.
Kata “matematika” berasal dari kata mathemá dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga mathematikós yang diartikan sebagai “suka belajar”.
Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan ketiga pembagian umum bidang matematika: studi tentang struktur, ruang dan perubahan.
Ada pendapat terkenal yang memandang matematika sebagai pelayan dan sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sejak masa sebelum masehi, misalnya jaman Mesir kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika (aritmatika) sudah digunakan untuk membuat piramida, digunakan untuk menentukan waktu turun hujan, dsb. Sebagai raja, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak cabang matematika yang dulu biasa disebut matematika murni, dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai dan belajar matematika hanya sebagai hoby tanpa memperdulikan fungsi dan manfaatnya untuk ilmu-ilmu lain. Dengan perkembangan teknologi, banyak cabang-cabang matematika murni yang ternyata kemudian hari bisa diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.
Sebagai bahasa, matematika melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Di manakah letak semua konsep-konsep matematika, misalnya letak bilangan 1? Banyak para pakar matematika, misalnya para pakar Teori Model yang juga mendalami filosofi di balik konsep-konsep matematika bersepakat bahwa semua konsep-konsep matematika secara universal terdapat di dalam pikiran setiap manusia.
Jadi yang dipelajari dalam matematika adalah berbagai simbol dan ekspresi untuk mengkomunikasikannya. Misalnya orang Jawa secara lisan memberi simbol bilangan 3 dengan mengatakan “Telu”, sedangkan dalam bahasa Indonesia, bilangan tersebut disimbolkan melalui ucapan “Tiga”. Inilah sebabnya, banyak pakar mengkelompokkan matematika dalam kelompok bahasa, atau lebih umum lagi dalam kelompok (alat) komunikasi, bukan sains. Karena sifat-sifatnya itu dapat dikatakan bahwa matematika merupakan bahasa yang universal.
Dalam pandangan formalis, matematika adalah penelaahan struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; ada pula pandangan lain, misalnya yang dibahas dalam filosofi matematika.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikawan sering kali berasal dari ilmu pengetahuan alam, dan sangat umum di fisika, tetapi matematikawan juga mendefinisikan dan menyelidiki struktur internal dalam matematika itu sendiri, misalnya, untuk menggeneralisasikan teori bagi beberapa sub-bidang, atau alat membantu untuk perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikawan belajar bidang yang dilakukan mereka untuk sebab estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni daripada sebagai ilmu praktis atau terapan.
Matematika tingkat lanjut digunakan sebagai alat untuk mempelajari berbagai fenomena fisik yg kompleks, khususnya berbagai fenomena alam yang teramati, agar pola struktur, perubahan, ruang dan sifat-sifat fenomena bisa didekati atau dinyatakan dalam sebuah bentuk perumusan yg sistematis dan penuh dengan berbagai konvensi, simbol dan notasi. Hasil perumusan yang menggambarkan prilaku atau proses fenomena fisik tersebut biasa disebut model matematika dari fenomena.
Kembali ke uraian sebelumnya bahwa matematika sebagai sarana berpikir ilmiah yang menggunakan pola penalaran deduktif. Sarana berpikir ilmiah ini dalam proses pendidikan kita, merupakan bidang studi tersendiri. Artinya kita mempelajari sarana berpikir ilmiah ini seperti mempelajari berbagai cabang ilmu. Dalam hal nini kita harus memperhatikan dua hal. Pertama, sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui bahwa salah satu karakterisitk dari ilmu umpamanya adalah penggunaan berpikir deduktif dan induktif dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih tuntas dapat dikatakan bahwa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan metode ilmiah.
Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mepelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. Dalam hal ini sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan dalam mengembangkan materi pengetahuannya berdsaarkan metode ilmiah. Atau sederhananya, sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jelaslah mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode yang tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu tersendiri.
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
A.Manusia
Manusia adalah mahluk yang lemah di bandingkan mahluk lain . Namun dengan akal budinya serta kemauan yang kuat manusia dapat mengembangkan kemampuan dan tekhnologi . Dan dengan ilmu pengetahuan manusia bisa hidup lebih baik lagi . manusia adalah sebaik-baiknya mahluk yang telah di ciptakan tuhan . Patutnya syukurilah nikmat yang diberikan oleh Tuhan yang maha esa karena dengan nikmatnya kita diberikan akal untuk berfikir , membedakan yang baik dan buruk juga dapat memperoleh ilmu pengetahuan .
Sifat manusia selalu tidak pernah puas , maka ketersediaan sumber daya yang terbatas tidak bersesuaian dengan keinginan manusia yang tidak terbatas . Manusia pun mempunyai keinginan rasa ingin tahu terhadap rahasia alam , selalu mencoba mencari jawaban dengan pengamatan dan penggunaan pengalaman . Pengetahuan baru dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan disebut mitos.
B.Mitos
Pengetahuan baru dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan disebut mitos . Cerita – cerita pada mitos disebut legenda . Kebenaran mitos masih bersifat simpang siur karena tidak ada bukti yang otentik dan disebarkan melalui cerita dari mulut ke mulut (lisan) . Mitos dapat diterima karena keterbatasan pengindraan , penalaran , dan hasrat ingin tahu yang harus di penuhi. Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babiloniasetengahnyamerupakan dugaan,imajinasi,kepercayaan ,atau mitos. Pengetahuan ini disebut pseudo science (sains palsu). Ini adalah ilmu pengetahuan yang masih diragukan kebenarannya.
C.Lahirnya Ilmu Alamiah
Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan dimana tanggapan itu menjadi sebuah pengalaman . Pengalaman merupakan salah satunya alasan terbentuknya pengetahuan yakni kumpulan fakta-fakta yang pernah terjadi.
D.Keterbatasan Ilmu Alamiah
Bidang ilmu alamiah yang menentukan ilmu alamiah adalah metode ilmiah . Tujuan ilmu alamiah adalah membentuk dan menggunakan teori. Ilmu alamiah tidak menentukan moral atau nilai suatu keputusan. Manusialah yang menilai apakah ilmu yang dipakainya baik atau buruk.
E.Pembagian Ilmu Pengetahuan
•Ilmu pengetahuan sosial
Yakni ilmu pengetahuan yang membahas hubungan antara manusia sebagai mahluk sosial . Bagaiman huhubungan antar balik manusia dengan manusia lainnya atau mahluk lain. Yang terbagi atas: Psikologi , Pendidikan , Antropologi , Etnologi, Sejarah, Ekonomi, dan sosiologi.
•Ilmu Pengetahuan Alam
Yakni ilmu yang membahas tentang alam semesta , jagat raya dan seluruh isinya . Tentang penciptaan nya dan teori-teori pengetahuan yang bersifat ilmiah . Yang terbagi atas:
Fisika, Kimia, dan Biologi .
•Ilmu pengetahuan bumi dan antariksa
Yakni ilmu yang membahas tentang bumi dan isinya serta antariksa yaitu ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Yang terbagi atas: Geologi dan Astronomi.
2. IAD (Ilmu Alamiah Dasar)
“DAMPAK DARI FENOMENA GANGGUAN ALAM (INFECT OF POLUTION)”
A.Internasional
-Global Warming (Pemanasan Global)
1.Mencairnya Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan
Pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton! Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya!
Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Tetapi data es tahunan yang tercatat hingga tahun 2007 membuat mereka berpikir ulang mengenai model prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh.
Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 1.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
2.Meningkatnya Level Permukaan Laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut (grafik di samping menunjukkan hasil pengukuran level permukaan air laut selama beberapa tahun terakhir). Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter! Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.
3.Perubahan Iklim/Cuaca yang Semakin Ekstrim
NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat.
Tanpa diperkuat oleh pernyataan NASA di atas-pun kita sudah dapat melihat efeknya pada lingkungan di sekitar kita. Anda tentu menyadari betapa panasnya suhu disekitar Anda belakangan ini. Kita juga dapat melihat betapa tidak dapat di prediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Kita juga dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita semakin sering dilanda badai-badai yang mengganggu jalannya pelayaran dan pengangkutan baik via laut maupun udara.
Bila fenomena dalam negeri masih belum cukup bagi kita, Kita juga dapat mencermati berita-berita internasional mengenai bencana alam. Badai topan di Jepang dan Amerika Serikat terus memecahkan rekor baru dari tahun ke tahun.Kita dapat mencermati informasi-informasi ini melalui media masa maupun internet. Tidak ada satu benua pun di dunia ini yang luput dari perubahan iklim yang ekstrim ini.
B.Nasional
-Banjir Bandang
Masih hangat dalam ingatan kita. Banjir bandang yang melanda berbagai wilayah Jakarta mengundang kemarahan dan kritik terhadap pemerintah pusat dan DKI Jakarta. Lebih dari 20 persen wilayah Ibukota terendam air awal tahun ini. Ratusan ribu penduduk terpaksa mengungsi hingga berhari-hari.
Tidak hanya Jakarta yang dilanda banjir tetapi banyak lokasi di Indonesia terendam banjir. Akibat banjir ini sejumlah tokoh pun menanggapi bahwa penyebab banjir di DKI Jakarta karena kesalahan kebijakan lokal, tentang penataan tata ruang di DKI Jakarta dan sekitarnya, yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan.
Penyebab kedua adalah adanya fenomena global. Ini memang juga terkait dengan Global warming, terjadinya perubahan iklim. Atau terjadinya fenomena kekeringan yang luar biasa selain fenomena kebasahan yang digambarkan dengan La Nina (hujan terus- menerus).
C.Lokal
-Peristiwa Minamata
Hingga April 30 April 1997, jumlah penduduk Propinsi Kumamoto dan Kagoshima yang menyatakan diri sebagai korban Minamata disease berjumlah lebih dari 17.000 orang, sebanyak 2264 diantaranya telah diakui oleh Pemerintah dan 1408 diantaranya telah meninggal sebelum 31 Oktober 2000.
Penyakit Minamata terjadi akibat banyak mengkonsumsi ikan dan kerang dari Teluk Minamata yang tercemar metil merkuri. Penyakit Minamata bukanlah penyakit yang menular atau menurun secara genetis. Penyakit ini ditemukan pertama kali di kota Kumamoto pada tahun 1956 dan pada tahun 1968 pemerintah Jepang menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh pencemaran pabrik Chisso Co., Ltd.
Metil merkuri yang masuk ke tubuh manusia akan menyerang sistem saraf pusat. Gejala awal antara lain kaki dan tangan menjadi gemetar dan lemah, kelelahan, telinga berdengung, kemampuan penglihatan melemah, kehilangan pendengaran, bicara cadel dan gerakan menjadi tidak terkendali. Beberapa penderita berat penyakit Minamata menjadi gila, tidak sadarkan diri dan meninggal setelah sebulan menderita penyakit ini.
Penderita kronis penyakit ini mengalami gejala seperti sakit kepala, sering kelelahan, kehilangan indera perasa dan penciuman, dan menjadi pelupa. Meskipun gejala ini tidak terlihat jelas tetapi sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Yang lebih parah adalah penderita congenital yaitu bayi yang lahir cacat karena menyerap metil merkuri dalam rahim ibunya yang banyak mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi metil merkuri. Ibu yang mengandung tidak terserang penyakit Minamata karena metil merkuri yang masuk ke tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap oleh janin dalam kandungannya. Panyakit Minamata tidak dapat diobati, sehingga perawatan bagi penderita hanya untuk mengurangi gejala dan terapi rehabilitasi fisik. Disamping dampak kerusakan fisik, penderita Minamata juga mengalami diskriminasi sosial dari masyarakat seperti dikucilkan, dilarang pergi tempat umum dan sukar mendapatkan pasangan hidup.
Hingga April 30 April 1997, jumlah penduduk Propinsi Kumamoto dan Kagoshima yang menyatakan diri sebagai korban Minamata disease berjumlah lebih dari 17.000 orang, sebanyak 2264 diantaranya telah diakui oleh Pemerintah dan 1408 diantaranya telah meninggal sebelum 31 Oktober 2000. Disamping itu 10.353 yang telah resmi dinyatakan sebagai penderita/korban Minamata menerima ganti rugi sebagai kompensasi. Sehingga jumlah penderita penyakit Minamata akibat keracunan merkuri dilaporkan sekitar 12.617 orang. Akan tetapi jumlah sesungguhnya masih belum diketahui secara pasti karena ada sebagian korban yang telah meninggal dunia sebelum dikeluarkannya pernyataan resmi oleh pemerintah dan terdapat pula sebagian korban yang enggan melapor karena malu. Penyakit ini tidak hanya terjadi di Minamata. Tahun 1965 penyakit Minamata menyerang warga yang tinggal di sepanjang Sungai Agano di Kota Niigata akibat pembuangan limbah merkuri oleh Showa Denko. Penyakit ini dikhabarkan juga terjadi di China dan Kanada. Sungai dan danau di Amazon dan Tanzania juga tercemar merkuri dan menimbulkan masalah kesehatan yang mengkhawatirkan.
3. PERAN DAN DAMPAK ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM BIDANG DIRGANTARA
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat pada era globalisasi, telah menyebabkan ketergantungan terhadap fungsi dan peran dirgantara semakin tinggi. Semua negara sudah merasakan dampak dari globalisasi tersebut. Globalisasi telah menyebar keseluruh dunia dengan hasil teknologi yang telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia dan menimbulkan perubahan yang sangat mendasar dalam tatanan hubungan antar bangsa ini yang lebih banyak dikendalikan oleh negara-negara maju, serta hubungan kerja sama yang terus meningkat terasa kurang seimbang.
Indonesia tentunya tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi ini, bahkan harus dapat berperan untuk mengamankan kepentingan nasional. Peran tersebut antara lain akan diwujudkan melalui upaya pembangunan kedirgantaraan. Pembangunan kedirgantaraan ditujukan pada perjuangan memperoleh pengakuan internasional atas hak penggunaan wilayah dirgantara nasional dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan produk dan jasa kedirgantaraan.
KEBUTUHAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DIRGANTARA
Kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi modern seperti listrik, teknologi nuklir, bioteknologi, komputer, radio telekomunikasi dan teknologi antariksa merupakan kemajuan yang dihasilkan dalam abad ini. Kemajuan dalam bidang teknologi dirgantara telah mendorong kemajuan di berbagai bidang seperti telekomunikasi, pendidikan, pertanian, kehutanan, pertambangan dan energi, pertumbuhan industri, manajemen sumber daya alam, kesehatan, lingkungan dan sebagainya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan meningkatkan kemandirian serta daya saing bangsa sehingga akan berdampak pada kuatnya ketahanan nasional dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis.
Indonesia telah cukup lama memperoleh manfaat yang besar dari aplikasi teknologi dirgantara seperti transportasi udara, telekomunikasi, penginderaan jauh, observasi bumi dan lingkungan, navigasi, geodesi dan sebagainya. Terkait dengan permasalahan tersebut, teknologi dirgantara telah memberikan banyak manfaat yang salah satunya adalah pemanfaatan teknologi satelit untuk penginderaan jauh (remote sensing). Teknologi penginderaan jauh tersebut memberikan berbagai informasi vital terkait dengan pertanian, kehutanan, manajemen lahan, pemetaan laut, perikanan, pengamatan lingkungan, pendugaan mineral dan manajemen banjir dan bencana alam. Integrasi dari data-data vital yang diperoleh dari antariksa tersebut dengan data sosio-ekonomi menghasilkan strategi bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia secara terintegrasi pada semua aspek kehidupan.
PEMANFAATAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DIRGANTARA
Dalam pemanfaatan keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia aplikasi teknologi dirgantara memainkan peran yang sangat besar. Menyadari kebutuhan aplikasi teknologi dirgantara tersebut, Indonesia telah cukup lama menggunakan dan memanfaatkannya bagi pembangunan bangsa seperti transportasi udara, telekomunikasi, penginderaan jauh, observasi bumi dan lingkungan, navigasi, dan geodesi. Adanya transportasi udara antar wilayah di Indonesia telah memudahkan hubungan antar penduduk dan memacu kegiatan ekonomi antar wilayah dengan cepat. Bahkan menyadari akan kebutuhan akan modal transportasi udara yang begitu efektif dan cepat menjangkau daerah-daerah, Indonesia pun telah mendirikan industri pesawat terbang yang menjadi salah satu kebanggaan nasional. Selain itu sebagai negara berkembang pertama di dunia yang menggunakan satelit komunikasi domestik, aplikasi teknologi tersebut memberikan manfaat yang sangat besar pada komunikasi antar wilayah Indonesia, penyebarluasan informasi, peningkatan kegiatan ekonomi dan menjadi perekat wilayah Indonesia. Dengan adanya otonomi daerah saat ini maka diharapkan penggunaan telekomunikasi di daerah terpencil pun akan semakin meningkat.
Di samping itu, aplikasi teknologi navigasi satelit memberikan manfaat sistem pemanduan berbagai modus transportasi, akurasi posisi dan penentuan ketinggian wilayah. Aplikasi teknologi penginderaan jauh memberikan berbagai informasi vital terkait dengan pertanian, kehutanan, tata ruang, manajemen lahan, pemetaan laut, perikanan, pengamatan lingkungan, pendugaan mineral dan manajemen banjir serta bencana alam. Analisis yang dilakukan berdasarkan pada Integrasi data-data vital yang diperoleh dari antariksa dan data sosio-ekonomi menghasilkan strategi yang sangat penting bagi pengelolaan sumber daya alam, khususnya pada pengelolaan program ketahanan pangan dan penyediaan energi. Pada program ketahanan pangan data-data yang diperoleh tersebut bermanfaat pada pendugaan iklim dan cuaca, pendugaan luas panen, penentuan areal lahan pertanian, dan penentuan lokasi pencarian ikan.
Dalam upaya pencarian sumber-sumber baru energi dan mineral, teknologi dirgantara merupakan satu di antara berbagai teknologi yang digunakan. Penggunaan teknologi dirgantara yang paling sederhana yaitu pemotretan permukaan bumi dari udara dan yang mutakhir yaitu altimetri satelit dan interferometri sistem penentu posisi global (GPS) dapat digunakan untuk menentukan posisi dari pasukan serta mencari sumber-sumber baru energi dan mineral. Di samping itu, pencitraan permukaan bumi dengan berbagai teknologi penginderaan jauh menggunakan satelit merupakan peningkatan dari pemotretan udara yang sering terganggu oleh oleh awan. Hasil analisis citra tersebut digunakan untuk melakukan pemutahiran peta geologi atau keperluan penelitian untuk menemukan sumber-sumber baru energi dan mineral dan aspek-aspek lingkungan. Analisis pergerakan sesar-sesar aktif dengan menggunakan metoda interferometri satelit GPS juga dapat digunakan untuk meminimalisasi dampak seandainya terjadi gempa.
Selain kebutuhan aplikasi penginderaan jauh dalam pencarian sumber-sumber baru energi, aplikasi teknologi dirgantara lain yang memanfaatkan sumber energi terbaharukan seperti energi angin dan energi matahari juga perlu dikembangkan. Teknologi konversi energi angin dan energi matahari sebagai alternatif sumber energi yang mudah dan ramah lingkungan telah dikembangkan oleh banyak negara di dunia dalam mengantisipasi kekurangan energi dari sumber mineral. Sebagai negara dengan posisi di katulistiwa yang memiliki sumber energi angin tidak terbatas dan matahari yang bersinar sepanjang tahun, penelitian dan pengembangan sumber energi alternatif tersebut sangat layak dikembangkan. Penelitian dan pengembangan konversi energi angin bagi kebutuhan energi perahu-perahu nelayan pun telah dikembangkan LAPAN dan berhasil dengan baik sehingga diharapkan penggunaan energi angin dan matahari akan semakin meluas dan berkembang.
Berkaitan dengan posisi geografis, geostrategis dan geopolitis yang dimiliki oleh Indonesia maka kebutuhan akan perlindungan dan mempertahankan kepentingan terhadap bumi, laut dan ruang udara di atas Indonesia dalam lingkungan strategik global yang sangat dinamis mutlak dilakukan. Adanya Infiltrasi satelit asing terhadap pemantauan wilayah serta sumberdaya alam di Indonesia dan pencurian ikan senilai ratusan milyar rupiah per tahun oleh kapal-kapal asing karena kurangnya pemantauan adalah salah satu masalah penting yang harus dihadapi. Disamping itu, masalah air blank spot area di kawasan timur Indonesia yang menyebabkan mudah masuknya pesawat-pesawat asing ke dalam wilayah Indonesia, masalah di wilayah perbatasan dan potensi masalah hankam nasional lainnya tefah memberikan gambaran betapa pentingnya kebutuhan akan teknologi dirgantara. Oleh karena itu, aplikasi teknologi dirgantara seperti aplikasi satelit sebagai alat pemantauan baik terhadap kapal-kapal asing maupun terhadap wilayah perbatasan, pengembangan teknologi peroketan sebagai wahana peluncur satelit maupun untuk pengumpulan data cuaca, pengembangan iptek untuk optimalisasi manajemen sistem kedirgantaraan, pengembangan teknologi pesawat terbang berawak maupun tidak berawak baik amphibi maupun non amphibi bagi keperluan transportasi antar pulau (terutama wilayah perbatasan dan tempat terpencil), keperluan pertahanan, dan penggunaan teknologi radar sebagai peringatan dini harus mendapatkan perhatian dan prioritas utama.
Dalam penguasaan teknologi dirgantara tersebut perlu memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1.Pembinaan dan peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM);
2.Penyediaan/pemanfaatan fasilitas penunjang penguasaan teknologi dirgantara yang diperlukan (laboratorium, sistem pendidikan, fasilitas produksi dan perawatan, navigasi, komunikasi, testing area dll.);
3.Koordinasi dan komunikasi antar stakeholder yang efektif dan efisien;
4.Sumber dana (BUMN, swasta, kemitraan BUMN dan swasta).
KELEMAHAN BANGSA INDONESIA DALAM MEMANFAATKAN TEKNOLOGI DALAM KEDIRGANTARAAN
Dalam hal penguasaan teknologi pembuatan pesawat terbang, bangsa Indonesia dapat dikatakan telah berhasil mengurangi tingkat ketergantungan teknologi kedirgantaraan pada negara lain. Keberhasilan pembuatan pesawat terbang N-250, dan juga pesawat CN-212 dan CN-235 bersama CASA Spanyol, merupakan bukti nyata keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan penguasaan teknologi pembuatan pesawat terbang. Namun demikian, keberhasilan ini kurang diimbangi oleh keberhasilan dalam penguasaan teknologi pembuatan satelit, roket dan wahana antariksa lainnya. Bangsa Indonesia masih harus tergantung pada negara lain untuk penguasaan teknologi antariksa dan roket. Hal yang sama juga terjadi pada teknologi pembuatan sistem navigasi dan panduan terbang yang mutakhir. Untuk mencapai kemandirian bangsa dalam penguasaan dan pengembangan teknologi pembuatan satelit dan roket yang sekaligus akan mempertinggi daya saing bangsa dalam pengembangan teknologi kedirgantaraan, maka tingkat ketergantungan teknologi kedirgantaraan dengan negara asing harus semakin diminimalkan.
KESIMPULAN
Keberhasilan pengembangan teknologi kedirgantaraan yang mampu menunjang tercapainya tujuan nasional bangsa Indonesia maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.Pengaruh Globalisasi memungkinkan ketergantungan antar negara dalam semua aspek kehidupan akan semakin kuat.
2.Keberhasilan program penguasaan teknologi dirgantara nasional sangat ditentukan pula oleh peran pemerintah pada sisi pendanaan.
3.Dirgantara sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa lebih meningkatkan mutu dan kualitas kedirgantaraan bangsa Indonesia. Namiun hal ini masih terdapat kendala, yaitu bangsa Indonesia masih belum bisa sepenuhnya menguasai teknologi.
4. Teknologi dan Kehidupan Manusia
(Seri Ilmu Alamiah Dasar bag 5)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ialah ilmu yang membahas alam semesta dan segala isinya. Sedangkan teknologi IPA adalah suatu penerapan IPA untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Tekonologi dibagi menjadi:
1.teknologi maju;
2.teknologi adaptif/madya;
3.teknologi protektif.
Materi adalah apa saja yang mempunyai massa dan menempati ruang, sedangkan energi adalah suatu tenaga yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat lain. Energi terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya energi panas, energi cahaya, energi gerak, energi listrik, energi kimia, dan sebagainya.
Energi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Energi itu kekal adanya. Energi listrik sangat penting bagi kehidupan manusia dan dapat diambil melalui berbagai cara antara lain:
1.PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Prinsipnya adalah energi potensial dari air danau diubah menjadi energi kinetik seperti air terjun, kemudian diubah menjadi energi listrik melalui turbin yang menggerakkan generator.
2.PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga, Disel)
Prinsipnya, mesin disel menggerakkan generator listrik
3.PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Prinsipnya, reaksi nuklir menghasilkan energi panas. Energi panas ini diubah menjadi energi mekanik melalui penguapan air. Turbin uap berputar menggerakkan generator listrik.
Mesin-mesin hasil perkembangan teknologi misalnya:
1.Mesin bakar
Prinsipnya, bahan bakar dicampur udara yang dimampatkan dalam silinder, diledakkan dengan bunga api dari busi. Gerakan ini diteruskan oleh roda penerus yang sekaligus memutar mesin dan membuang bahan bakar yang telah terpakai kemudian memampatkan bahan bakar dan udara yang baru, kemudian diledakkan dan seterusnya.
2.Mesin disel
Prinsipnya hampir sama dengan mesin bakar, tetapi tanpa menggunakan percikan bunga api dari bahan bakar yang digunakan yaitu solar.
3.Jet
Prinsipnya, bahan bakar dicampur udara, dibakar dalam tabung pembakar. Gas panas yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan mesin dan seluruh tubuh pesawat. Mesin jet dapat menggunakan atau tanpa menggunakan turbin.
4.Roket
Prinsipnya hampir sama dengan jet, hanya di sini digunakan bahan bakar padat yang telah mengandung Oksigen, jadi tidak perlu dicampur udara.
5.Nuklir
Bahan ini dapat dimanfaatkan untuk sumber tenaga, kesehatan atau pengobatan, peningkatan daya guna tanaman pertanian, pengawetan bahan makanan, pengawetan kayu, peningkatan mutu tekstil, penelitian radiografi, hidrologi, dan penelitian pencemaran lingkungan.
Teknologi dan Kehidupan Manusia
Teknologi yang berkembang sangat cepat adalah sebagai berikut.
1.Teknologi informasi yang terdiri dari:
1.komputer, dapat digunakan sebagai mesin hitung, mesin tulis, pengganti ensiklopedia, perpustakaan, arsip suatu kantor, membuat aneka macam program baik untuk keperluan industri maupun pertambangan sampai urusan rumah tangga.
2.internet, adalah media komunikasi canggih yang dapat merambah ke seluruh penjuru dunia dengan cepat lewat komputer. Tampilan gambar dan pesan lebih cepat sampai ke tujuan dan dengan biaya yang relatif murah. Internet dapat digunakan untuk semua tujuan.
2.Teknologi komunikasi terdiri dari:
1.percetakan
2.telegrafi
3.telepon
4.radio yang mempunyai keunggulan berkomunikasi tanpa kawat
5.cinema
6.televisi
7.satelit komunikasi
Percetakan sebagai media komunikasi massa, telegrafi untuk berita jarak jauh dengan bahasa kode kemudian diterjemahkan, telepon untuk jarak dekat maupun jauh dengan bahasa lisan.
Keunggulan radio dapat berkomunikasi tanpa kawat. Cinema dapat mengkomunikasikan kesan-pesan secara utuh, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Televisi dapat mengomunikasikan pesan atau kesan yang lengkap seperti cinema, tetapi untuk jarak jauh tanpa kawat.
Satelit komunikasi dapat mempertinggi daya guna semua media yang telah disebut di atas dengan meningkatkan daya pancar ke seluruh dunia sehingga diharapkan dapat meningkatkan saling pengertian antarbangsa di dunia.
1. Bioteknologi
Bioteknologi adalah teknologi yang digunakan manusia dalam memanfaatkan organisme biologis, baik sistem dan prosesnya, untuk menghasilkan jasa ataupun barang bagi kepentingan kehidupan manusia.
Rekayasa genetika, adalah penyisipan informasi genetika ke dalam organisme, replikasi gen, pembelahan (duplikasi) sel dan DNA, mutagenesis (mutasi gen baik yang spontan maupun dengan induksi), DNA rekombinan dan pengklonan gen. Sedangkan bioetika merupakan regulasi yang mengatur penelitian bioteknologi
2. Nanoteknologi
Nanoteknologi memiliki pengertian yakni teknologi yang menggunakan satuan per miliar (10-9). Dengan teknologi ini dihasilkan produk yang kemampuannya luar biasa dalam ukuran yang kecil sehingga lebih aplikatif untuk diterapkan.
Dampak Teknologi bagi Kehidupan
Dampak teknologi IPA terhadap kelangsungan hidup manusia meliputi hampir semua aspek kehidupan, contohnya sandang, papan dan pangan. Teknologi IPA tidak hanya meningkatkan kualitas tetapi juga kuantitas sandang dan papan. Sementara untuk pangan, teknologi IPA dapat meningkatkan produksi dengan diciptakannya bibit unggul yang berumur singkat dengan produksi yang tinggi.
Terhadap sumber daya alam, kemajuan teknologi memberikan sumbangan dalam mencari alternatif lain, pengganti sumber energi yang semakin terbatas jumlahnya. Teknologi juga memberikan alternatif dalam mengelola dan memroses sumber daya alam sehingga dapat menurunkan kerusakan serta polusi yang ditimbulkan oleh proses produksi.
Teknologi IPA juga meningkatkan penggunaan zat radioaktif, misalnya penggunaan sinar X untuk rontgen, untuk menciptakan bibit unggul dengan teknik nuklir, dan lain-lainnya. Bahaya dari penggunaan zat radioaktif belum tertanggulangi secara total, sebab di samping teknologi perlu ditunjang juga dengan kesadaran bahwa manusia tak pernah luput dari alpa.
Di semua bidang industri, teknologi IPA memiliki peran yang sangat besar, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa banyak dampak negatif yang ditimbulkannya.
Pesatnya perkembangan teknologi IPA, dapat dilihat pengaruhnya pada transportasi dan komunikasi. Jarak yang sangat jauh sudah tidak lagi merupakan kendala, semua itu dapat dijangkau dalam waktu yang singkat.
Penggunaan teknologi IPA sangatlah tergantung pada niat manusia itu sendiri, sebab di samping sangat menguntungkan dan mempermudah kegiatan manusia, teknologi juga dapat merupakan malapetaka bila digunakan untuk maksud yang tidak baik.
IPA dan teknologi memiliki banyak dampak positif maupun negatif bagi kelangsungan kehidupan manusia. Beberapa dampak positifnya adalah meningkatkan kemakmuran, misalnya dengan teknologi modern dapat diperoleh bahan dasar untuk keperluan industri, mendapatkan bibit unggul, memanfaatkan hutan sesuai dengan jenis dan fungsinya, mempermudah menghitung, berkomunikasi, transportasi, dan sebagainya.
Dalam bidang kesehatan pun teknologi sudah sangat berperan dalam menyembuhkan, mengobati bahkan mencegah berkembangnya suatu penyakit. Sementara itu, dampak negatifnya dapat berupa penyempitan lapangan pekerjaan, merusak lingkungan, terutama untuk teknologi nuklir atau teknologi yang menggunakan zat radioaktif serta juga menimbulkan beberapa penyakit baru yang sulit diobati dan berbahaya.
5. Matematika Sebagai Bahasa Universal
Berpikir merupakan suatu proses yang terjadi di jarangan syaraf pada otak kita. Berpikir merupakan perubahan dalam agregat dari representasi diri. Berpikir merupakan ciri utama manusia yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir manusia mengembangkan berbagai cara untuk dapat mengubah keadaan alam guna kepentingan hidupnya. Berpikir dapat berragam orientasinya, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, misalnya penalaran tentang panasnya api, dinginnya es dan sebagainya. Sedangkan berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan pola dan sarana tertentu secara teratur. Yang terakhir ini penting kaitannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah yang baik perlu ditunjang dengan sarana berpikir ilmiah berupa bahasa, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan ntara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peran yang penting dalam berpikir deduktif ini, sedangkan statistika berperan penting dalam pola berpikir induktif. Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakikatnya adalah pengumpulan fakta untuk mendukung hipotesis yang kita ajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peran masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah tersebut. Dalam tulisan ini secara khusus dibahas mengenai matematika sebagai bahasa universal dan dalam konteksnya sebagai sarana berpikir ilmiah.
Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, – 2, …, dst, melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.
Kata “matematika” berasal dari kata mathemá dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga mathematikós yang diartikan sebagai “suka belajar”.
Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan ketiga pembagian umum bidang matematika: studi tentang struktur, ruang dan perubahan.
Ada pendapat terkenal yang memandang matematika sebagai pelayan dan sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sejak masa sebelum masehi, misalnya jaman Mesir kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika (aritmatika) sudah digunakan untuk membuat piramida, digunakan untuk menentukan waktu turun hujan, dsb. Sebagai raja, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak cabang matematika yang dulu biasa disebut matematika murni, dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai dan belajar matematika hanya sebagai hoby tanpa memperdulikan fungsi dan manfaatnya untuk ilmu-ilmu lain. Dengan perkembangan teknologi, banyak cabang-cabang matematika murni yang ternyata kemudian hari bisa diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.
Sebagai bahasa, matematika melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Di manakah letak semua konsep-konsep matematika, misalnya letak bilangan 1? Banyak para pakar matematika, misalnya para pakar Teori Model yang juga mendalami filosofi di balik konsep-konsep matematika bersepakat bahwa semua konsep-konsep matematika secara universal terdapat di dalam pikiran setiap manusia.
Jadi yang dipelajari dalam matematika adalah berbagai simbol dan ekspresi untuk mengkomunikasikannya. Misalnya orang Jawa secara lisan memberi simbol bilangan 3 dengan mengatakan “Telu”, sedangkan dalam bahasa Indonesia, bilangan tersebut disimbolkan melalui ucapan “Tiga”. Inilah sebabnya, banyak pakar mengkelompokkan matematika dalam kelompok bahasa, atau lebih umum lagi dalam kelompok (alat) komunikasi, bukan sains. Karena sifat-sifatnya itu dapat dikatakan bahwa matematika merupakan bahasa yang universal.
Dalam pandangan formalis, matematika adalah penelaahan struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; ada pula pandangan lain, misalnya yang dibahas dalam filosofi matematika.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikawan sering kali berasal dari ilmu pengetahuan alam, dan sangat umum di fisika, tetapi matematikawan juga mendefinisikan dan menyelidiki struktur internal dalam matematika itu sendiri, misalnya, untuk menggeneralisasikan teori bagi beberapa sub-bidang, atau alat membantu untuk perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikawan belajar bidang yang dilakukan mereka untuk sebab estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni daripada sebagai ilmu praktis atau terapan.
Matematika tingkat lanjut digunakan sebagai alat untuk mempelajari berbagai fenomena fisik yg kompleks, khususnya berbagai fenomena alam yang teramati, agar pola struktur, perubahan, ruang dan sifat-sifat fenomena bisa didekati atau dinyatakan dalam sebuah bentuk perumusan yg sistematis dan penuh dengan berbagai konvensi, simbol dan notasi. Hasil perumusan yang menggambarkan prilaku atau proses fenomena fisik tersebut biasa disebut model matematika dari fenomena.
Kembali ke uraian sebelumnya bahwa matematika sebagai sarana berpikir ilmiah yang menggunakan pola penalaran deduktif. Sarana berpikir ilmiah ini dalam proses pendidikan kita, merupakan bidang studi tersendiri. Artinya kita mempelajari sarana berpikir ilmiah ini seperti mempelajari berbagai cabang ilmu. Dalam hal nini kita harus memperhatikan dua hal. Pertama, sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui bahwa salah satu karakterisitk dari ilmu umpamanya adalah penggunaan berpikir deduktif dan induktif dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih tuntas dapat dikatakan bahwa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan metode ilmiah.
Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mepelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. Dalam hal ini sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan dalam mengembangkan materi pengetahuannya berdsaarkan metode ilmiah. Atau sederhananya, sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jelaslah mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode yang tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu tersendiri.
Rabu, 23 Februari 2011
MATEMATIKA & IAD / Dwi Putri O. (1PA04)
Peristiwa Alam di Indonesia
A. Peristiwa Alam di Indonesia
Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul disebabkan oleh alam,tetapi ada juga gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
1. Macam-macam Gejala Alam yang Terjadi di Indonesia
a. Gunung Meletus
Di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Perlu kalian ketahui bahwa hanya gunung berapi yang masih aktif yang dapat meletus. Mengapa gunung berapi dapat meletus? Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung, Gunung Merapi, dan lain-lain.
b. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan bumi yang berasal dari bawah permukaan bumi. Faktor pemicu terjadinya gempa adalah pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan gunung yang dahsyat. Gempa bumi datangnya tidak mampu diprediksi sebelumnya. Kejadiannya begitu cepat dengan dampak yang begitu hebatnya. Akibat yang ditimbulkannya pun sangat luar biasa karena mencakup wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke luar batas negara. Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang kuat sehingga korban nyawa tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi:
1) Gempa bumi tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi.
2) Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung api.
3) Gempa tanah runtuh, yaitu gempa yang disebabkan karena runtuhnya tanah.
Pada pertengahan tahun 2006 terjadi gempa bumi yang hebat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa ini kekuatannya mencapai 5,9 skala richter. Kejadian tersebut menelan banyak korban jiwa karena tertimpa reruntuhan bangunan. Penduduk mengungsi ke tempat yang aman seperti di tanah lapang atau jalan-jalan besar. Mereka mendirikan tenda-tenda darurat sebagai tempat tinggal sementara.
c. Tsunami
Jika gempa bumi terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka dapat mengakibatkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Pada tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara terjadi gempa bumi berskala 8,9 skala richter di dasar laut yang mengakibatkan gelombang tsunami yang paling dahsyat dan merupakan bencana alam internasional. Kurang lebih 120.000 orang meninggal dunia dan hilang. Tahun 2006 tepatnya pada tanggal 16 Maret, Indonesia dilanda tsunami lagi tepatnya di daerah sekitar Pantai Pangandaran. Pada saat itu terjadi gempa bumi di dasar laut dengan kekuatan gempa sekitar 6,8 skala richter.
d. Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas, hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti. Banjir
merupakan gejala alam yang sering melanda wilayah Indonesia. Peristiwa banjir bandang kembali menimpa ibu kota Jakarta bulan Februari 2007. Hampir seluruh wilayah Jabodetabek terendam air. Peristiwa alam ini menelan banyak korban jiwa. Beberapa korban yang mengungsi di berbagai penampungan mulai terserang penyakit.
e. Angin Topan
Angin topan merupakan pergerakan angin yang sangat kencang sehingga mampu memporak-porandakan benda-benda yang dilewatinya. Jika kekuatan angin topan tersebut besar akan mampu merobohkan rumah atau pohon-pohon yang besar. Di Indonesia terjadi pada awal tahun 2004 di daerah Batu Layar, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan di Katon, Bali. Tahun 2006
terjadi topan Isobel yang semula hanya berupa bibit badai di sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara kemudian bergerak
ke Australia.
f. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar kemungkinan terjadi longsor. Di Pulau Sumatra sering terjadi peristiwa tanah longsor yang menelan
korban harta benda dan jiwa.
2. Sebab-sebab Terjadinya Gejala Alam
Gejala alam di Indonesia terjadi karena berbagai sebab di antaranya wilayah Indonesia yang dilintasi oleh dua jalur pegunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania yang menyebabkan banyak gunung berapi. Aktivitas
gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik, sedangkan pergeseran lempeng benua menyebabkan gempa tektonik. Bila pusat gempa terjadi di lautan maka akan terjadi badai tsunami. Iklim di Indonesia menyebabkan angin musim yang kadangkadang bisa terjadi angin topan, sedangkan curah hujan yang terjadi menyebabkan banjir dan tanah longsor.
a. Gunung Meletus
Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk saat pertama kali magma meletus ke permukaan. Setelah magma terbentuk, sebuah gunung berapi akan terus meletus selama masih banyak magma yang terkandung di dalamnya. Jarak antara satu letusan dengan letusan yang lain membutuhkan waktu yang relatif lama.
b. Gempa Bumi
Gempa bumi yang dibedakan menurut penyebab kejadiannya memiliki sebab masing-masing sesuai dengan nama dan jenis
gempa tersebut.
1) Gempa bumi tektonik
Gempa ini disebabkan oleh adanya pergeseran kerak bumi. Gempa bumi tektonik terjadi akibat pelepasan tenaga dari pergeseran lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi. Lempeng tektonik adalah suatu bagian kerak bumi yang sangat
keras. Di bawahnya terdapat lapisan bumi yang lebih lunak sehingga lempeng-lempeng ini seolah-olah terapung. Beberapa
ahli menyatakan bahwa lempengan-lempengan ini selalu bergerak menjauh, bergesekan, atau bertabrakan satu sama lain. Menurut para ahli geologi, Indonesia adalah gugusan pulau yang mengapung di kerak bumi yang dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
2) Gempa bumi vulkanik
Gempa ini disebabkan adanya aktivitas gunung berapi yang akan meletus. Gempa bumi terjadi ketika gunung api akan meletus, pada saat letusan, dan beberapa waktu setelah letusan utama. Jadi, timbulnya gempa hanya ada di sekitar gunung berapi.
3) Gempa tanah runtuh
Gempa tanah runtuh adalah gempa yang mengiringi bagian gua yang roboh, misalnya gua kapur atau lorong pertambangan yang lapuk. Gempa ini hanya terjadi di sekitar runtuhnya tanah tersebut.
c. Tsunami
Tsunami adalah serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi di bawah laut atau di daratan dekat pantai. Beberapa gelombang tsunami biasanya cukup kecil, tetapi bisa menjadi sangat besar hingga menyebabkan banjir dan kerusakan saat gelombang tersebut menghantam pantai. Nama tsunami diambil dari bahasa Jepang yang artinya gelombang pelabuhan. Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa terjadi atau saat bagian gunung berapi yang meletus runtuh ke dalam laut. Tsunami juga tercipta saat gempa atau letusan terjadi di daratan dekat pantai. Saat terjadi gelombang tsunami di laut lepas, gelombang ini tidak lebih besar dari gelombang normal tetapi lebih cepat lajunya. Gelombang ini menyebar ke segala arah dengan kecepatan yang menakjubkan sekitar 800 km/jam. Seperti gelombang lainnya, ketika gelombang tsunami memasuki air dangkal, maka kecepatannya akan menurun tetapi ketinggiannya bertambah tinggi. Perlu kalian ingat lagi, bahwa gelombang tsunami ini melintas dengan sangat cepat. Ketika kecepatannya berkurang maka ketinggiannya naik secara dramatis hingga dapat membentuk dinding air yang begitu tinggi dan menghantam pantai. Beberapa gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian 30 hingga 50 meter. Ketinggian gelombang tsunami juga tergantung dari bentuk pantai dan kedalaman pantai. Tetapi kalian tidak perlu khawatir, tidak semua gempa dan letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan tidak semua tsunami berupa gelombang raksasa.
d. Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas. Hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, penyebab terjadinya banjir juga karena ulah manusia sendiri. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar, pembangunan vila-vila di pegunungan atau membuang sampah di sungai dapat menimbulkan bencana banjir. Pohon-pohon sangat berguna untuk menahan air hujan agar tidak langsung ke pemukiman. Akar-akar pohon akan menyerap air hujan sehingga air yang mengalir ke daratan sedikit. Jika tidak ada pohon di hutan maka air hujan langsung menuju ke pemukiman dalam jumlah besar sehingga air meluap. Begitu pula ketika sungai penuh dengan sampah dan banyak pemukiman kumuh di sekitarnya, maka sungai akan mengecil dan tidak mampu menampung debit air yang banyak dari pegunungan sehingga air meluap di pemukiman penduduk.
e. Angin Topan
Angin topan adalah udara yang bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum. Penyebab terjadinya
angin topan adalah karena adanya pergerakan udara yang sangat kencang. Tiupan angin topan mampu merobohkan berbagai bangunan dan merobohkan pohon.
f. Tanah Longsor
Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal ini biasanya
terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan gunung api. Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor cuaca pada tanah dan bebatuan. Ketika longsor berlangsung lapisan teratas bumi mulai meluncur deras pada lereng. Jumlah tanah yang besar dari luncuran tanah dan lumpur inilah yang merusak rumah-rumah, menghancurkan bangunan yang kokoh dalam hitungan detik. Meskipun tanah longsor merupakan gejala alam tetapi ada kegiatan manusia yang mampu menyebabkan gejala alam tanah longsor. Seperti penebangan pepohonan secara liar di daerah lereng, penambangan bebatuan dan tanah yang mampu menimbulkan ketidakstabilan lereng, pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.
Gejala Alam di Negara Tetangga
B. Gejala Alam di Negara-negara Tetangga
Gejala alam tidak hanya melanda di negeri kita saja, tetapi negara-negara tetangga juga mengalami hal serupa. Adapun
gejala atau peristiwa alam yang terjadi di negara-negara tetangga antara lain:
1. Gempa Bumi
Gempa bumi dahsyat yang datang pada musim dingin bulan Januari 1995 menghancurkan kota Kobe sekitar 500 km sebelah
barat Tokyo. Negara Jepang merupakan wilayah yang berisiko tinggi terhadap bahaya gempa bumi dan letusan gunung berapi. Pada tanggal 27 Desember 2006 negara Taiwan diguncang gempa dengan kekuatan 7,1 skala Richter. Akibat gempa tersebut jaringan kabel bawah laut Taiwan rusak hingga memperlambat layanan internet sehingga mengganggu transaksi perbankan khususnya di pasar uang.
2. Badai/Topan
Negara Filipina pada tanggal 1 Desember 2006, dilanda badai yang disebut dengan badai/topan Durian. Topan tersebut menghantam kawasan gunung berapi Manyon, daerah timur Filipina yang berjarak 350 km selatan ibu kota Filipina. Kecepatan
topan Durian itu mencapai 225 kilometer per jam yang mampu mengangkat atap rumah, menerbangkan jendela dan mencabut pohon beserta akar-akarnya. Karena menghantam kawasan gunung berapi, badai ganas ini menimbulkan banjir bandang yang disertai longsor lumpur vulkanik. Puluhan desa terkubur dalam longsoran tersebut. Selain topan Durian negara Filipina juga pernah diserang badai Bilis dengan kecepatan 75 km per jam dan putaran angin dengan kecepatan 95 km per jam. Topan Cimaron dengan kecepatan 200 km per jam juga pernah menyapu Filipina bagian utara. Pada tanggal 11 Agustus 2006 negara Cina tepatnya di Provinsi Fujian diterjang badai Saomai dengan kecepatan 216 km per jam dan mampu menenggelamkan 1.000 kapal nelayan. Negara Vietnam pada tanggal 5 Desember 2006 diterjang topan Durian yang mengakibatkan banyak orang meninggal, ratusan kapal karam serta merusak ratusan rumah. Badai yang membawa
angin dengan kecepatan 120 km per jam ini juga diiringi dengan hujan deras yang menyebabkan banjir bandang.
3. Tanah Longsor
Tanah longsor pernah terjadi di negara Filipina tepatnya di desa Guinsaigon, Saint Bernard, sebelah selatan Pulau Leyte Filipina Tengah. Ratusan rumah terkubur akibat bencana tanah longsor ini. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut secara berturut-turut merupakan penyebab terjadinya tanah longsor ini. Tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi labil sehingga mampu menumbangkan pepohonan dan ikut hanyut bersama dengan arus air yang deras.
4. Banjir
Negara Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur akhir tahun 2006 dilanda bencana alam banjir sehingga lebih dari 30.000 orang
mengungsi. Banjir tersebut memutus jalur transportasi jalan dan kereta api di seluruh wilayah negara bagian Johor. Banjir besar juga melanda sebagian Singapura yang mengakibatkan tanah longsor dan sejumlah persimpangan jalan tidak dapat dilalui oleh alat transportasi. Genangan besar terjadi di bagian utara dan tengah Singapura.
5. El Nino
El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti sang bayi kristus. Dinamakan El Nino karena sering muncul ketika perayaan Natal di akhir tahun. El Nino merupakan interaksi antara atmosfer tropis dan samudra tropis. Setiap dua hingga tujuh tahun sekali. Perubahan tekanan udara di atas Samudra Pasifik menyebabkan angin tropis bertiup menuju khatulistiwa. Hal ini mengakibatkan permukaan perairan menjadi hangat. Suhu panas yang ditimbulkan El Nino dapat mematikan banyak ikan dan burung laut karena menghambat naiknya perairan dingin yang kaya nutrisi ke permukaan.
MAKHLUK HIDUP
Pewarisan sifat dalam makhluk hidup
oleh dwi
Pewarisan sifat atau yang lebih dikenal dengan hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen.
A. Istilah dalam Pewarisan Sifat dan Persilangan
1.Kromosom adalah struktur benang yang ada di dalam inti sel yang tugasnya bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas). Yang Tersusun atas sentromer dan lengan kromosom.
2.Genatau disebut dengan istilah “substansi hereditas” yang terletak berada di dalam kromosom.
3.Genotipe adalah suatu sifat dasar yang tidak tampak serta bersifat tetap pada individu. Genotipe itu berkodekan dengan simbol huruf yang diambil dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu yang dipersilangkan.
4.Alel adalah anggota dan suatu gen yang punya suatu pengaruh berlawanan.
Misalnya, T menentukan sifat tinggi pada suatu tanaman, sedangkan t menentukan batang pendek. Dengan demikian, T dan t merupakan alel satu terhadap yang lain.
5.Fenotipe merupakan sifat-sifat yang tampak pada suatu individu serta dapat diamati dengan panca indra. Misalnya seperti warna bunga merah, rambut keriting, rambut lurus, tubuh besar, badan tinggi, hidung mancung, kulit kuning, dan buah besar.
6.Dominan merupakan salah satu sifat suatu individu yang dalam proses persilangannya mengalahkan atau menutupi pemunculan sifat individu lain dalam persilangan.
7.Sifat resesif merupakan suatu sifat kebalikan dari sifat dominan, yaitu sifat suatu individu yang tidak muncul dalam keturunannya karena terkalahkan atau tertutupi oleh pemunculan sifat sejenis dari individu lain dalam persilangan.
8.Intermediet adalah sifat suatu individu yang pemunculannya merupakan gabungan antara sifat kedua induk yang dipersilangkan.
9.Hibrida punya arti sebagai hasil perkawinan antara dua individu yang punya sifat berbeda. Berikut ini istilah yang sering digunakan.
a.Persilangan monohibrida, merupakan persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda.
b.Persilangan dihibrida, yaitu persilangan antara dua individu dengan dua
sifat beda.
c.Fl : Hasil persilangan pertama (keturunan pertama)
d.F2 : Hasil persilangan kedua (keturunan kedua)
e.P : Parental/induk/orang tua
B. Menentukan Garnet dari Genotipe Tetua
Dalam suatu Proses pembentukan garnet berlangsungnya itu melalui proses pembelahan sel secara meiosis, dengan terjadi pengurangan jumlah kromosom sebanyak setengah jumlah kromosom sel induknya. Oleh sebab itu, gen yang terdapat di dalam kromosom sel anak juga menjadi setengah jumlah gen sel induknya.
Rumus umum yang dipakai untuk mencari jumlah macam garnet ialah 2″. Tanda n merupakan jumlah alel heterozigot, yaitu genotipe yang mempunyai pasangan alel berbeda. Contoh:
1.TT, jumlah alel yang heterozigot adalah 0 sehingga jumlah gametnya adalah 2° = 1 macam, yaitu T saja.
2.Tt, jumlah alel yang heterozigot adalah 1 sehingga jumlah gametnya adalah 21 = 2 macam, yaitu T dan t.
3.TtBB, jumlah alel yang heterozigot adalah 1 sehingga jumlah gametnya adalah 21 = 2 macam, yaitu TB dan tB.
4.TtBb, jumlah alel yang heterozigot adalah 2 sehingga jumlah gametnya adalah 22 = 4 macam, yaitu TB, Tb, tB, dan tb.
C. Persilangan Monohibrida
1.Persilangan Monohibrida Dominan Penuh
a.Persilangan ini terjadi antara dua individu yang mempunyai sifat
dominan penuh dengan individu lain yang bersifat resesif.
b.Hasil Fl seragam, dengan genotipe dan fenotipe semua keturunan Fl
sama.
c.Apabila persilangan dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama
Fl akan dihasilkan keturunan ke-2 (F2), dengan tiga macam genotipe
dan dua macam fenotipe
2. Persilangan Monohibrida Dominan Tak Penuh (Kodominan)
a.Persilangan ini terjadi antara dua individu dengan sifat yang tidak
dominan tetapi juga tidak resesif terhadap sesamanya.
b.Individu Fl merupakan perpaduan sifat kedua induknya, sadangkan pada
F2 dihasilkan keturunan perbandingan genotipe dan fenotipe 1: 2:1.
D. Persilangan Dihibrida
1.Persilangan dihibrida adalah persilangan antara dua individu dengan memerhatikan dua sifat yang berbeda.
2.Menghasilkan individu Fl yang seragam, yaitu semua keturunannya terdiri dari satu macam genotipe dan satu macam fenotipe.
3.Perbandingan fenotipe F2 adalah 9: 3: 3: 1 dan jumlah kombinasi F2 sebanyak 16 buah.
4.Genotip F2 ada 9 buah.
Perbandingan fenotipe F2:
Berbuah lebat, rasa manis: berbuah lebat, rasa masam: berbuah sedikit, rasa
manis: berbuah sedikit, rasa masam = 9: 3: 3: 1.
Genotipe F2 ada 9 macam, yaitu:
LLMM, LLMm, LIMM, LIMm, LLmm, Llmm, IIMM, lIMm, llmm.
A. Peristiwa Alam di Indonesia
Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul disebabkan oleh alam,tetapi ada juga gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
1. Macam-macam Gejala Alam yang Terjadi di Indonesia
a. Gunung Meletus
Di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Perlu kalian ketahui bahwa hanya gunung berapi yang masih aktif yang dapat meletus. Mengapa gunung berapi dapat meletus? Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung, Gunung Merapi, dan lain-lain.
b. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan bumi yang berasal dari bawah permukaan bumi. Faktor pemicu terjadinya gempa adalah pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan gunung yang dahsyat. Gempa bumi datangnya tidak mampu diprediksi sebelumnya. Kejadiannya begitu cepat dengan dampak yang begitu hebatnya. Akibat yang ditimbulkannya pun sangat luar biasa karena mencakup wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke luar batas negara. Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang kuat sehingga korban nyawa tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi:
1) Gempa bumi tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi.
2) Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung api.
3) Gempa tanah runtuh, yaitu gempa yang disebabkan karena runtuhnya tanah.
Pada pertengahan tahun 2006 terjadi gempa bumi yang hebat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa ini kekuatannya mencapai 5,9 skala richter. Kejadian tersebut menelan banyak korban jiwa karena tertimpa reruntuhan bangunan. Penduduk mengungsi ke tempat yang aman seperti di tanah lapang atau jalan-jalan besar. Mereka mendirikan tenda-tenda darurat sebagai tempat tinggal sementara.
c. Tsunami
Jika gempa bumi terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka dapat mengakibatkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Pada tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara terjadi gempa bumi berskala 8,9 skala richter di dasar laut yang mengakibatkan gelombang tsunami yang paling dahsyat dan merupakan bencana alam internasional. Kurang lebih 120.000 orang meninggal dunia dan hilang. Tahun 2006 tepatnya pada tanggal 16 Maret, Indonesia dilanda tsunami lagi tepatnya di daerah sekitar Pantai Pangandaran. Pada saat itu terjadi gempa bumi di dasar laut dengan kekuatan gempa sekitar 6,8 skala richter.
d. Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas, hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti. Banjir
merupakan gejala alam yang sering melanda wilayah Indonesia. Peristiwa banjir bandang kembali menimpa ibu kota Jakarta bulan Februari 2007. Hampir seluruh wilayah Jabodetabek terendam air. Peristiwa alam ini menelan banyak korban jiwa. Beberapa korban yang mengungsi di berbagai penampungan mulai terserang penyakit.
e. Angin Topan
Angin topan merupakan pergerakan angin yang sangat kencang sehingga mampu memporak-porandakan benda-benda yang dilewatinya. Jika kekuatan angin topan tersebut besar akan mampu merobohkan rumah atau pohon-pohon yang besar. Di Indonesia terjadi pada awal tahun 2004 di daerah Batu Layar, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan di Katon, Bali. Tahun 2006
terjadi topan Isobel yang semula hanya berupa bibit badai di sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara kemudian bergerak
ke Australia.
f. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar kemungkinan terjadi longsor. Di Pulau Sumatra sering terjadi peristiwa tanah longsor yang menelan
korban harta benda dan jiwa.
2. Sebab-sebab Terjadinya Gejala Alam
Gejala alam di Indonesia terjadi karena berbagai sebab di antaranya wilayah Indonesia yang dilintasi oleh dua jalur pegunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania yang menyebabkan banyak gunung berapi. Aktivitas
gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik, sedangkan pergeseran lempeng benua menyebabkan gempa tektonik. Bila pusat gempa terjadi di lautan maka akan terjadi badai tsunami. Iklim di Indonesia menyebabkan angin musim yang kadangkadang bisa terjadi angin topan, sedangkan curah hujan yang terjadi menyebabkan banjir dan tanah longsor.
a. Gunung Meletus
Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk saat pertama kali magma meletus ke permukaan. Setelah magma terbentuk, sebuah gunung berapi akan terus meletus selama masih banyak magma yang terkandung di dalamnya. Jarak antara satu letusan dengan letusan yang lain membutuhkan waktu yang relatif lama.
b. Gempa Bumi
Gempa bumi yang dibedakan menurut penyebab kejadiannya memiliki sebab masing-masing sesuai dengan nama dan jenis
gempa tersebut.
1) Gempa bumi tektonik
Gempa ini disebabkan oleh adanya pergeseran kerak bumi. Gempa bumi tektonik terjadi akibat pelepasan tenaga dari pergeseran lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi. Lempeng tektonik adalah suatu bagian kerak bumi yang sangat
keras. Di bawahnya terdapat lapisan bumi yang lebih lunak sehingga lempeng-lempeng ini seolah-olah terapung. Beberapa
ahli menyatakan bahwa lempengan-lempengan ini selalu bergerak menjauh, bergesekan, atau bertabrakan satu sama lain. Menurut para ahli geologi, Indonesia adalah gugusan pulau yang mengapung di kerak bumi yang dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
2) Gempa bumi vulkanik
Gempa ini disebabkan adanya aktivitas gunung berapi yang akan meletus. Gempa bumi terjadi ketika gunung api akan meletus, pada saat letusan, dan beberapa waktu setelah letusan utama. Jadi, timbulnya gempa hanya ada di sekitar gunung berapi.
3) Gempa tanah runtuh
Gempa tanah runtuh adalah gempa yang mengiringi bagian gua yang roboh, misalnya gua kapur atau lorong pertambangan yang lapuk. Gempa ini hanya terjadi di sekitar runtuhnya tanah tersebut.
c. Tsunami
Tsunami adalah serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi di bawah laut atau di daratan dekat pantai. Beberapa gelombang tsunami biasanya cukup kecil, tetapi bisa menjadi sangat besar hingga menyebabkan banjir dan kerusakan saat gelombang tersebut menghantam pantai. Nama tsunami diambil dari bahasa Jepang yang artinya gelombang pelabuhan. Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa terjadi atau saat bagian gunung berapi yang meletus runtuh ke dalam laut. Tsunami juga tercipta saat gempa atau letusan terjadi di daratan dekat pantai. Saat terjadi gelombang tsunami di laut lepas, gelombang ini tidak lebih besar dari gelombang normal tetapi lebih cepat lajunya. Gelombang ini menyebar ke segala arah dengan kecepatan yang menakjubkan sekitar 800 km/jam. Seperti gelombang lainnya, ketika gelombang tsunami memasuki air dangkal, maka kecepatannya akan menurun tetapi ketinggiannya bertambah tinggi. Perlu kalian ingat lagi, bahwa gelombang tsunami ini melintas dengan sangat cepat. Ketika kecepatannya berkurang maka ketinggiannya naik secara dramatis hingga dapat membentuk dinding air yang begitu tinggi dan menghantam pantai. Beberapa gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian 30 hingga 50 meter. Ketinggian gelombang tsunami juga tergantung dari bentuk pantai dan kedalaman pantai. Tetapi kalian tidak perlu khawatir, tidak semua gempa dan letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan tidak semua tsunami berupa gelombang raksasa.
d. Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas. Hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, penyebab terjadinya banjir juga karena ulah manusia sendiri. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar, pembangunan vila-vila di pegunungan atau membuang sampah di sungai dapat menimbulkan bencana banjir. Pohon-pohon sangat berguna untuk menahan air hujan agar tidak langsung ke pemukiman. Akar-akar pohon akan menyerap air hujan sehingga air yang mengalir ke daratan sedikit. Jika tidak ada pohon di hutan maka air hujan langsung menuju ke pemukiman dalam jumlah besar sehingga air meluap. Begitu pula ketika sungai penuh dengan sampah dan banyak pemukiman kumuh di sekitarnya, maka sungai akan mengecil dan tidak mampu menampung debit air yang banyak dari pegunungan sehingga air meluap di pemukiman penduduk.
e. Angin Topan
Angin topan adalah udara yang bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum. Penyebab terjadinya
angin topan adalah karena adanya pergerakan udara yang sangat kencang. Tiupan angin topan mampu merobohkan berbagai bangunan dan merobohkan pohon.
f. Tanah Longsor
Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal ini biasanya
terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan gunung api. Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor cuaca pada tanah dan bebatuan. Ketika longsor berlangsung lapisan teratas bumi mulai meluncur deras pada lereng. Jumlah tanah yang besar dari luncuran tanah dan lumpur inilah yang merusak rumah-rumah, menghancurkan bangunan yang kokoh dalam hitungan detik. Meskipun tanah longsor merupakan gejala alam tetapi ada kegiatan manusia yang mampu menyebabkan gejala alam tanah longsor. Seperti penebangan pepohonan secara liar di daerah lereng, penambangan bebatuan dan tanah yang mampu menimbulkan ketidakstabilan lereng, pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.
Gejala Alam di Negara Tetangga
B. Gejala Alam di Negara-negara Tetangga
Gejala alam tidak hanya melanda di negeri kita saja, tetapi negara-negara tetangga juga mengalami hal serupa. Adapun
gejala atau peristiwa alam yang terjadi di negara-negara tetangga antara lain:
1. Gempa Bumi
Gempa bumi dahsyat yang datang pada musim dingin bulan Januari 1995 menghancurkan kota Kobe sekitar 500 km sebelah
barat Tokyo. Negara Jepang merupakan wilayah yang berisiko tinggi terhadap bahaya gempa bumi dan letusan gunung berapi. Pada tanggal 27 Desember 2006 negara Taiwan diguncang gempa dengan kekuatan 7,1 skala Richter. Akibat gempa tersebut jaringan kabel bawah laut Taiwan rusak hingga memperlambat layanan internet sehingga mengganggu transaksi perbankan khususnya di pasar uang.
2. Badai/Topan
Negara Filipina pada tanggal 1 Desember 2006, dilanda badai yang disebut dengan badai/topan Durian. Topan tersebut menghantam kawasan gunung berapi Manyon, daerah timur Filipina yang berjarak 350 km selatan ibu kota Filipina. Kecepatan
topan Durian itu mencapai 225 kilometer per jam yang mampu mengangkat atap rumah, menerbangkan jendela dan mencabut pohon beserta akar-akarnya. Karena menghantam kawasan gunung berapi, badai ganas ini menimbulkan banjir bandang yang disertai longsor lumpur vulkanik. Puluhan desa terkubur dalam longsoran tersebut. Selain topan Durian negara Filipina juga pernah diserang badai Bilis dengan kecepatan 75 km per jam dan putaran angin dengan kecepatan 95 km per jam. Topan Cimaron dengan kecepatan 200 km per jam juga pernah menyapu Filipina bagian utara. Pada tanggal 11 Agustus 2006 negara Cina tepatnya di Provinsi Fujian diterjang badai Saomai dengan kecepatan 216 km per jam dan mampu menenggelamkan 1.000 kapal nelayan. Negara Vietnam pada tanggal 5 Desember 2006 diterjang topan Durian yang mengakibatkan banyak orang meninggal, ratusan kapal karam serta merusak ratusan rumah. Badai yang membawa
angin dengan kecepatan 120 km per jam ini juga diiringi dengan hujan deras yang menyebabkan banjir bandang.
3. Tanah Longsor
Tanah longsor pernah terjadi di negara Filipina tepatnya di desa Guinsaigon, Saint Bernard, sebelah selatan Pulau Leyte Filipina Tengah. Ratusan rumah terkubur akibat bencana tanah longsor ini. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut secara berturut-turut merupakan penyebab terjadinya tanah longsor ini. Tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi labil sehingga mampu menumbangkan pepohonan dan ikut hanyut bersama dengan arus air yang deras.
4. Banjir
Negara Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur akhir tahun 2006 dilanda bencana alam banjir sehingga lebih dari 30.000 orang
mengungsi. Banjir tersebut memutus jalur transportasi jalan dan kereta api di seluruh wilayah negara bagian Johor. Banjir besar juga melanda sebagian Singapura yang mengakibatkan tanah longsor dan sejumlah persimpangan jalan tidak dapat dilalui oleh alat transportasi. Genangan besar terjadi di bagian utara dan tengah Singapura.
5. El Nino
El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti sang bayi kristus. Dinamakan El Nino karena sering muncul ketika perayaan Natal di akhir tahun. El Nino merupakan interaksi antara atmosfer tropis dan samudra tropis. Setiap dua hingga tujuh tahun sekali. Perubahan tekanan udara di atas Samudra Pasifik menyebabkan angin tropis bertiup menuju khatulistiwa. Hal ini mengakibatkan permukaan perairan menjadi hangat. Suhu panas yang ditimbulkan El Nino dapat mematikan banyak ikan dan burung laut karena menghambat naiknya perairan dingin yang kaya nutrisi ke permukaan.
MAKHLUK HIDUP
Pewarisan sifat dalam makhluk hidup
oleh dwi
Pewarisan sifat atau yang lebih dikenal dengan hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen.
A. Istilah dalam Pewarisan Sifat dan Persilangan
1.Kromosom adalah struktur benang yang ada di dalam inti sel yang tugasnya bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas). Yang Tersusun atas sentromer dan lengan kromosom.
2.Genatau disebut dengan istilah “substansi hereditas” yang terletak berada di dalam kromosom.
3.Genotipe adalah suatu sifat dasar yang tidak tampak serta bersifat tetap pada individu. Genotipe itu berkodekan dengan simbol huruf yang diambil dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu yang dipersilangkan.
4.Alel adalah anggota dan suatu gen yang punya suatu pengaruh berlawanan.
Misalnya, T menentukan sifat tinggi pada suatu tanaman, sedangkan t menentukan batang pendek. Dengan demikian, T dan t merupakan alel satu terhadap yang lain.
5.Fenotipe merupakan sifat-sifat yang tampak pada suatu individu serta dapat diamati dengan panca indra. Misalnya seperti warna bunga merah, rambut keriting, rambut lurus, tubuh besar, badan tinggi, hidung mancung, kulit kuning, dan buah besar.
6.Dominan merupakan salah satu sifat suatu individu yang dalam proses persilangannya mengalahkan atau menutupi pemunculan sifat individu lain dalam persilangan.
7.Sifat resesif merupakan suatu sifat kebalikan dari sifat dominan, yaitu sifat suatu individu yang tidak muncul dalam keturunannya karena terkalahkan atau tertutupi oleh pemunculan sifat sejenis dari individu lain dalam persilangan.
8.Intermediet adalah sifat suatu individu yang pemunculannya merupakan gabungan antara sifat kedua induk yang dipersilangkan.
9.Hibrida punya arti sebagai hasil perkawinan antara dua individu yang punya sifat berbeda. Berikut ini istilah yang sering digunakan.
a.Persilangan monohibrida, merupakan persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda.
b.Persilangan dihibrida, yaitu persilangan antara dua individu dengan dua
sifat beda.
c.Fl : Hasil persilangan pertama (keturunan pertama)
d.F2 : Hasil persilangan kedua (keturunan kedua)
e.P : Parental/induk/orang tua
B. Menentukan Garnet dari Genotipe Tetua
Dalam suatu Proses pembentukan garnet berlangsungnya itu melalui proses pembelahan sel secara meiosis, dengan terjadi pengurangan jumlah kromosom sebanyak setengah jumlah kromosom sel induknya. Oleh sebab itu, gen yang terdapat di dalam kromosom sel anak juga menjadi setengah jumlah gen sel induknya.
Rumus umum yang dipakai untuk mencari jumlah macam garnet ialah 2″. Tanda n merupakan jumlah alel heterozigot, yaitu genotipe yang mempunyai pasangan alel berbeda. Contoh:
1.TT, jumlah alel yang heterozigot adalah 0 sehingga jumlah gametnya adalah 2° = 1 macam, yaitu T saja.
2.Tt, jumlah alel yang heterozigot adalah 1 sehingga jumlah gametnya adalah 21 = 2 macam, yaitu T dan t.
3.TtBB, jumlah alel yang heterozigot adalah 1 sehingga jumlah gametnya adalah 21 = 2 macam, yaitu TB dan tB.
4.TtBb, jumlah alel yang heterozigot adalah 2 sehingga jumlah gametnya adalah 22 = 4 macam, yaitu TB, Tb, tB, dan tb.
C. Persilangan Monohibrida
1.Persilangan Monohibrida Dominan Penuh
a.Persilangan ini terjadi antara dua individu yang mempunyai sifat
dominan penuh dengan individu lain yang bersifat resesif.
b.Hasil Fl seragam, dengan genotipe dan fenotipe semua keturunan Fl
sama.
c.Apabila persilangan dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama
Fl akan dihasilkan keturunan ke-2 (F2), dengan tiga macam genotipe
dan dua macam fenotipe
2. Persilangan Monohibrida Dominan Tak Penuh (Kodominan)
a.Persilangan ini terjadi antara dua individu dengan sifat yang tidak
dominan tetapi juga tidak resesif terhadap sesamanya.
b.Individu Fl merupakan perpaduan sifat kedua induknya, sadangkan pada
F2 dihasilkan keturunan perbandingan genotipe dan fenotipe 1: 2:1.
D. Persilangan Dihibrida
1.Persilangan dihibrida adalah persilangan antara dua individu dengan memerhatikan dua sifat yang berbeda.
2.Menghasilkan individu Fl yang seragam, yaitu semua keturunannya terdiri dari satu macam genotipe dan satu macam fenotipe.
3.Perbandingan fenotipe F2 adalah 9: 3: 3: 1 dan jumlah kombinasi F2 sebanyak 16 buah.
4.Genotip F2 ada 9 buah.
Perbandingan fenotipe F2:
Berbuah lebat, rasa manis: berbuah lebat, rasa masam: berbuah sedikit, rasa
manis: berbuah sedikit, rasa masam = 9: 3: 3: 1.
Genotipe F2 ada 9 macam, yaitu:
LLMM, LLMm, LIMM, LIMm, LLmm, Llmm, IIMM, lIMm, llmm.
Jumat, 04 Juni 2010
Kecemasan&Depresi, Eliminasi, Komunikasi
1. Penyakit Kecemasan Menyeluruh
DEFINISI
Semua orang mengalami ketakutan dan kecemasan
Ketakutan adalah respon emosional, psikis dan perilaku terhadap ancaman dari luar (misalnya orang asing atau mobil yang melaju kencang).
Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan, yang memiliki sumber yang kurang jelas. Kecemasan seringkali disertai dengan perubahan fisiologis dan perilaku yang mirip dengan yang disebabakan oleh ketakutan. Karena kemiripan inilah maka orang sering menggunakan istilah kecemasan untuk ketakutan dan menggunakan istilah ketakutan untuk kecemasan.
Kecemasan merupakan suatu respon terhadap stres, seperti putusnya suatu hubungan yang penting atau bencana yang mengancam jiwa.
Kecemasan juga bisa merupakan suatu reaksi terhadap dorongan seksual atau dorongan agresif yang tertekan, yang bisa mengancam pertahanan psikis yang secara normal mengendalikan dorongan tersebut. Pada keadaan ini, kecemasan menunjukkan adanya pertentangan psikis.
Kecemasan bisa timbul secara mendadak atau secara bertahap selama beberapa menit, jam atau hari.
Kecemasan bisa berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa tahun.
Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak sampai letupan kepanikan.
Kecemasan merupakan salah satu bagian dari respon yang penting dalam mempertahankan diri.
Sejumlah kecemasan tertentu merupakan bagian dari unsur peringatan yang tepat dalam suatu keadaan yang berbahaya.
Tingkat kecemasan seseorang memberikan pergantian yang tepat dan tak tampak dalam suatu spektrum kesadaran, mulai dari tidur-siaga-kecemasan-ketakutan, demikian berulang-ulang.
Kadang sistem kecemasan seseorang tidak berfungsi dengan baik atau terlalu berlebihan sehingga terjadilah suatu penyakit kecemasan.
Jika kecemasan terjadi bukan pada saat yang tepat atau sangat hebat dan berlangsung lama sehingga mengganggu aktivitas kehidupan yang normal, maka hal ini sudah merupakan suatu penyakit.
Penyakit kecemasan sangat mengganggu dan begitu mempengaruhi kehidupan penderitanya sehingga bisa terjadi depresi.
Beberapa penderita memiliki penyakit kecemasan dan depresi pada saat yang bersamaan. Penderita lainnya lebih dulu mengalami depresi, baru kemudian menderita penyakit kecemasan.
Penyakit kecemasan merupakan penyakit psikis yang paling sering tejadi.
Diagnosis terutama ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Tetapi gejala yang sama bisa juga disebabkan oleh suatu keadaan medis (misalnya hipertiroidisme) atau karena pemakaian obat dari dokter maupun obat terlarang (misalnya kortikosteroid atau kokain).
Riwayat keluarga dengan penyakit kecemasan bisa membantu dalam menegakkan diagnosis, karena penyakit ini seringkali diturunkan.
PENYAKIT KECEMASAN MENYELURUH
Penyakit Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih.
Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan.
Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:
- gelisah
- mudah lelah
- sulit berkonsentrasi
- mudah tersinggung
- ketegangan otot
- gangguan tidur.
Kekhawatiran bisa mengenai pekerjaan, keuangan, kesehatan, keselamatan dan tugas-tugas.
Berat, frekuensi atau lamanya kekhawatiran tidak sebagnding dengan keadaan yang sesungguhnya.
Penyakit ini sering terjadi, sekitar 3-5% orang dewasa pernah mengalaminya.
2 kali lebih sering terjadi pada wanita.
Seringkali berawal pada masa kanak-kanan atau remaja.
Keadaan ini berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun.
Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya benzodiazepin); tetapi karena pemberian jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan fisik, maka dosisnya harus dikurangi secara perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba.
Buspiron merupakan obat lainnya yang juga efektif untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat in tampaknya tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu atau lebih, sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah pemberian obat.
Terapi perilaku biasanya tidak efektif, karena keadaan yang memicu terjadinya kecemasan tidak jelas.
Kadang dilakukan relaksasi dan teknik biofeed-back.
Penyakit kecemasan menyeluruh bisa berhubungan dengan pertentangan psikis.
Pertentangan ini seringkali berhubungan dengan rasa tidak aman dan sikap kritis yang merusak diri sendiri.
Pada keadaan ini dilakukan psikoterapi untuk membantu memahami dan menyelesaikan pertentangan psikis.
2. KECEMASAN KARENA OBAT ATAU MASALAH KESEHATAN
Kecemasan bisa terjadi karena suatu kelainan medis atau pemakaian obat.
Penyakit yang bisa menyebabkan kecemasan adalah:
- Kelainan neurologis (cedera kepala, infeksi otak, penyakit telinga bagian dalam)
- Kelainan jantung & pembuluh darah (gagal jantung, aritmia)
- Kelainan endokrin (kelenjar adrenal atau kelenjar tiroid yang hiperaktif)
- Kelainan pernafasan (asma dan penyakit paru obstruktif menahun).
Obat-obatan yang dapat menyebabkan kecemasan adalah alkohol, stimulan (perangsang), kafein, kokain dan obat-obat yang diresepkan lainnya.
Kecemasan juga bisa terjadi bila pemakaian obat dihentikan.
Kecemasan akan berkurag jika penyakit penyebabnya diobati atau jika pemakaian obat dihentikan.
Sisa-sisa kecemasan bisa diobati dengan obat anti-cemas yang sesuai, terapi perilaku atau psikoterapi.
Teori Gangguan Kecemasan dan Depresi
Menurut Teori Kajian Keluaga, Gangguan kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga. Kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindih antara gangguan kecemasan dengan depresi. Sementara Teori Kajian Biologis, Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan. Selain itu, kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor.
3. Kecemasan dan Depresi pada anak
Latar Belakang
Blog ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah psikologi anak khusus. Kecemasan biasa terjadi, akan tetapi apabila kecemasan yang berlebihan dikategorikan ke dalam abnormalitas. Merupakan salah satu kriteria dalam DSM III, DSM III-R, DSM IV.
Pengantar
Anak-anak yang memiliki masalah-masalah yang terinternalisasi seperti kecemasan dan depresi, lebih besar kemungkinannya untuk tidak terangani dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki masalah yang berkaitan dengan perilaku agresif (tereksternalisasi) yang cenderung lebih mengganggu bagi orang tua.
Pengertian
Kecemasan menurut Fausiah (2003) adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru, menemukan identitas diri dan arti hidup. Depresi adalah rasa tidak berdaya, pola berpikir yang lebih terdistorsi, menyalahkan diri sendiri, terutama hal-hal yang negatif, sedih, apatis, sulit tidur, lelah, kurang nafsu makan, ingin bunuh diri (Nevid, 2002).
Jenis
Jenis-jenis kecemasan (Nevid, 2002) : fobia, PTSD (Post traumatic syndrome disorder), gangguan mood, depresi.
Ciri
Orang yang cemas seringkali disertai dengan gejala fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada serasa sesak, sakit perut, tidak tenang, mondar-mandir, tidak dapat duduk (Fausiah, 2003).
Data
Berdasarkan laporan dari U.S. Surgeon General, satu diantara sepuluh anak menderita gangguan mental yang cukup parah, hal ini menyebabkan terganggunya perkembangan anak (“A Children’s Mental Illness Crisiss,” dalam Nevid, 2002). Anak-anak Amerka banyak yang mengalami gangguan mental daripada gabungan penderita diabetes, AIDS, dan leukemia (Chamberlin dalam Nevid, 2002). Sekitar 60-80% dari anak-anak yang memiliki gangguan kesehatan mental tidak memperoleh penanganan yang dibutuhkan (Goldberg dalam Nevid, 2002). Kecemasan dan depresi lebih banyak mempengaruhi anak laki-laki daripada perempuan.
Faktor penyebab Depresi (Nevid, 2002) : Gender, usia, geografi, ras, depresi dan keputusasaaj, perilaku bunuh diri sebelumnya, masalah keluarga, kejadian-kejadian yang menimbulkan stres, penyalahgunaan obat, penularan sosial, pengaruh media massa.
Faktor penyebab kecemasan (Kaplan, 2002) : sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar, sistem saraf otonom, pencitraan otak, genetis, neuroanatomis, psikososial.
Terapi
o Psikoanalitik,
o Behavioral,
o Kognitif,
o Biologis,
o Relaksasi.
4. DEPRESI SOSIAL
Gejala dan Akar Penyebabnya
Istilah stress dan depresi sering tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa seseorang disebut stressor psikososial, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh. Reaksi tubuh (fisik) dinamakan stress. Manakala fungsi organ-organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sedangkan depresi adalah reaksi kejiwaan (psikis) seseorang terhadap stressor yang dialami. Karena faktor fisik dan psikis dalam diri manusia saling mempengaruhi, maka antara stress dan depresi juga saling mempengaruhi dan merupakan satu kesatuan. Reaksi kejiwaan lainnya yang berhubungan dengan stress adalah kecemasan (anxiety).
Kecemasan dan depresi merupakan dua jenis gangguan kejiwaan yang saling berkaitan. Seseorang yang mengalami depresi sering juga mengalami kecemasan, demikian pula sebaliknya. Gejala fisik maupun psikis (depresi dan kecemasan) sering tumpang-tindih, tidak ada batasan yang jelas. Seseorang yang mengalami stress dapat diartikan bahwa orang itu memperlihatkan berbagai keluhan fisik, kecemasan, dan juga depresi. Faktor-faktor psikososial seperti masalah keuangan, pekerjaan, keluarga, hubungan interpersonal dan sebagainya cukup menjadi pemicu terjadinya stress atau depresi pada seseorang. Depresi ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa, dan sebagainya.
Terus Meningkat
Dari sekian banyak masalah kesehatan yang cenderung meningkat, kesehatan jiwa merupakan masalah yang makin nyata peningkatannya. Data yang diperoleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, 10 persen dari populasi penduduk dunia membutuhkan pertolongan atau pengobatan di bidang kesehatan/psikiatri. Bahkan menurut studi World Bank tahun 1993 di beberapa negara, 8,1 persen dari global burden disease (penyakit akibat beban globalisasi) disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa, yang menunjukkan dampak yang lebih besar daripada penyakit TBC (7,2 persen), kanker (5,8 persen), jantung (4,4 persen), dan malaria (2,6 persen). Hasil survei Prof. Ernaldi Bahar tahun 1995 dan Direktorat Kesehatan Jiwa tahun 1996 menyatakan, bahwa di Indonesia, 1-3 dari setiap 10 orang mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang dimaksud bukanlah gangguan jiwa yang dipahami oleh sebagian masyarakat sebagai “orang gila”, tetapi dalam bentuk gangguan mental serta perilaku yang gejalanya mungkin tidak disadari oleh masyarakat; seperti depresi, kecemasan, kepanikan, penyakit yang berhubungan dengan kondisi psikologis (psikosomatis); juga yang berhubungan dengan masalah psikososial seperti tawuran, perceraian, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang lain).
Berapa banyak anggota masyarakat Indonesia yang mengalami depresi belum ada data yang pasti. Namun, diperkirakan jumlahnya semakin banyak karena beberapa hal, antara lain: usia harapan hidup semakin bertambah, stressor psikososial semakin berat, berbagai penyakit kronik semakin bertambah, serta kehidupan masyarakat yang semakin hedonistik dan jauh dari nilai-nilai transendental (ruhiah). Meningkatnya angka depresi juga dapat dilihat dari semakin banyaknya pasien yang berobat di klinik psikiatri di rumah sakit, meningkatnya pemakaian obat-obat anti depresi, dan semakin meningkatnya kasus bunuh diri.
Depresi merupakan penyebab utama bunuh diri. Bunuh diri sebagai jalan terakhir bagi orang yang mengalami depresi juga meningkat tajam. Jumlah kasus bunuh diri di Indonesia selama 6 bulan terakhir pada tahun 2004 sudah mencapai 92 kasus. Hampir menyamai jumlah seluruh korban tahun 2003 yang tercatat 112 kasus. Peningkatan kasus ini jelas merupakan suatu gejala yang mencemaskan. Faktor penyebab dari banyaknya kasus bunuh diri adalah adanya ketidakmampuan seseorang dalam mengelola stress yang dialami.
Di AS, setiap tahun sekitar 1,3 juta orang mencoba bunuh diri dan lebih kurang 400.000 orang di antaranya tewas. Angka ini 1,5 kali lebih banyak daripada angka kematian akibat tindak kriminal. Walhasil, angka bunuh diri di AS menempati urutan ketiga terbesar penyebab kematian penduduk usia 15-24 tahun. Salah satu tempat favorit untuk bunuh diri adalah jembatan terkenal Golden Gate Bridge di San Fransisco. Lebih kurang 850 orang di laporkan telah tewas bunuh diri di jembatan berwarna merah yang sangat terkenal itu (Kompas, 17/7/2004).
Faktor Penyebab
Penyebab stress kadangkala mudah untuk dideteksi, tetapi sering sulit untuk diketahui. Ada yang mudah untuk dihilangkan, ada yang sulit atau bahkan tidak bisa dihindari. Tiga sumber utama adalah: lingkungan (keluarga dan masyarakat serta negara), badan dan pikiran yang keduanya bisa dimasukkan sebagai faktor individu.
Faktor Individu.
Stress dapat ditimbulkan oleh perubahan faali pada tubuh seseorang yang terjadi. Contohnya, perubahan yang terjadi waktu remaja, perubahan fase kehidupan akibat fluktuasi hormon, dan proses penuaan. Selain itu, datangnya penyakit, makanan yang tidak sehat, kurang tidur dan olahraga juga akan mempengaruhi respon terhadap stress.
Potensi stress utama juga datang dari pikiran yang terus-menerus menginterpretasikan isyarat-isyarat dari lingkungan secara tidak tepat. Bagaimana seseorang menginterpretasi peristiwa-peristiwa yang terjadi menentukan apakah ia akan mengalami stress atau tidak. Ini sangat dipengaruhi oleh cara berpikir seseorang dari yang bersifat sederhana sampai yang filosifis menyangkut pandangan hidup. Contoh sederhana, di depan ada gelas berisi air separuh, bagaimana seseorang milihatnya? Sebagai setengah penuh atau setengah kosong? Pikiran-pikiran yang menyebabkan stress sering bersifat negatif, penuh kegagalan, katastrofik, hitam-putih, terlalu digeneralisasi, tidak berdasarkan fakta yang cukup, dan terlalu dianggap pribadi.
Pandangan hidup seseorang sangat berpengaruh pada bagaimana orang tersebut menjalani kehidupannya. Pandangan hidup yang materialistis tentu akan mempengaruhi cara berpikir dan perilaku seseorang. Tolok ukur keberhasilan dan kesuksesan hidup jadinya bersifat material. Akibatnya, jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, akan timbul kegelisahan yang luar biasa. Ketika orang kehilangan pangkat, jabatan, status sosial, uang, kekuatan fisik, intelektual, cinta, perhatian, dan lain-lain yang bersifat lahiriah, maka ia bisa merasa tak berguna lagi.
Di sinilah pentingnya memahami apa sesungguhnya hakikat manusia diciptakan. Pemahaman ini akan mengubah cara pandang terhadap peristiwa apapun yang dihadapi dalam hidup ini sehingga memunculkan keberanian dan optimisme.
Faktor Lingkungan.
Lingkungan selalu membuat kita harus memenuhi tuntutan dan tantangan, yang karenanya merupakan sumber stress yang potensial; misalnya ketika orang mengalami musibah akibat terjadinya bencana alam (banjir, gempa bumi dan sebagainya) atau cuaca buruk, kemacetan lalu-lintas, beban pekerjaan, problema rumahtangga, dan hubungan antarmanusia; atau ketika orang dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi keuangan, pindah kerja, atau kehilangan orang yang dicintai.
Lingkungan paling dekat dan karenanya sangat mudah mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang adalah keluarga. Kehadiran orangtua (terutama ibu) dalam perkembangan jiwa anak amat penting. Jika anak kehilangan peran dan fungsi ibunya—sehingga dalam proses tumbuh kembangnya ia kehilangan haknya untuk dibina, dibimbing, diberikan kasih sayang, perhatian, dan sebagainya—maka ia disebut mengalami “deprivasi maternal”. Jika peran ayahnya yang tidak berfungsi, maka ia disebut sebagai “deprivasi paternal”.
Dalam keluarga yang mengalami disfungsi perkawinan, peran orangtua dalam mendidik anak akan terganggu. Akibatnya, besar kemungkinan selama pertumbuhannya, anak akan mengalami deprivasi. Anak mungkin tidak kehilangan ibunya secara fisik. Namun, jika peran ibu yang amat penting dalam proses imitasi dan identifikasi dirinya tidak ada, maka perkembangannya akan terganggu. Hal yang sama bakal terjadi pada anak jika figur dan peran ayahnya tidak ada.
Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami disfungsi perkawinan dan mengalami deprivasi maternal (juga paternal dan atau parental), mempunyai risiko tinggi menderita gangguan kepribadiannya; yaitu gangguan dalam perkembangan mental-intelektual, perkembangan mental-emosional, bahkan perkembangan psikososial dan spiritualnya. Tidak jarang dari mereka, jika kelak dewasa, akan memperlihatkan berbagai perilaku yang menyimpang, anti sosial, bahkan sampai melakukan tindak kriminal.
Anak-anak sebagaimana digambarkan di atas pada umumnya dibesarkan dalam keluarga yang tidak sehat dan tidak bahagia. Hal ini disebabkan karena ketidakberadaan orangtua atau karena tidak berfungsinya orangtua sebagaimana mestinya. Dalam 20 tahun terakhir ini, para ahli telah melakukan berbagai penyelidikan perihal pola perkawinan/keluarga yang ternyata tidak sehat dan tidak membawa kebahagian rumahtangga, yang dampaknya amat tidak baik bagi tumbuh-kembang anak.
Dua sarjana dari Universitas Nebraska (AS), yaitu Prof. Nick Stinnet dan Prof. John De Frain, dalam studinya yang berjudul, “The National Study On Family Strenght,” mengemukakan bahwa paling sedikit harus ada enam kriteria bagi perwujudan suatu keluarga/rumahtangga yang dapat dikategorikan sebagai keluarga yang sehat dan bahagia, yang amat penting bagi tumbuh kembangnya anak. Keenam kriteria tersebut adalah:
Kehidupan beragama dalam keluarga.
Mempunyai waktu untuk bersama.
Mempunyai pola komunikasi yang baik antar sesama anggota keluarga.
Saling menghargai satu sama lain.
Masing-masing anggota keluarga merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai kelompok.
Jika terjadi suatu permasalahan, mampu menyelesaikan secara positif dan konstruktif.
Para ahli berpendapat bahwa perceraian, perpisahan, serta pertengkaran antara ayah dan ibu akan berpengaruh pada anak. Anak mempunyai risiko tinggi untuk menjadi nakal dengan tindakan-tindakan anti sosial. Berikut ini adalah hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh kondisi orangtua terhadap kenakalan anak. (M. Rutter: Parent-Child Separation, 1980).
1. Pada keluarga broken homes, kenakalan anak laki-laki jauh lebih tinggi presentasinya daripada keluarga yang orangtuanya meninggal atau keluarga utuh.
2. Meskipun keluarga utuh (kedua orangtua masih hidup dan tinggal satu atap), suasana rumah yang tidak sehat dan tidak bahagia akan menyebabkan prosentase anak menjadi nakal semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Graig dan Glick (1965), Mc Cord (1959), Tait dan Hodges (1962).
3. Ada perbedaan perkembangan anak yang hidup dalam suasana rumah yang tegang (tension) dan hangat (warm). Suasana rumahtangga yang tegang mengakibatkan tingginya prosentase perilaku menyimpang anak. Sebaliknya, suasana rumah yang hangat di antara kedua orangtua menurunkan prosentase kenakalan anak.
4. Hubungan buruk antara anak dan kedua orangtua mengakibatkan prosentase kenakalan anak meningkat.
Lingkungan kedua yang memasok faktor munculnya stress tentu saja adalah masyarakat. Masyarakat yang berpaham materialis cenderung individualis. Kepekaan terhadap lingkungan sosialnya sangat rendah. Orang akan bersaing untuk untuk dirinya sendiri dengan berbagai cara tanpa mempedulikan kepentingan orang lain. Hubungan interpersonal semakin fungsional dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan seperti keramahan, perhatian, toleransi, dan tenggang rasa. Akibatnya, tekanan isolasi dan keterasingan kian kuat; orang makin mudah kesepian di tengah keramaian. Inilah yang disebut lonely crowded, gejala mencolok dari masyarakat kapitalis di mana-mana.
Orang yang banyak mengikuti kegiatan sosial seperti pengajian, dakwah, dan kegiatan sosial lain akan merasa dirinya diperhatikan sebagai bagian dari kebersamaan. Biasanya, dalam perkumpulan seperti itu, kebutuhan dan kesulitan bersama dibicarakan. Aktivitas-aktivitas seperti itu perlu makin dikembangkan guna mengatasi rasa cemas dalam kehidupan bersama khususnya di perkotaan. Dengan demikian, kebutuhan akan perhatian, dihargai, hingga aktualisasi diri dapat diwujudkan. Selain itu, perkumpulan-perkumpulan semacam itu menjadi bagian dari kontrol bagi para anggotanya.
Penentu corak lingkungan utama di mana individu dan masyarakat hidup tentu saja adalah negara. Banyak sebab terjadinya kasus bunuh diri dan depressi di tengah masyarakat tidak lepas dari faktor kesulitan ekonomi, rendahnya pendidikan, buruknya tingkat kesehatan, dan beban hidup yang semakin tinggi. Kasus bunuh diri terbanyak di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta, terutama diakibatkan oleh tekanan ekonomi di tengah situasi sosial politik yang carut-marut. Relasi sosial yang sehat hanya dapat terbentuk jika kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi—pangan, sandang, dan papan, kesehatan, pendidikan dasar, dan ruang-ruang publik yang memungkinkan orang berinteraksi secara normal.
Menurut E. Kristi Purwandari, pengajar Fak. Psikologi UI, faktor penyelenggaraan kehidupan bernegara yang carut-marut menjadi penyebab depresi terbesar bagi masyarakat Indonesia, terutama kalangan menengah ke bawah. Keadaan seperti ini menyebabkan orang frustasi dan putus harapan karena merasa tidak memiliki masa depan. Seseorang cenderung kecil hati dan cepat menyerah menghadapi realitas hidup. Ditambah dengan makin maraknya ketidakadilan di berbagai bidang (ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan hukum, ketidakadilan politik, dan sebagainya) yang membuat hidup di Indonesia dirasakan tidak nyaman. Tidak aneh jika stress dan depresi meningkat.
Di bidang kesehatan, misalnya, pemerintah Indonesia terbukti tidak mampu menyediakan lingkungan sosial yang kondusif untuk kesehatan mental masyarakat. Tentang ini, menurut Kirti, Pemerintah Indonesia masuk dalam kategori sangat buruk dalam layanan kesehatan masyarakat, terutama karena perilaku para penguasa yang membuat kondisi kejiwaan rakyat terganggu, di samping ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang menjadikan orang depresi dan kehilangan makna hidup.
Televisi sebagai media yang banyak menayangkan adegan kekerasan disinyalir juga memiliki andil dalam mengajari bagaimana orang menyelesaikan masalah, terutama pada anak-anak. Maraknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak sedikit banyak dipengaruhi oleh tayangan itu. Dalam hal ini, negara (pemerintah) mestinya mengatur tayangan tivi agar tidak berdampak buruk pada perilaku anak-anak. Akan tetapi, faktanya?
Perlu Solusi Total
Ada kecenderungan, orang yang mengalami stress mencari solusi yang bersifat sesaat dan justru menimbulkan kemadaratan. Ini ditunjukkan oleh semakin maraknya dunia hiburan, penyaluran hobi, seks bebas, dan sebagainya. Alkohol, obat-obatan, merokok, dan makan berlebihan juga sering dijadikan alat untuk membantu menghadapi stres. Padahal, efeknya hanya berlangsung sementara, dan dalam jangka panjang akan merusak badan dan pikiran atau jiwa. Perilaku lainnya yang terlihat adalah sikap menunda-nunda, perencanaan yang buruk, tidur berlebihan dan menghindari tanggung jawab. Taktik ini malah merugikan karena menimbulkan masalah baru bagi individu tersebut.
5. TERAPI DARI ENCOPRESIS (GANGGUAN ELIMINASI)
Penderita encopresis membutuhkan penanganan yang tepat dengan melakukan terapi. Menurut Rini prinsip terapinya adalah konseling atau edukasi pada anak mengenai BAB. Mereka dapat cepat memahami penjelasan yang diberikan mengingat kemampuan kognitif anak seusia ini sudah berkembang.
Salah satunya adalah terapi yang bisa dilakukan kalau anak selalu menahan BAB karena merasa jijik dan tak mau masuk ke kamar mandi umum:
* Tanamkan bahwa tidak semua kamar mandi umum/sekolah akan resik dan wangi sesuai dengan harapannya.
* Sebelum menggunakan toilet umum/sekolah, minta ia membersihkan dengan menyiramnya terlebih dahulu.
* Tak ada salahnya anak selalu dibekali tisu, masker, dan pengharum ruangan untuk lebih menyamankannya saat di toilet umum.
* Yang pasti, jangan beri anak pembalut untuk mengatasi encopresis-nya. Ini justru tak mendidik.
* Jika masalah psikologis anak tampak berat, sampai stres atau trauma misalnya, ada baiknya orang tua dan anak duduk bersama membahas permasalahan yang dihadapi. Jika perlu konsultasikan dengan psikolog.
* Terapkan pola makan yang baik dan teratur. Usahakan banyak mengonsumsi makanan berserat, sayuran, buah-buahan, serta susu. Kurangi konsumsi makanan berlemak tinggi, junk food, dan soft drink.
* Kepada anak yang selalu merasa nyeri saat mau BAB bisa diberikan obat-obatan untuk pengencer tinja. Namun, penggunaanya harus tetap berdasarkan rekomendasi dokter.
* Ajarkan untuk melakukan BAB secara teratur, misalnya pagi atau malam hari.
* Yang pasti, anak jangan disalahkan atau dicemooh kalau mengalami encopresis.
Mestinya orang tua selalu mendukung dan membantu kesulitan anak.
6.ASKEP ELIMINASI
A. Pengertian
Penyakit ginjal utamanya akan berdampak pada sistem tubuh secara umum. Salah satu yang terserinag ialah gangguan urine. Gangguan eliminasi urine kemungkinan disebabkan (Supratman. 2003)
1.Inkopenten outlet kandung kemih;
2.Penurunan kapasitas kandung kemih;
3.penurunan tonus otot kandung kemih;
4.Kelemahan otot dasar panggul.
Beberapa masalah eliminasi urine yang sering muncul, antara lain :
1.Retensi
2.Enuresis
3.Inkontinensis
4.Perubahan pola
B.Retensid Urine
1.Pengertian
Ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan sendiri.
Kemungkinan penyebabnya :
Operasi pada daerah abdomen bawah.
Kerusakan ateren
Penyumbatan spinkter.
2.Tanda-tanda
Ketidak nyamanan daerah pubis.
Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
Meningkatnya keinginan berkemih.
3.Rencana Tindakan
Kemungkinan latihan kembali kandung kemih atau pengkondisian kembali.
Ajarkan individu meregangkan abdomen dan melakukan manuver vaiava’s.
Ajarkan manuver crede’s
Ajarkan individu regangan anal.
Mengintruksikan individu untuk mencoba ketiga teknik untuk menentukan yang mana yang paling efektif dalam mengosongkan kandung kemih.
Catatan masukan dan keluaran teknik mana yang digunakan untuk menimbulkan berkemih.
C.Tinusis
1.Pengertian
Ialah keluarnya kencing yang sering terjadi pada anak-anak umumnya malam hari.
Kemungkinan peyebabnya :
Kapasitas kandung kemih lebih kecil dari normal.
Kandung kemih yang irritable
Suasana emosiaonal yang tidak menyenangkan
ISK atau perubahan fisik atau revolusi.
2.Rencana Tindakan
a.Jelaskan sifat enuresis pada orang tua dan anak
b.Jelaskan pada orang tua bahwa rasa tidak setuju adalah hal yang tidak menghentikan enuresis tetapi akan membuat anak jadi malu, dan takut.
c.Tawarkan keyakinan pada anak bahwa anak lain pu membasahi tempat tidur mereka dimalam hari.
d.Ajarkan :
Beri dorongan untuk menunda berkemih.
Menyuruh anak berkemih sebelum tidur.
Membatasi cairan selama waktu tidur.
Jika anak terbangun malam hari untuk berkemih kuatkan dorongan itu
TeNtang sensasi saat waktu berkemih
Kemampuan anak dalam mengontrol perkemihan.
D.Inkontinesia Urine
Ialah bak yang tidak terkontrol.
Jenis inkotinensio
1.Inkontinensio Fungsional/urge
a.Pengertian
Ialah keadaan dimana individu mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau ketidak mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.
b.Faktor Penyebab
Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung kemih.
Penurunan tonur kandung kemih
Kerusakan moviliasi, depresi, anietas
Lingkungan
Lanjut usia.
c.Rencana tindakan
Kaji kemundura sensori
Kaji kemunduran motorik
Kurangi hambatan lingkungan
Ajarkan toileting untuk individu dengan kemundura kognitif
Ajarkan toileting untuk individu dengan keterbatasan fungsi tangan.
2.Inkontinensia Stress
a.Pengertian
Ialah keadaan dimana individu mengalami pengeluaran urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra abdomen.
b.Faktor Penyebab
Inkomplet outlet kandung kemih
Tingginya tekanan infra abdomen
Kelemahan atas peluis dan struktur pengangga
Lanjut usia.
c.Rencana tindakan
Kaji pola berkemih dan masukan cairan.
Latihan kekuatan dengan latihan kegel.
Ajarkan untuk mengurangi tekanan infra abdomel
Ajarkan untuk menghentikan dan memulai aliran urin tiap kali berkemih.
3.Inkontinensia Total
a.Pengertian
Ialah keadaan dimana individu mengalami kehilangan urine terus menerus yang tidak dapat diperkirakan.
b.Faktor Penyebab
Penurunan Kapasitas kandung kemih.
Penurunan isyarat kandung kemih
Efek pembedahan spinkter kandung kemih
Penurunan tonus kandung kemih
Kelemahan otot dasar panggul.
Penurunan perhatian pada isyarat kandung kemih
c.Rencana tindakan
Pertahankan hidrasi yang optimal
Tingkatkan berkemih
Berikan motivasi untuk meningkatkan kontrol kandung kemih.
Kaji partisipasi individu dalam program latihan ulang kandung kemih.
Kaji pola berkemih
Ajarkan pencegahan infeksi saluran kemih.
E.Perubahan Pola
1.Frekuensi
Meningkatnya frekuensi berkemih karena meningkatnya cairan.
2.Urgency
Perasaan seseorang harus berkemih.
3.Disaria
Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.
4.Urinari Suprei
Keadaan yang mendesak dimana produksi urine sangat kurang.
7. gangguan pengeluaran (eliminasi)
Kelainan Pada Anak dapat Diketahui pada Kebiasaan Mengompol
MENGATASI kebiasaan mengompol pada anak bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerja sama antara orangtua, anak, dan dokter. Selain itu, perlu kebijaksanaan, kesabaran, dan pengertian orangtua.
Begitu banyak keluhan dari para orangtua yang mengkhawatirkan dengan kebiasaan mengompol anak mereka. Apalagi, anak tetap mengompol setelah melewati usia 6–7 tahun. Tentunya akan menjadi suatu pertanyaan besar bagi orangtua.
Sebenarnya apa itu mengom pol? Dan mengapa hal itu terjadi dan bagaimana melatih mereka agar tidak lagi mengompol?
Mengompol istilah kedokterannya adalah enuresis, yaitu mengeluarkan air seni secara tidak sadar saat tidur pada usia yang seharusnya sudah dapat mengendalikan keinginan buang air kecil. Terkadang definisi mengompol juga digunakan untuk menyebut anak yang gagal mengontrol pengeluaran urine saat mereka dalam keadaan terjaga.
Sebenarnya, pada remaja dan orangtua mengompol juga sering terjadi. Namun bagi anak, mengompol sering merupakan hal yang sangat memalukan. Sedangkan bagi orangtua, hal ini dapat merupakan pengalaman yang menjengkelkan.
Lebih dari 50 juta anak-anak di seluruh dunia berusia 5–15 tahun masih mengompol. Satu dari empat anak tetap mengompol saat usia mereka 3,5 tahun. Sedangkan pada usia lima tahun, satu dari lima anak masih ngompol di tempat tidur dan pada usia enam tahun turun menjadi satu dari 10 anak. Biasanya enuresis akan berhenti ketika anak mencapai usia pubertas. Anak laki-laki lebih banyak yang mengompol dibanding anak perempuan.
“Ini merupakan masalah tersembunyi masa kanak-kanak karena orang cenderung untuk tidak berbicara tentang hal itu di luar rumah, sehingga sebagian besar anak-anak berpikir mereka satu-satunya yang dengan masalah,” kata dokter anak dari Washington DC, Amerika Serikat dan penulis buku “Waking Up Dry” dr Howard Bennett.
Bennett menyebutkan jenis mengompol dibagi dua. Mengompol primer yakni mengompol sejak bayi dan mengompol sekunder yakni kembali mengompol setelah anak tidak pernah mengompol lagi selama minimal enam bulan. Penyebab mengompol primer disebabkan adanya keterlambatan proses pematangan sistem saraf pada anak, di mana adanya ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang dikirimkan kandung kemih, gangguan hormonal, kelainan anatomi.
Misalnya kandung kemih yang kecil dan tidur yang sangat dalam sehingga anak tidak terbangun pada saat kandung kemih sudah penuh. Sedangkan penyebab dari mengompol sekunder bisa karena infeksi saluran kemih, gangguan metabolisme (kencing manis usia dini), gangguan saraf tulang belakang, tekanan yang berlebihan pada kandung kencing, terutama disebabkan gangguan pengeluaran kotoran sehingga akumulasi kotoran pada usus besar akan menekan kandung kencing.
Bahkan, keadaan stres juga dapat memicu terjadinya mengompol sekunder. Memang dahulu kebiasaan mengompol dianggap sebagai masalah psikologis. Namun, sekarang diketahui bahwa faktor biologis memegang peranan lebih besar. Dapat dipastikan juga, hal tersebut menurun dalam keluarga.
Lebih dari 75 persen anak-anak yang mempunyai orangtua dengan masalah mengompol, juga akan mempunyai masalah yang sama.
“Cerita soal masalah genetika ini kepada anak akan membuat hatinya lebih baik,” saran Bennett.
Mengompol dapat juga merupakan gejala dari suatu penyakit serius seperti kencing manis atau infeksi saluran kemih, terutama bila terjadi pada anak yang sebelumnya tidak pernah mengompol. Mengompol bukanlah merupakan kesalahan anak. Sayangnya, beberapa orangtua masih berpikir bahwa mengompol berasal dari kurangnya disiplin, dan dapat disembuhkan dengan hukuman.
Hal ini, terang Bennett, sangat jauh dari kebenaran. Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 25 persen orangtua menghukum seorang anak atau menunjukkan ketidaksetujuan yang signifikan saat anak mengompol karena mereka pikir itu kesalahan anak.
Yang harus dilakukan orangtua jika anak mengompol adalah bersikaplah sewajarnya, jangan menunjukkan rasa jengkel, marah, atau bahkan panik.
Bicarakan baik-baik dengan si anak. Ada banyak kasus di mana anak berhenti mengompol setelah diajak bicara dari hati-hati. Beri dukungan kepada anak, ini adalah tindakan terpenting.
Jangan sekali-kali mempermalukan anak atau membandingkan dengan anak lain, malah bila si anak berhasil tidak mengompol berilah dia hadiah dan pujian tentang keberhasilannya di hadapan banyak orang, agar dia semakin termotivasi.
Minta anak Anda mengganti seprei serta pakaian tidurnya pada malam hari, bila anak tersebut sudah bisa melakukannya. Atau letakkan sebuah alas karet yang berlapiskan kain di dekat tempat tidur, sehingga anak dapat menutupi seprei yang dibasahinya. Lalu, pasanglah jam alarm yang akan berbunyi 2–3 jam setelah anak tertidur, jadi dia dapat terbangun untuk pergi ke kamar mandi.
Selain itu, pastikan anak Anda buang air kecil sebelum ke tempat tidur. Doronglah anak untuk mengikuti instruksi dari seorang dokter, seperti latihan pelemasan kandung kemih atau latihan menahan keluarnya air seni atau latihan modifikasi perilaku. Kalau perlu, belilah sebuah alarm antimengompol yang cocok untuk anak berusia lima tahun ke atas.
Alarm ini memiliki sensor kelembapan yang dikenakan langsung pada pakaian dalam. Pada tetes cairan pertama, sebuah bel akan mendengung, membangunkan si anak. Secara berangsur- angsur anak belajar untuk bangun ketika mereka merasa ingin buang air kecil.
Yang perlu juga diperhatikan oleh orangtua adalah, mengompol ini bisa sembuh sendiri. Seorang anak pengompol membutuhkan kesabaran, semangat, ketelatenan, dan keyakinan dari orangtua bahwa masalah tersebut hanya sementara. Biasanya antara usia 7–12 tahun sering terjadi kesembuhan, dan sedikit saja anak yang terus mengalaminya sampai remaja.
Satu hal menarik, pemberian air susu ibu (ASI) dapat mencegah mengompol yang berkelanjutan pada anak. Sebuah studi yang diterbitkan Journal of the American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa bayi yang tidak minum ASI lebih cenderung mengompol dibanding bayi yang diberi ASI.
Penelitian dari Robert Wood Johnson Medical School, New Jersey, Amerika Serikat menyatakan selain kaya akan gizi yang penting bagi pertumbuhan bayi, ASI juga mengandung asam lemak yang bisa memperbaiki dan mempercepat pertumbuhan otak, sementara mengompol itu sendiri terjadi karena terhambatnya pertumbuhan syaraf otak (delayed neurodevelopment).
Dari hasil studi yang dilakukan pada 55 anak usia 5–13 tahun yang masih mengompol dan 117 mereka yang tak pernah mengompol, menunjukkan persentase mengompol pada anak yang mengonsumsi susu formula sekitar 81 persen, sementara mereka yang secara rutin mendapat ASI hanya 45 persen.
Namun, yang paling mengagumkan dalam studi ini adalah bayi yang mengonsumsi baik susu formula maupun susu ibu justru mengalami hasil yang sama dengan bayi yang hanya mendapat susu formula tanpa ASI. Selain mencegah mengompol, ASI diketahui juga manjur untuk menurunkan risiko diare, infeksi pernapasan, infeksi telinga, dan infeksi lain yang terjadi pada bayi.
sumber : http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/kesehatan/16811-kelainan-pada-anak-dapat-diketahui-dari-kebiasaan-ngompol.html
8. Gangguan Eliminasi
Bayi yang baru lahir akan mengeluarkan output buangannya secara otomatis, baik itu urin maupun feses. Setelah anak semakin berkembang, mereka dilatih untuk menahan refleks natural yang memerintahkan untuk buang air kecil dan buang air besar. Pada buku klasik Pattern of Child Rearing, Robert Sears dan kawan-kawan (1957) menyatakan bahwa anak-anak Amerika sudah mulai dilatih untuk buang kecil rata-rata pada usia 18 bulan. Namun mengompol masih sering terjadi sampai usia 24 bulan. Saat ini kebanyakan anak di Amerika bisa mengompol pada usia 2 dan 3 tahun. Namun banyak yang masih terus mengompol setahun kemudian atau lebih.
Menurut DSM-IV-TR, gangguan eliminasi meliputi enuresis dan enkopresis, yang termasuk dalam aksis 1. Enuresis dan enkopresis merupakan gangguan yang melibatkan masalah dengan buang air kecil dan buang air besar tanpa penyebab organik. Gangguan eliminasi merupakan salah satu jenis gangguan yang mulai tampak pada bayi, kanak-kanak maupun remaja. Dalam hal ini, keberhasilan toilet training memiliki andil yang cukup besar. Menurut Erikson, toilet training merupakan langkah penting menuju otonomi dan kontrol diri (self-control).
9. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.[rujukan?] Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.[rujukan?] Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.[rujukan?] Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.[1]
Sejarah komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama.[2] Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama ((make to common).[2] Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. [3] Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). [4]
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.[5] Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.[5] Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. [5].
Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek.[2] Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi.[rujukan?] Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".[rujukan?]
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.[2] Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.[rujukan?] Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.[rujukan?]
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.[rujukan?] Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.[rujukan?]
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio.[rujukan?] Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.[rujukan?] Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.[rujukan?]
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.[rujukan?] Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:[6]
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.[rujukan?]
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.[rujukan?]
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.[rujukan?]
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.[rujukan?]
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.[rujukan?]
Model-model komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.[3]
Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.[6] Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).[rujukan?] Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model).[1] Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver).[3] Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.[rujukan?] Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalm proses komunikasi.[1]
Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator.[3] Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. [1] Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tapatnya melalui pengambilan peran orang lain.[6] Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. [7] Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.[1]
Model Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.[4] Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalm sebuah episode komunikasi.[rujukan?] Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. [1] Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.[3]
Ilmu komunikasi Di Antara Bidang Ilmu Lainnya
Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi tentang ilmu daripada sekarang.[rujukan?] Dulu defenisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianutnya.[rujukan?] Sekarang ilmu memperoleh posisi yang bebas dan mandiri.[rujukan?] Definisi ilmu tidak lagi berdasarkan dan dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya. [7]
Berbicara posisi Ilmu Komunikasi di antara ilmu-ilmu lainnya, tidak akan terlepas dari akar atau landasan Ilmu Komunikasi itu sendiri, dimana banyak ilmuwan nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk lahirnya Ilmu Komunikasi. [1] Ahli politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber, Daniel Lerner dan Everett M. Rogers.[rujukan?] Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul Lazarsfeld. Ahli bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah ahli matematika. [7]
10. Komunikasi nonverbal
Penggunaan ekspresi wajah merupakan salah satu komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Jenis-jenis komunikasi nonverbal
Komunikasi objek
Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).[1]
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.[2][3]
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
• Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
• Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
• Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
• Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.[4]
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.[5]
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.[6]
Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.[7]
11. Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Sat, 10/11/2007 - 6:54pm — Rejals
Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan:
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
12. KOMUNIKASI dalam ORGANISASI
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain kelangsungan hidup berorganisasi untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih baik dengan menciptakan hubungan kerja sama dengan bawahannya. Hubungan yang dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung maksud untuk mendapatkan simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik. Hal ini tergantung dari kebutuhan dan cara masing-masing individu, karena satu sama lain erat hubungannya dengan keahlian dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal. 50, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik.
13. GANGGUAN DEPRESI BERAT
Depresi bisa berdiri sendiri maupun bersamaan dengan penyakit organik. Depresi akan sulit di diagnosis jika depresi ditemukan bersamaan dengan penyakit lain.
Banyak gangguan medis dan neurologis serta agen farmakologis dapat menghasilkan gejala depresi. Biasanya pasien datang dengan gangguan depresi pertama kali pergi ke dokter umum dengan keluhan somatik, mereka mengeluh gangguan sistem endokrin, gangguan infeksi dan peradangan, serta penyakit medis lain seperti kanker dan penyakit kardiopulmonal.
Baik depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan dengan penyakit lain harus diobati dengan sungguh-sungguh, karena depresi dapat mempengaruhi dan memperburuk penyakit organik yang sudah ada.
Pemilihan obat anti depresan yang tepat sangat diperlukan agar mendapatkan efek terapi yang optimal dan menghindari efek samping yang mungkin timbul.
DEFINISI (2)
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.
EPIDEMIOLOGI
Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan prevalensi seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita.
Terlepas dari kultur atau negara, prevalensi gangguan depresi berat dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresi berat kira-kira 40 tahun, 50 % dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun.
Beberapa data epidemiologi baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan depresi berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Jika pengamatan tersebut benar, mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat-zat lain pada kelompok usia tersebut.
Pada umumnya gangguan depresi berat terjadi paling sering pada orang tua yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau berpisah.
ETIOLOGI
Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor dibawah ini berperan :
Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat adalah berhubungan dengan disregulasi pada amin biogenik (norepineprin dan serotonin). Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi dan pada beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit.
Faktor neurokimiawi lain seperti adenylate cyclase, phospotidylinositol dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi penyebab. Kelainan pada neuroendokrin utama yang menarik perhatian dalam adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormon pertumbuhan. Neuroendokrin yang lain yakni penurunan sekresi nokturnal melantonin, penurunan pelepasan prolaktin karena pemberian tryptopan, penurunan kadar dasar folikel stimulating hormon (FSH), luteinizing hormon (LH) dan penurunan kadar testoteron pada laki-laki.
Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari penderita gangguan depresi berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama subyek kontrol untuk penderita gangguan.
Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan angka kesesuaian pada kembar monozigotik adalah kira-kira 50 %, sedangkan pada kembar dizigotik mencapai 10 sampai 25 %.
Faktor psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis yang telah lama direplikasi bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah dilaporkan untuk pasien dengan gangguan depresi berat.
Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling berhubungan dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset satu episode depresi adalah kehilangan pasangan.
Beberapa artikel teoritik dan dari banyak laporan, mempermasalahkan hubungan fungsi keluarga dan onset dalam perjalanan gangguan depresi berat. Selain itu, derajat psikopatologi didalam keluarga mungkin mempengaruhi kecepatan pemulihan, kembalinya gejala dan penyesuaian pasca pemulihan.
PATOFISIOLOGI
Timbulnya depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik. Neurotransmiter yang paling banyak diteliti ialah serotonin. Konduksi impuls dapat terganggu apabila terjadi kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di celah sinaps atau adanya gangguan sensitivitas pada reseptor neurotransmiter tersebut di post sinaps sistem saraf pusat.
Pada depresi telah di identifikasi 2 sub tipe reseptor utama serotonin yaitu reseptor 5HTIA dan 5HT2A. Kedua reseptor inilah yang terlibat dalam mekanisme biokimiawi depresi dan memberikan respon pada semua golongan anti depresan.
Pada penelitian dibuktikan bahwa terjadinya depresi disebabkan karena menurunnya pelepasan dan transmisi serotonin (menurunnya kemampuan neurotransmisi serotogenik).
Beberapa peneliti menemukan bahwa selain serotonin terdapat pula sejumlah neurotransmiter lain yang berperan pada timbulnya depresi yaitu norepinefrin, asetilkolin dan dopamin. Sehingga depresi terjadi jika terdapat defisiensi relatif satu atau beberapa neurotransmiter aminergik pada sinaps neuron di otak, terutama pada sistem limbik. Oleh karena itu teori biokimia depresi dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Menurunnya pelepasan dan transport serotonin atau menurunnya kemampuan neurotransmisi serotogenik.
2. Menurunnya pelepasan atau produksi epinefrin, terganggunya regulasi aktivitas norepinefrin dan meningkatnya aktivitas alfa 2 adrenoreseptor presinaptik.
3. Menurunnya aktivitas dopamin.
4. Meningkatnya aktivitas asetilkolin.
Teori yang klasik tentang patofisiologi depresi ialah menurunnya neurotransmisi akibat kekurangan neurotransmitter di celah sinaps. Ini didukung oleh bukti-bukti klinis yang menunjukkan adanya perbaikan depresi pada pemberian obat-obat golongan SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) dan trisiklik yang menghambat re-uptake dari neurotransmiter atau pemberian obat MAOI (Mono Amine Oxidasi Inhibitor) yang menghambat katabolisme neurotransmiter oleh enzim monoamin oksidase.
Belakangan ini dikemukakan juga hipotesis lain mengenai depresi yang menyebutkan bahwa terjadinya depresi disebabkan karena adanya aktivitas neurotransmisi serotogenik yang berlebihan dan bukan hanya kekurangan atau kelebihan serotonin semata. Neurotransmisi yang berlebih ini mengakibatkan gangguan pada sistem serotonergik, jadi depresi timbul karena dijumpai gangguan pada sistem serotogenik yang tidak stabil. Hipotesis yang belakangan ini dibuktikan dengan pemberian anti depresan golongan SSRE (Selective Serotonin Re-uptake Enhancer) yang justru mempercepat re-uptake serotonin dan bukan menghambat. Dengan demikian maka turn over dari serotonin menjadi lebih cepat dan sistem neurotransmisi menjadi lebih stabil yang pada gilirannya memperbaiki gejala-gejala depresi.
Mekanisme biokimiawi yang sudah diketahui tersebut menjadi dasar penggunaan dan pengembangan obat-obat anti depresan.
GAMBARAN KLINIS
Suatu mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas merupakan tiga gejala utama depresi.
Gejala lainnya dapat berupa :
q Konsentrasi dan perhatian berkurang
q Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
q Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
q Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
q Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
q Tidur terganggu
q Nafsu makan berkurang.
Gejala-gejala diatas dialami oleh pasien hampir setiap hari dan di nilai berdasarkan ungkapan pribadi atau hasil pengamatan orang lain misalnya keluarga pasien.
VII. PEDOMAN DIAGNOSTIK (3)
Seperti dalam DSM III dan DSM IV atau PPDGJ III, kriteria diagnostik untuk gangguan depresi berat secara terpisah dari kriteria diagnostik untuk diagnosis yang berhubungan dengan depresi ringan dan sedang serta depresi berulang.
Pada PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan depresi berat dibagi secara terpisah yaitu gangguan depresi berat tanpa gejala psikotik dan gangguan depresi berat dengan gejala psikotik.
Episode depresif berat tanpa gejala psikotik :
v Semua gejala depresi harus ada : afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah.
v Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan berkurang.
v Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan.
v Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dari 2 minggu.
v Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik :
v Episode depresif berat yang memenuhi kriteria diatas.
v Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi audiotorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.
v Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai waham atau halusinasi yang serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).
DIAGNOSIS BANDING
Dalam menegakkan suatu gangguan depresi, diagnosis lain perlu dipikirkan seperti adanya gangguan organik, intoksikasi atau ketergantungan zat dan abstinensia, distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung serta gangguan penyesuaian.
Perubahan instrinsik yang berhubungan dengan epilepsi lobus temporalis dapat menyerupai gangguan depresi, khususnya jika fokus epileptik adalah pada sisi kanan.
Berkabung merupakan suatu respons normal yang hebat dan menyakitkan karena kehilangan, tetapi responsif terhadap dukungan dan empati dapat membuat berangsur mereda/sembuh seiring berjalannya waktu.
PENATALAKSANAAN
Bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf hebatnya gejala depresi dan besarnya kemungkinan bunuh diri. Hal ini ditanyakan dengan bijkasana dan penderita sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan pikiran-pikiran bunuh diri kepada orang yang memahami masalahnya, tetapi pada beberapa penderita ada yang tidak memberitahukan keinginan bunuh dirinya kepada pemeriksa karena takut di cegah. Bila sering terdapat pikiran-pikiran atau rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan pemberian terapi elektrokonvulsi di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Sebagian besar klinisi dan peneliti percaya bahwa kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi berat. Tiga jenis psikoterapi jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal dan terapi perilaku, telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan gangguan depresi berat.
Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi dalam beberapa golongan yaitu :
1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan opipramol.
2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.
3. Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono Amine Oxsidase-A), seperti : moclobemide.
4. Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.
5. Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti : sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis) sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari). Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu :
1. Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I. Misalnya amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan IV, 100 mg/hari pada hari V dan VI.
2. Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7 sampai 15 hari (miggu II), kemudian minggu III 200 mg/hari dan minggu IV 300 mg/hari.
3. Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis pemeliharaan.
4. Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan ½ dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.
5. Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari à 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari à 75 mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari à 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari à 25 mg/hari selama 1 minggu.
Dengan demikian obat anti depresan dapat diberhentikan total. Kalau kemudian sindrom depresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.
Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single dose one hour before sleep), untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik. Untuk golongan SSRI diberikan dosis tunggal pada pagi hari setelah sarapan.
PROGNOSIS
Gangguan depresi berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini cenderung merupakan gangguan yang kronis dan pasien cenderung mengalami relaps. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan depresif memiliki kemungkinan 50 % untuk pulih di dalam tahun pertama.
Rekurensi episode depresi berat juga sering, kira-kira 30 sampai 50 % dalam dua tahun pertama dan kira-kira 50 sampai 70 % dalam 5 tahun. Insidensi relaps adalah jauh lebih rendah dari pada angka tersebut pada pasien yang meneruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada pasien yang hanya mengalami satu atau dua episode depresi.
KESIMPULAN
Gangguan depresi berat merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada psikomotor, kemampuan kognitif, pembicaraan dan fungsi vegetatif.
Penyebab dari gangguan depresi terdiri dari faktor biologis, faktor genetika dan faktor psikososial. Pada hipotesis timbulnya depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik. Hipotesis tersebut menjadi dasar penggunaan dan pengembangan obat-obat anti depresan.
Untuk menegakkan diagnosis gangguan depresi berat, PPDGJ III mensyarati harus didapati tiga gejala utama gangguan depresi dan minimal empat gejala lainnya dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat.
Pada gangguan depresi yang sering terdapat pikiran-pikiran atau rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan pemberian terapi elektrokonvulsi di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Pemberian anti depresan diberikan melalui tahapan-tahapan, yaitu dosis initial, titrasi, stabilisasi, maintenance dan dosis tapering. Dimana dosis dan lama pemberiannya berbeda-beda.
Kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi berat.
14. Mengatasi Kecemasan
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa S2, koordinator kelas, sebutlah namanya Christin, membuat teman-teman sekelasnya terheran-heran. Pasalnya, Christin yang aktif, senang bercanda, dan memiliki postur tubuh bak atlet itu ternyata memiliki kecemasan yang irasional, hanya karena mendengar kata “kecoak”.
Dengan muka tegang ia sibuk menutup telinga dengan saputangan tebal ketika teman-temannya bicara tentang kecoak. Ironis kedengarannya. Kenyataannya, keadaan seperti ini benar-benar dialami oleh sebagian dari kita, meski dengan intensitas dan objek yang berbeda-beda.
Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi negatif. Baik bersifat rasional maupun irasional ini merupakan persoalan tersendiri bagi yang mengalaminya. Oleh sebab itu, kita perlu memiliki keterampilan untuk mengatasinya.
Apa itu Kecemasan?
Perihal rasa cemas, semua orang mengetahui dan pernah merasakannya. Namun, untuk menjelaskan apa itu kecemasan kita mungkin memiliki jawaban yang berbeda-beda.
Dalam Psikologi, ada yang menjelaskan bahwa kecemasan merupakan ketakutan yang tidak realistis, suatu perasaan terancam ketika merespon sesuatu yang sebenarnya tidak sungguh-sungguh mengancam. Ini berbeda dengan ketakutan, yang bersifat realistis, benar-benar karena sesuatu yang menakutkan.
Untuk menghindari pengertian antara cemas dan takut (juga dengan nervous dan tegang) yang pada dasarnya tidak terlalu jelas perbedaannya, kita dapat berpegang pada penjelasan yang diberikan Calhoun & Acocella (1990). Menurut mereka, kecemasan merupakan suatu perasaan takut (realistis maupun tidak), disertai peningkatan gejolak fisiologis.
Bagaimana kecemasan berkembang, khususnya yang tidak realistis?
Sigmun Freud dengan teori psikodinamikanya menjelaskan, kecemasan yang tidak realistis (seperti halnya kecemasan karena kecoak), merupakan gejala dari rasa takut yang lebih mendalam. Biasanya berhubungan dengan alam bawah sadar yang berkaitan dengan dorongan seksual atau agresif, yang menerobos kontrol ego menuntut pemuasan, dan akhirnya menimbulkan ketakutan luar biasa pada diri individu.
Lain halnya penjelasan dari aliran perilaku (behaviorism) dengan tokoh-tokoh Watson, Skinner, dll. Kecemasan yang realistis maupun yang tidak realistis menurut mereka merupakan hasil pengondisian respon.
Contohnya, seorang anak mengenal kecoak bersamaan dengan peristiwa lain yang mengerikan (misalnya ia terkunci di kamar mandi dan menemukan gerombolan kecoak di saluran pembuangan). Hasilnya, ia mempelajari dan merespon kecoak sebagai makhluk yang mengerikan. Hal ini dapat terbawa hingga dewasa.
Kecemasan mempunyai tiga komponen, yaitu emosional, kognitif, dan fisiologis. Dalam komponen emosional, individu mengalami perasaan takut yang intens dan disadari. Dalam komponen kognitif, peningkatan rasa takut akan mengacaukan kemampuan individu untuk berpikir jernih.
Dalam komponen fisiologis, tubuh merespon ketakutan dengan memobilisasi diri untuk bertindak, baik dikehendaki ataupun tidak. Respon fisiologis ini merupakan hasil kerja sistem saraf otonom yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh.
Respon fisiologis ketika terjadi kecemasan antara lain detak jantung meningkat, irama napas lebih cepat, pupil mata melebar, proses pencernaan terhenti, pembuluh darah menyempit, tekanan darah naik, kelenjar adrenalin dalam darah meningkat. Itu semua menyebabkan individu menjadi tegang dan siap melakukan tindakan menyerang atau melarikan diri dari situasi yang ada.
Kecemasan, bila terjadi dalam level sedang dan dalam keadaan memang ada hal yang harus ditakuti (misalnya sedang menghadapi wawancara kerja), merupakan hal normal. Akan menjadi masalah bila kecemasan terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan situasi yang ada (tidak realistis).
Kecemasan semacam ini akan memerosotkan sumber daya fisik dan fisiologis kita. Lebih jauh lagi, dapat mengurangi rasa berharga, merasa kecil, dan tidak berdaya.
Menganalisis Kecemasan
Pola kecemasan berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu antara lain dalam hal penyebab yang memicu kecemasan (anteseden), keadaan cemas itu sendiri (tingkat kecemasan, gejala), dan konsekuensi yang ada setelah terjadi kecemasan.
Untuk mengendalikan kecemasan, terlebih dahulu kita perlu melakukan analisis terhadap kecemasan tersebut.
Pertama, kita tentukan apa yang membuat kita cemas: Karena melihat kecoak? Karena harus mengalahkan orang lain dalam suatu hal (kompetisi)? Atau karena menghadapi soal-soal ujian?
Bila kecemasan itu karena kecoak, perlu dipastikan apakah bulunya yang membuat cemas? Atau baunya?
Dalam situasi seperti apa kecemasan terhadap kecoak itu muncul: Kalau melihat? Kalau mendengar kata kecoak? Kalau melihat di kamar? Hanya kalau malam atau sembarang waktu?
Kedua, kita menentukan penyebab internal (dari dalam diri), yakni dengan memeriksa kecemasan itu sendiri: Apakah yang kita pikirkan dan kita rasakan saat terjadi pengalaman kecemasan itu?
Bila kecemasan karena kecoak, perlu diperiksa: Apakah bayangan kecoak bergerombol muncul kembali setiap kali melihat kecoak? Apakah kecoak itu membangkitkan rasa muak yang luar biasa? Ataukah kecoak mengingatkan pada peristiwa mengerikan?
Ketiga, kita mendeskripsikan konsekuensi dari kecemasan itu. Apa yang kita lakukan dengan mengalami kecemasan? Bila cemas karena kecoak, perlu dideskripsikan respon apa yang terjadi setelah timbul kecemasan: Apakah kita lari, bersembunyi, atau menghindar? Seperti apa akibatnya terhadap tubuh, terhadap perasaan, dan terhadap pikiran (kognisi)?
Mengelola Kecemasan
Setelah melakukan analisis, kita dapat menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.
- Perencanaan lingkungan
Berbagai stimulus (objek, orang, situasi) yang membuat kita mengalami kecemasan bukanlah hal yang harus kita hadapi. Kita berhak menghindari stimulus-stimulus tersebut.
Contohnya, film horor bukanlah sesuatu yang harus kita tonton. Bila kita cemas/takut, kita dapat menghindari dengan tidak menontonnya. Bila takut kecoak, kita dapat menghindarinya di rumah dengan cara membasminya. Di luar rumah, kita dapat menghindari kecoak dengan cara sebisanya menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang kecoak.
Namun, tidak semua stimulus yang membuat cemas dapat kita hindari begitu saja. Contohnya, kecemasan tinggi yang terjadi setiap kali mau ujian, berbahaya bila kita atasi dengan menghindari ujian. Untuk itu kita perlu mengatur agar kecemasan sewaktu ujian dapat berkurang dengan cara belajar sampai tuntas dsb. Kalau kita cemas setiap kali orangtua bertengkar, tentu saja kita tidak cukup hanya menghindari orangtua kita. Kita berhak meminta mereka tidak bertengkar, mengatasi konflik dengan cara dialog yang baik.
Pendek kata, menghindar merupakan cara yang paling umum dipilih dalam perencanaan lingkungan. Namun, cara menghindarinya perlu kita pikirkan, agar hal lain yang lebih penting tidak dikorbankan.
- Relabeling dan self-talk
Bila kita tidak dapat mengindari stimulus yang membuat kita cemas, cara lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi pemicu internal, yakni di dalam diri kita sendiri. Biasanya berupa pikiran dan ungkapan-ungkapan negatif yang diikuti dengan emosi negatif.
Bila kita selalu cemas saat menghadapi ujian, mungkin itu karena kita dalam hati berpikir tentang kemungkinan gagal, tentang soal-soal yang tidak dapat dijawab. Oleh sebab itu, kita perlu mengganti dengan keyakinan dan perkataan positif terhadap diri sendiri, “Mungkin tidak mudah, tetapi aku akan dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan baik setelah aku belajar sungguh-sungguh.”
Dalam kasus kecemasan terhadap kecoak, bila semula kita menganggap kecoak sebagai monster yang mengerikan, ganti dengan pikiran bahwa kecoak hanya seekor serangga yang tidak berbahaya. Kita dapat mengatakan pada diri sendiri, “Aku pasti dapat menghadapi kecoak karena nyatanya kecoak hanyalah serangga yang tidak berbahaya seperti jangkrik.”
Kita tidak perlu menyatakan sesuatu yang terlalu optimistis, cukup yang realistis. Relabeling dan self-talk ini dapat menghambat respon cemas yang biasanya terjadi secara otomatis.
- Desensitisasi
Respon cemas sedapat mungkin harus diubah agar kita tidak lagi mengalami emosi negatif bila mendapat provokasi stimulus yang membuat cemas. Cara yang sangat efektif adalah desensitisasi. Desensitisasi terdiri dari dua langkah: rileksasi dan secara bertahap mengalami stimulus yang membuat cemas.
Rileksasi dilakukan dengan cara melemaskan seluruh otot tubuh, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Latihan ini untuk setiap bagian tubuh disertai mengatur pernapasan perut (napas panjang). Pernapasan panjang dimulai terlebih dahulu sebelum melemaskan bagian-bagian otot tubuh.
Setelah dicapai keadaan rileks, selanjutnya mulai berlatih menghadapi stimulus yang membuat kita cemas. Hal ini dapat dengan cara membayangkan (dapat dilakukan dengan gambar) maupun sungguh-sungguh menghadapinya. Tampilan stimulus, misalnya kecoak, diperlihatkan dalam keadaan yang paling tidak mencemaskan (misalnya hanya tampak sedikit sayapnya di balik bunga).
Setelah berhasil, secara bertahap stimulus ditampilkan dalam keadaan yang sedikit mencemaskan, misalnya satu sisi sayap kecoak tampak di balik bunga). Demikian seterusnya.
Kombinasi rileksasi dan latihan menghadapi stimulus ini dilakukan hingga seseorang benar-benar tidak lagi cemas menghadapi stimulus itu apa adanya.
15. Teori Kecemasan
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas sistem syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma W, 1997).
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan, Sadock, 1997).
Teori Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Stres dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi ancaman terhadap suatu harapan yang mencetuskan cemas. Hasilnya adalah bekerja untuk melegakan tingkah laku (Rawlins, at al, 1993). Stress dapat berbentuk psikologis, sosial atau fisik. Beberapa teori memberikan kontribusi terhadap kemungkinan faktor etiologi dalam pengembangan kecemasan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
a. Teori Psikodinamik
Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama. Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan melalui tiga peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya (Prawirohusodo, 1988).
b. Teori Perilaku
Menurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
c. Teori Interpersonal
Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.
d Teori Keluarga
Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga.
e. Teori Biologik
Beberapa kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).
Faktor Predisposisi Kecemasan
Setiap perubahan dalam kehidupan atau peristiwa kehidupan yang dapat menimbulkan keadaan stres disebut stresor. Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan, atau kecemasan merupakan manifestasi langsung dari stres kehidupan dan sangat erat kaitannya dengan pola hidup (Wibisono, 1990).
Berbagai faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kecemasan (Roan, 1989) yaitu faktor genetik, faktor organik dan faktor psikologi. Pada pasien yang akan menjalani operasi, faktor predisposisi kecemasan yang sangat berpengaruh adalah faktor psikologis, terutama ketidak pastian tentang prosedur dan operasi yang akan dijalani.
Gejala Kecemasan
Penderita yang mengalami kecemasan biasanya memiliki gejala-gejala yang khas dan terbagi dalam beberapa fase, yaitu :
a. Fase 1
Keadan fisik sebagaimana pada fase reaksi peringatan, maka tubuh mempersiapkan diri untuk fight (berjuang), atau flight (lari secepat-cepatnya). Pada fase ini tubuh merasakan tidak enak sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon adrenalin dan nor adrenalin.
Oleh karena itu, maka gejala adanya kecemasan dapat berupa rasa tegang di otot dan kelelahan, terutama di otot-otot dada, leher dan punggung. Dalam persiapannya untuk berjuang, menyebabkan otot akan menjadi lebih kaku dan akibatnya akan menimbulkan nyeri dan spasme di otot dada, leher dan punggung. Ketegangan dari kelompok agonis dan antagonis akan menimbulkan tremor dan gemetar yang dengan mudah dapat dilihat pada jari-jari tangan (Wilkie, 1985). Pada fase ini kecemasan merupakan mekanisme peningkatan dari sistem syaraf yang mengingatkan kita bahwa system syaraf fungsinya mulai gagal mengolah informasi yang ada secara benar (Asdie, 1988).
b. Fase 2 (dua)
Disamping gejala klinis seperti pada fase satu, seperti gelisah, ketegangan otot, gangguan tidur dan keluhan perut, penderita juga mulai tidak bisa mengontrol emosinya dan tidak ada motifasi diri (Wilkie, 1985).
Labilitas emosi dapat bermanifestasi mudah menangis tanpa sebab, yang beberapa saat kemudian menjadi tertawa. Mudah menangis yang berkaitan dengan stres mudah diketahui. Akan tetapi kadang-kadang dari cara tertawa yang agak keras dapat menunjukkan tanda adanya gangguan kecemasan fase dua (Asdie, 1988). Kehilangan motivasi diri bisa terlihat pada keadaan seperti seseorang yang menjatuhkan barang ke tanah, kemudian ia berdiam diri saja beberapa lama dengan hanya melihat barang yang jatuh tanpa berbuat sesuatu (Asdie, 1988).
c. Fase 3
Keadaan kecemasan fase satu dan dua yang tidak teratasi sedangkan stresor tetap saja berlanjut, penderita akan jatuh kedalam kecemasan fase tiga. Berbeda dengan gejala-gejala yang terlihat pada fase satu dan dua yang mudah di identifikasi kaitannya dengan stres, gejala kecemasan pada fase tiga umumnya berupa perubahan dalam tingkah laku dan umumnya tidak mudah terlihat kaitannya dengan stres. Pada fase tiga ini dapat terlihat gejala seperti : intoleransi dengan rangsang sensoris, kehilangan kemampuan toleransi terhadap sesuatu yang sebelumnya telah mampu ia tolerir, gangguan reaksi terhadap sesuatu yang sepintas terlihat sebagai gangguan kepribadian (Asdie, 1988).
Klasifikasi Tingkat Kecemasan
Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan panik (Townsend, 1996).
1. Kecemasan ringan; Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.
2. Kecemasan sedang; Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah dan menangis.
3. Kecemasan berat; Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.
4. Panik; Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.
Respon Fisiologis terhadap Kecemasan
• Kardio vaskuler; Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.
• Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.
• Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.
• Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, diare.
• Neuromuskuler; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.
Respon Psikologis terhadap Kecemasan
• Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar.
• Kognitif; Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.
• Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain.
16. Hipnoterapi Menghilangkan Kecemasan
Kecemasan atau Anxiety Disorder adalah kebiasaan yang ditandai oleh sebuah perilaku kecemasan yang sering timbul dan menetap pada banyak aktifitas atau kejadian yang tidak dicemaskan orang lain pada umumnya.
Anxiety disorder merupakan suatu keadaan pikiran dan perasaan yang ditandai adanya rasa cemas yang berlebihan. Contoh seorang pelajar sering cemas seputar test, yang selalu cemas akan gagal meskipun dalam latihan dia mendapat nilai yang baik, seorang yang takut jatuh miskin meskipun bisnisnya lancar dan tabungannya banyak dan sebagainya.
Seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengontrol rasa cemasnya. Situasi kehidupan yang penuh stress, berada di lingkungan stress, bisa menyumbang kecemasan. Gangguan ini bisa dimulai kapan saja dalam kehidupan, termasuk saat masih kecil. Banyak orang melaporkan bahwa mereka mengalaminya sudah lama sejauh yang dapat mereka ingat. kecemasan terjadi lebih sering pada wanita daripada pria.
Gejala Anxiety Disorder antara lain: Kegelisahan, Mudah merasa lelah, Sulit berkonsentrasi, Mudah marah, Ketegangan pada otot, gemetar, sakit kepala, Kesulitan tidur, Keringat yang berlebihan, dan sesak nafas.
Orang yang mengalami kecemasan bisa berkembang menjadi panic disorder, depresi, atau menjadi Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Akan menjadi masalah yang lebih parah apabila seseorang penderita kecemasan mencoba mengatasinya dengan narkoba atau alkohol untuk menghilangkan kecemasan.
Kami menggunakan EFT, NLP dan juga hipnoterapi untuk menyembuhkan kecemasan. Tidak ada teknik terapi yang sempurna dan cocok untuk semua orang. Dengan menggabungkan kedua teknik yang modern ini, kesembuhan bisa dicapai dengan sangat cepat dan efektif untuk hampir semua pasien.
17. 9 langkah mengatasi kecemasan berpisah
Mengenalkan bayi anda kepada orang lain hanyalah satu dari banyak cara yang anda bisa lakukan untuk mengurangi rasa sakit dan stres cemas karena berpisah untuk diri anda dan bayi anda.Hal ini terjadi pada setiap bayi. Di antara usia 6-12 bulan, bayi anda manis dan ramah. Lalu kemudian, datanglah orang lain - seorang pengasuh atau sanak keluarga - dan bayi anda yang berbahagia menjadi lengket dengan anda dan takut, dan mulai sering menangis. Tinggalkan bayi anda sendiri dengan orang lain tersebut, dan tangisannya akan dengan cepat meningkat menjadi jeritan.
Kecemasan berpisah dari anda adalah sebuah pertanda bahwa bayi anda sedang bertumbuh, tiba-tiba menyadari bahwa ada dunia yang terdiri dari orang-orang yang tak dikenal selain orangtuanya. Meskipun rasa tertekan dan bersalah karena meninggalkannya mungkin adalah penyebabnya, kecemasan berpisah merupakan bagian yang mendasar bagi setiap pertumbuhan bayi yang normal. Bagaimana anda menangani hal ini dapat membuat transisi ini lebih mudah atau lebih sukar dalam hidup bayi anda.
Kecemasan berpisah: Memahami mengapa dan kapan
Kecemasan berpisah muncul pada para bayi saat mereka mulai mengembangkan indera yang lebih baik akan dunia ini. "Mereka mulai mengerti perbedaan diantara orang-orang." kata Richard Gallagher, PhD, assistant professor of child and adolescent psychiatry di New York University Medical Center. "Penting bagi para oang tua untuk mengakui bahwa ini biasa. Para orang tua dapat menyediakan beberapa indikasi bahwa ini akan baik-baik saja, menyediakan dukungan, dan kemudian membuat perpisahan ini sesingkat mungkin."
Kecemasan berpisah biasanya semakin berkurang pada akhir pertengahan tahun kedua bayi anda. Sampai saat itu, bisa jadi ada perasaan atau emosi yang naik turun pada orangtua, juga, dari rasa bersalah karena membuat bayi anda marah - walau sebentar - sampai kecemasan terhadap kelengketannya pada anda. Agar dapat meminimalis stres dari situasi seperti ini sambil menyakinkan anak anda bahwa anda mencintainya, berikut beberapa saran untuk meringankan jalan anda melalui bagian dari perkembangan anak anda ini.
Redakan kecemasan berpisah pada bayi anda - dan juga anda.
Jangan biarkan kecemasan berpisah menghentikan anda dari mengenalkan anak anda kepada orang lain. Dengan sedikit perencanaan dan cinta, bayi anda akan tersenyum pada teman-teman dan keluarga dalam waktu singkat. Ikuti petunjuk-petunjuk ini:
• Tenangkan diri anda sendiri. Memahami bahwa kecemasan berpisah ini normal. Ini bukan sesuatu yang disebabkan oleh anda atau anda melakukan hal yang salah.
• Biasakan perpisahan yang singkat. Bayi anda akan mengalami kecemasan berpisah di saat anda tidak terlihat olehnya, meskipun anda hanya berjalan ke dapur untuk secangkir teh. Jika ia merangkak ke ruang yang berbeda, tunggulah satu atau dua menit sebelum mendapatkannya kembali. Jika anda harus pergi ke area lain di rumah anda, beritahu bayi anda bahwa anda akan kembali. Jika ia menangis, panggil ia sambil pergi ke ruang yang lain daripada bergegas untuk mendapatkannya.
• Perkenalkan bayi anda dengan orang lain lebih awal. "Anak-anak harusnya dilibatkan dengan sejumlah orang-orang saat mereka tumbuh," kata Gallagher. Jika anak anda terlihat sedih saat digendong oleh orang lain, jangan bereaksi berlebihan dengan menyambarnya dan menjauhkannya dari orang lain.
• Bersiaplah untuk waktu tidur. Kecemasan berpisah biasanya terjadi saat waktu tidur, jadi anda harus ekstra lembut saat anda menyelimutinya dimalam hari. "Sangat membantu bagi para orang tua untuk menenangkan anak mereka dan membiarkan anak-anak mereka tahu, melalui kata-kata yang menenangkan, bahwa semuanya baik-baik saja, bahwa orang tua mereka masih mencintai mereka dan ada untuk mereka." kata Gallagher.
• Pergi setelah ia telah tidur dan diberi makan. Bayi-bayi mungkin memiliki waktu yang lebih sulit jika anda meninggalkan mereka saat mereka lelah, lapar atau sakit. Jika memungkinkan, cobalah untuk tidak meninggalkan anak anda disaat ia sedang tidak enak badan.
• Pengalihan. Minta pengasuh atau penjaga anak yang lain untuk menciptakan sebuah pengalihan saat anda pergi. Kemudian pergilah secepat mungkin.
• Perhatikan bagaimana anda bereaksi. Sulit untuk dilakukan, tetapi cobalah untuk tidak menanggapi reaksi bayi anda. Jika anda panik setiap kali anda sedang bersiap-siap untuk pergi, bayi anda akan panik juga.
• Sempatkan beberapa menit ekstra. Sebelum meninggalkan bayi anda di tempat penitipan anak atau dengan seorang pengasuh di rumah, luangkan sedikit waktu anda untuk bermain dengan anak anda. Kemudian yakinkan dia bahwa anda akan segera kembali.
• Tenangkan diri anda. Saat anda pergi, bayi anda akan mungkin berhenti menangis. Ia menangis untuk anda lihat dan akan segera berhenti setelah anda pergi. Jadi, dengan kondisi menangis untuk anda, sebaiknya anda cepat pergi dan bisa dipastikan anak anda akan segera tenang kembali setelah anda pergi.
18. mengatasi kecemasan anak cerdas karena perpisahan yang bersifat sementara
Setiap anak mengalami masa kecemasan. Mulai usia tujuh bulan sampai tahun – tahun prasekolah, mereka memperlihatkan kecemasan tinggi di saat terpisah dari orang tuanya.
Perasaan dibuang merupakan rasa takut yang biasa dialami Anak Cerdas yang masih kecil, bahkan bisa membuat mereka menderita sakit secara fisik.
Jika anda tahu bahwa Anak Cerdas anda merasa cemas dalam keadaan tertentu, anda perlu menyiapkan mereka jauh sebelumnya, misalnya :
•Kunjungilah dahulu sekolah itu jauh – jauh hari sebelumnya.
•Ajak Anak Cerdas anda bertemu dengan guru – guru di sana dan terbiasa dengan bangunan serta raung kelasnya.
•Yakinkan bahwa anda akan berada di tempat yang sama setiap hari untuk menjemputnya pulang ketika sekolah usai.
•Melaksanakan kebiasaan mengatakan selamat tinggal sebagaimana telah anda bahas bersamanya (pelukan dan ciuman) sebelum meninggalkannya.
Anak Cerdas anda akan belajar mempercayai anda akan kembali untuk menjemputnya.
Paling baik mulai memisahkan diri darinya sejak usia dini, ia akan terbiasa dengan keadaan dan orang baru. Namun apabila masa tersebut telah terlewatkan, anda dapat membiarkan Anak Cerdas anda melewatkan waktu cukup banyak untuk membiasakan diri dan merasa nyaman bersama orang baru, sementara anda masih berada di dekatnya. Hal ini akan sangat mengurangi ketakutan Anak Cerdas anda ketika ia benar – benar ditinggalkan seorang diri bersama orang baru.
19.Mengatasi Kecemasan pada Anak
KECEMASAN pada anak berhubungan dengan keterampilan sosial. Semakin tidak terampil, si buah hati akan merasa takut berada di lingkungan baru. Bagaimana mengatasinya?
Orangtua Budi, 6, sama sekali tidak menyangka jika hari pertama ke sekolah menjadi hari paling menakutkan bagi buah hatinya. Bagaimana tidak, Budi yang biasanya ceria, setiap pagi selalu bangun dengan tawa yang menghiasi wajah, sekarang malah menangis begitu memasuki halaman sekolah.
Budi seakan takut menginjakkan kaki di sekolah. Tangisnya semakin menjadi-jadi ketika menyaksikan anak-anak seusianya yang tidak dikenal. Budi semakin kencang bergelayutan di pangkuan ibunya, seakan tidak ingin ditinggalkan. Kondisi tersebut tentu saja membuat orangtua Budi sangat heran dan sama sekali tidak menyangka bahwa buah hatinya akan setakut itu berada di lingkungan baru.
Kejadian itu sebenarnya wajar dialami anak-anak. Sebab, masa awal anak-anak (early childhood) merupakan periode perkembangan yang terentang dari akhir masa bayi hingga usia kira-kira 5 atau 6 tahun.
Pada masa ini, anak mulai belajar untuk mandiri, mengembangkan berbagai keterampilan seperti pengenalan huruf, mematuhi perintah, dan menghabiskan waktu dengan bermain, terutama dengan teman sebayanya. Periode ini disebut juga tahun-tahun prasekolah, karena merupakan masa persiapan bagi anak untuk memasuki sekolah dasar.
Taman kanak-kanak merupakan tempat yang tepat bagi anakanak untuk mempersiapkan dirinya sebelum memasuki sekolah dasar.
Taman kanak-kanak merupakan salah satu media yang bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anak dalam mengembangkan fungsi intelektual dan potensi lain yang dimilikinya. Selain itu, anak akan mulai belajar untuk dapat menguasai lingkungan sosial yang lebih luas daripada lingkungan keluarga.
Pertama kali anak memasuki lingkungan baru di antaranya taman kanak-kanak, umumnya mereka mengalami ketakutan dan kekhawatiran. Manifestasi dari perasaan takut ini bisa menimbulkan macam-macam gejala gangguan, antara lain berupa, kejang atau sakit pada perut, sering buang air besar, sering kencing, sakit kepala, dan timbulnya tics (gerak-gerak facial pada wajah, misalnya berkedip, bergeleng-geleng, berkenyit atau anak jadi cepat marah. Ada kalanya anak juga jadi pemurung dan penakut.
Hasil survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pada minggu-minggu pertama anak memasuki taman kanak-kanak, beberapa anak menangis karena harus berpisah dengan orangtuanya, anak tidak ingin ditinggal orangtuanya, anak menjadi pendiam dan pemalu, dan juga anak datang ke sekolah dengan wajah murung. Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di Amerika Serikat, di mana banyak ditemui anak-anak yang mengeluh dan menolak untuk pergi ke sekolah.
Penolakan tersebut ditunjukkan dengan munculnya keluhan anak seperti sakit perut setiap Senin pagi, anak terlihat enggan dan harus dipaksa berangkat ke sekolah, anak dengan sengaja melupakan sesuatu supaya terlambat pergi ke sekolah, anak sering berkata benci sekolah atau tidak ingin berangkat sekolah, dan ketika berada di sekolah selalu mengatakan ingin pulang.
“Ketakutan yang menghinggapi anak-anak ketika berada dalam lingkungan baru itu, menan- dakan bahwa sebenarnya anak belum siap dan kurangnya sosialisasi dari orangtua,” kata Psikolog Anak Alumni Universitas Indonesia (UI) Dr Farah Agustin.
Farah menambahkan, sosialisasi yang dapat dilakukan orangtua seharusnya adalah dengan sering bercerita kepada anak bahwa lingkungannya yang baru adalah sebuah tempat yang menyenangkan dan membuat anak jadi lebih pandai.
“Dibutuhkan kesabaran bagi orangtua, karena tidak semua anak bisa beradaptasi dengan cepat di lingkungan barunya,” terang dia.
Perilaku anak yang muncul terkait dengan penolakan untuk ke sekolah jika berlangsung dalam waktu yang panjang dan terjadi pada usia pertumbuhan, imbuh Farah, bukanlah suatu hal yang bisa dianggap ringan, tetapi mengarah pada masalah yang lebih serius. Salah satunya adalah perasaan cemas yang dialami saat akan masuk sekolah. Dan berdasarkan data penelitian tahun 2003 di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa gangguan kecemasan adalah salah satu bentuk penyakit jiwa terbanyak yang dialami anak-anak dan 10 persen di antaranya membutuhkan perawatan medis.
Jadi, risiko anak-anak prasekolah di Amerika Serikat untuk terkena gangguan kecemasan bisa naik di atas 10 persen.
Kecemasan ini sendiri dapat berpengaruh negatif pada diri anak dalam jangka panjang, di antaranya hilangnya kepercayaan diri, sulit untuk bersosialisasi, perasaan tidak berdaya, anak terlihat menjadi pemurung, dan tidak jarang muncul perasaan khawatir.
Kecemasan masuk sekolah secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari kecemasan umum akibat rasa takut berpisah dari ibu atau pengganti ibu, dan ketidakmampuan berdiri sendiri. Sedangkan menurut Kendall, Howard, dan Epps (dalam Goldstein, 1995), kecemasan yang dialami anak- anak dapat berpengaruh pada peran anak di rumah, di sekolah, ataupun dengan teman sebayanya.
Untuk mengatasi dan menghindari rasa cemas ini, anak-anak menggunakan berbagai macam teknik atau cara, di antaranya dengan memilih tetap tinggal di rumah daripada ke sekolah yang didasarkan pada alasan-alasan yang negatif. Kecemasan yang selalu melekat pada pikiran anakanak biasanya disebabkan adanya gangguan-gangguan yang datang dari sekolah. Anak mencoba untuk menghindari gangguan tersebut dengan menolak ke sekolah.
Meskipun demikian, penolakan untuk ke sekolah tetap merupakan perilaku yang negatif pada anak-anak. Sebab, salah satu penyebab anak-anak mengalami kecemasan masuk sekolah adalah adanya sesuatu yang mengganggu mereka, antara lain adanya permasalahan pada guru atau dengan teman, ketidakmampuan belajar, perubahan di rumah, tidak ingin ditinggalkan orangtua, perasaan malu, merasa gugup di sekolah, kelas atau situasi sekolah yang baru, tugas-tugas sekolah yang terlalu mudah dan membosankan, tugastugas sekolah yang terlalu sulit dan membuat frustrasi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1993) yang mengatakan bahwa rasa cemas akan cenderung meningkat bila tiba saatnya ke sekolah dan beberapa yang disebabkan aspek situasi di sekolah. “Cara mengatasinya adalah orangtua harus mengetahui apa yang menjadi permasalahan anak-anak mereka. Kalau perlu, lakukan pendekatan kepada guru dan teman-temannya. Selain itu, bertanyalah tentang bagaimana tingkah laku anak ketika berada di sekolah,” tutur psikolog berkacamata tersebut.
20. Terapi Kognitif Atasi Depresi
Penulis : Ikarowina Tarigan
HAMPIR semua orang pernah berpikir buruk saat mood mereka jelek. Ditambah dengan depresi, maka pikiran-pikiran buruk tersebut bisa menjadi sangat negatif. Pikiran-pikiran ini bahkan bisa mengambil alih dan mengacaukan cara pandang Anda terhadap realita. Jika Anda merasakan hal ini, terapi kognitif bisa menjadi pilihan Anda. Terapi ini, berdasarkan studi ilmiah, terbukti efektif menghancurkan pikiran-pikiran negatif tersebut.
Dalam terapi, disediakan peralatan yang bisa digunakan untuk menantang pikiran negatif. Dalam jangka panjangnya, terapi kognitif untuk depresi ini, bisa mengubah cara pandang orang yang depresi dalam melihat kenyataan hidup.
Studi-studi telah menunjukkan, terapi kognitif bekerja paling tidak sama baiknya dengan obat anti depresi (antidepressant) dalam membantu penderita depresi ringan hingga sedang. Berikut merupakan cara kerja terapi ini:
Terapi kognitif untuk depresi: masalah berpikir
Terapi kognitif bukanlah terapi baru. Terapi ini sudah dikembangkan sejak tahun 1860-an, sebagai pengobatan alternatif untuk mengatasi depresi. Menurut Judith S. Beck, PhD, direktur Beck Institute for Cognitive Therapy and Research di Philadelphia, terapi ini berdasar pada satu prinsip bahwa pikiran-pikiran mempengaruhi mood.
Para terapis meyakini, depresi terjadi akibat pikiran negatif yang muncul secara konstan. Pikiran-pikiran ini muncul secara otomatis. Artinya, pikiran ini muncul tanpa didasari usaha yang dilakukan secara sadar. Sebagai contoh, seorang penderita depresi akan mempunyai pikiran otomatis seperti berikut:
• Saya gagal dalam setiap hal
• Saya yang paling buruk di dunia
• Saya dilahirkan untuk tidak bahagia
Pikiran-pikiran otomatis ini, terang Beck, mungkin mempunyai dasar kebenaran. Tapi, tegas dia, mereka yang depresi mengacaukan dan membesar-besarkan kenyataan dari suatu kondisi tertentu. Perilaku seperti ini akan memupuk depresi.
Dan dengan terapi kognitif, terang Beck, seseorang belajar bagaimana cara menyadari dan memperbaiki pikiran-pikiran negatif yang otomatis ini. Seiring waktu, penderita depresi akan bisa menemukan dan memperbaiki keyakinan-keyakin salah yang memicu depresi mereka.
"Ini bukan kekuatan berpikir positif," terang Beck."Ini adalah kekuatan dari berpikir secara realistis. Anda bisa mencoba, saat berpikir lebih realistis, Anda akan merasa jauh lebih baik," terang Beck, seperti dikutip situs webmd.
Terapi kognitif untuk depresi: cara kerjanya
Terapi kognitif meyakini kalau sebagian masalah terdiri atas beberapa bagian. Bagian tersebut meliputi:
• Masalah sebagaimana orang melihatnya
• Pikiran seseorang mengenai masalah tersebut
• Emosi seseorang yang mengelilingi masalah tersebut
• Perasaan fisik seseorang pada saat itu
• Tindakan seseorang sebelum, selama, dan setelah masalah muncul
Dalam terapi ini, pasien akan diajak untuk memecahkan masalah-masalah menjadi beberapa bagian seperti yang disebutkan di atas. Sekali pasien bisa memecahkan masalah menjadi bagian-bagian tersebut, maka masalah yang
kelihatannya begitu kuat tanpa pemecahan akan bisa ditangani.
Sepanjang mengikuti terapi, terapis akan mengajarkan dan mengenalkan kepada pasien alat-alat yang digunakan dalam terapi. Kemudian, diantara sesi, pasien akan diminta mengerjakan tugas tertentu. Tugas ini akan membantu pasien mempelajari cara menggunakan peralatan dalam memecahkan masalah tertentu dalam kehidupan.
"Pasien akan membuat perubahan kecil dalam hal pola pikir dan tingkah laku mereka setiap hari. Kemudian, seiring waktu, perubahan-perubahan kecil ini akan memicu perbaikan mood dan penampilan yang akan bertahan selamanya."
Seberapa efektifkah terapi kognitif? Dan, apakah lebih baik daripada pengobatan depresi lainnya? Menurut Robert DeRubeis, PhD, dari University of Pennsylvania, ada bukti yang kuat bahwa terapi kognitif merupakan pengobatan yang efektif untuk mengatasi depresi.
Berdasarkan hasil temuan berbagai studi, berikut merupakan beberapa fakta positif mengenai terapi kognitif:
1. Terapi kognitif sama baiknya dengan obat anti depresi (antidepressant) dalam mengatasi depresi ringan dan depresi sedang.
"Saat dilakukan dengan baik, terapi kognitif bekerja sama cepatnya dan sama baiknya dengan obat-obatan anti depresi," ujar DeRubeis. Jika dilakukan secara konsisten, lanjut dia lagi, dalam jangka waktu lama terapi kognitif bahkan bisa bekerja lebih baik dibandingkan dengan antidepressant.
2. Terapi kognitif bekerja sama baiknya dengan antidepressant dalam mencegah kekambuhan depresi.
Menurut DeRubeis, kalau pasien terus menggunakan keahlian yang dipelajarinya selama terapi, maka keahlian tersebut akan mencegah kambuhnya depresi. Kekambuhan atau kembalinya gejala-gejala merupakan masalah yang biasa terjadi dalam depresi."Terapi kognitif terbukti efektif mencegah kembalinya gejala-gejala, dan terapi ini bekerja tanpa menggunakan obat-obatan," terang dia.
3. Terapi kognitif mengurangi gejala-gejala sisa dari depresi.
Setelah berhasil menjalani pengobatan depresi, banyak orang yang terus mengalami gejala-gejala depresi ringan. Dengan menambahkan terapi kognitif, maka gejala-gejala sisa ini bisa dikurangi.
Bisakah terapi kognitif menggantikan obat-obatan? Menurut DeRubeis, pada beberapa orang terapi ini terbukti efektif tanpa obatan-obatan. Tetapi, lanjut dia, terapi ini dan obat-obatan tidak harus menjadi pilihan. Pada beberapa studi, lanjut dia lagi, terapi kognitif bekerja lebih baik saat dikombinasikan dengan obat-obat antidepressant.
Terapi kognitif untuk depresi: Berpikir baik, merasa baik
Depresi menunjukkan betapa eratnya hubungan antara tubuh dan pikiran. Mereka yang depresi biasanya merasa buruk secara fisik, tidak hanya sedih atau merasa terpuruk. Selain membantu meningkatkan mood seseorang, terapi kognitif juga bisa memperbaiki gejala-gejala depresi. Terapi ini bekerja dengan:
• Meningkatkan kadar energi seseorang secara umum
• Meningkatkan kualitas dan durasi tidur
• Meningkatkan selera makan dan mengembalikan kesukaan pada makanan
• Menguatkan dorongan seksual seseorang
DEFINISI
Semua orang mengalami ketakutan dan kecemasan
Ketakutan adalah respon emosional, psikis dan perilaku terhadap ancaman dari luar (misalnya orang asing atau mobil yang melaju kencang).
Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan, yang memiliki sumber yang kurang jelas. Kecemasan seringkali disertai dengan perubahan fisiologis dan perilaku yang mirip dengan yang disebabakan oleh ketakutan. Karena kemiripan inilah maka orang sering menggunakan istilah kecemasan untuk ketakutan dan menggunakan istilah ketakutan untuk kecemasan.
Kecemasan merupakan suatu respon terhadap stres, seperti putusnya suatu hubungan yang penting atau bencana yang mengancam jiwa.
Kecemasan juga bisa merupakan suatu reaksi terhadap dorongan seksual atau dorongan agresif yang tertekan, yang bisa mengancam pertahanan psikis yang secara normal mengendalikan dorongan tersebut. Pada keadaan ini, kecemasan menunjukkan adanya pertentangan psikis.
Kecemasan bisa timbul secara mendadak atau secara bertahap selama beberapa menit, jam atau hari.
Kecemasan bisa berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa tahun.
Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak sampai letupan kepanikan.
Kecemasan merupakan salah satu bagian dari respon yang penting dalam mempertahankan diri.
Sejumlah kecemasan tertentu merupakan bagian dari unsur peringatan yang tepat dalam suatu keadaan yang berbahaya.
Tingkat kecemasan seseorang memberikan pergantian yang tepat dan tak tampak dalam suatu spektrum kesadaran, mulai dari tidur-siaga-kecemasan-ketakutan, demikian berulang-ulang.
Kadang sistem kecemasan seseorang tidak berfungsi dengan baik atau terlalu berlebihan sehingga terjadilah suatu penyakit kecemasan.
Jika kecemasan terjadi bukan pada saat yang tepat atau sangat hebat dan berlangsung lama sehingga mengganggu aktivitas kehidupan yang normal, maka hal ini sudah merupakan suatu penyakit.
Penyakit kecemasan sangat mengganggu dan begitu mempengaruhi kehidupan penderitanya sehingga bisa terjadi depresi.
Beberapa penderita memiliki penyakit kecemasan dan depresi pada saat yang bersamaan. Penderita lainnya lebih dulu mengalami depresi, baru kemudian menderita penyakit kecemasan.
Penyakit kecemasan merupakan penyakit psikis yang paling sering tejadi.
Diagnosis terutama ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Tetapi gejala yang sama bisa juga disebabkan oleh suatu keadaan medis (misalnya hipertiroidisme) atau karena pemakaian obat dari dokter maupun obat terlarang (misalnya kortikosteroid atau kokain).
Riwayat keluarga dengan penyakit kecemasan bisa membantu dalam menegakkan diagnosis, karena penyakit ini seringkali diturunkan.
PENYAKIT KECEMASAN MENYELURUH
Penyakit Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih.
Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan.
Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:
- gelisah
- mudah lelah
- sulit berkonsentrasi
- mudah tersinggung
- ketegangan otot
- gangguan tidur.
Kekhawatiran bisa mengenai pekerjaan, keuangan, kesehatan, keselamatan dan tugas-tugas.
Berat, frekuensi atau lamanya kekhawatiran tidak sebagnding dengan keadaan yang sesungguhnya.
Penyakit ini sering terjadi, sekitar 3-5% orang dewasa pernah mengalaminya.
2 kali lebih sering terjadi pada wanita.
Seringkali berawal pada masa kanak-kanan atau remaja.
Keadaan ini berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun.
Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya benzodiazepin); tetapi karena pemberian jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan fisik, maka dosisnya harus dikurangi secara perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba.
Buspiron merupakan obat lainnya yang juga efektif untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat in tampaknya tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu atau lebih, sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah pemberian obat.
Terapi perilaku biasanya tidak efektif, karena keadaan yang memicu terjadinya kecemasan tidak jelas.
Kadang dilakukan relaksasi dan teknik biofeed-back.
Penyakit kecemasan menyeluruh bisa berhubungan dengan pertentangan psikis.
Pertentangan ini seringkali berhubungan dengan rasa tidak aman dan sikap kritis yang merusak diri sendiri.
Pada keadaan ini dilakukan psikoterapi untuk membantu memahami dan menyelesaikan pertentangan psikis.
2. KECEMASAN KARENA OBAT ATAU MASALAH KESEHATAN
Kecemasan bisa terjadi karena suatu kelainan medis atau pemakaian obat.
Penyakit yang bisa menyebabkan kecemasan adalah:
- Kelainan neurologis (cedera kepala, infeksi otak, penyakit telinga bagian dalam)
- Kelainan jantung & pembuluh darah (gagal jantung, aritmia)
- Kelainan endokrin (kelenjar adrenal atau kelenjar tiroid yang hiperaktif)
- Kelainan pernafasan (asma dan penyakit paru obstruktif menahun).
Obat-obatan yang dapat menyebabkan kecemasan adalah alkohol, stimulan (perangsang), kafein, kokain dan obat-obat yang diresepkan lainnya.
Kecemasan juga bisa terjadi bila pemakaian obat dihentikan.
Kecemasan akan berkurag jika penyakit penyebabnya diobati atau jika pemakaian obat dihentikan.
Sisa-sisa kecemasan bisa diobati dengan obat anti-cemas yang sesuai, terapi perilaku atau psikoterapi.
Teori Gangguan Kecemasan dan Depresi
Menurut Teori Kajian Keluaga, Gangguan kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga. Kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindih antara gangguan kecemasan dengan depresi. Sementara Teori Kajian Biologis, Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan. Selain itu, kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor.
3. Kecemasan dan Depresi pada anak
Latar Belakang
Blog ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah psikologi anak khusus. Kecemasan biasa terjadi, akan tetapi apabila kecemasan yang berlebihan dikategorikan ke dalam abnormalitas. Merupakan salah satu kriteria dalam DSM III, DSM III-R, DSM IV.
Pengantar
Anak-anak yang memiliki masalah-masalah yang terinternalisasi seperti kecemasan dan depresi, lebih besar kemungkinannya untuk tidak terangani dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki masalah yang berkaitan dengan perilaku agresif (tereksternalisasi) yang cenderung lebih mengganggu bagi orang tua.
Pengertian
Kecemasan menurut Fausiah (2003) adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru, menemukan identitas diri dan arti hidup. Depresi adalah rasa tidak berdaya, pola berpikir yang lebih terdistorsi, menyalahkan diri sendiri, terutama hal-hal yang negatif, sedih, apatis, sulit tidur, lelah, kurang nafsu makan, ingin bunuh diri (Nevid, 2002).
Jenis
Jenis-jenis kecemasan (Nevid, 2002) : fobia, PTSD (Post traumatic syndrome disorder), gangguan mood, depresi.
Ciri
Orang yang cemas seringkali disertai dengan gejala fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada serasa sesak, sakit perut, tidak tenang, mondar-mandir, tidak dapat duduk (Fausiah, 2003).
Data
Berdasarkan laporan dari U.S. Surgeon General, satu diantara sepuluh anak menderita gangguan mental yang cukup parah, hal ini menyebabkan terganggunya perkembangan anak (“A Children’s Mental Illness Crisiss,” dalam Nevid, 2002). Anak-anak Amerka banyak yang mengalami gangguan mental daripada gabungan penderita diabetes, AIDS, dan leukemia (Chamberlin dalam Nevid, 2002). Sekitar 60-80% dari anak-anak yang memiliki gangguan kesehatan mental tidak memperoleh penanganan yang dibutuhkan (Goldberg dalam Nevid, 2002). Kecemasan dan depresi lebih banyak mempengaruhi anak laki-laki daripada perempuan.
Faktor penyebab Depresi (Nevid, 2002) : Gender, usia, geografi, ras, depresi dan keputusasaaj, perilaku bunuh diri sebelumnya, masalah keluarga, kejadian-kejadian yang menimbulkan stres, penyalahgunaan obat, penularan sosial, pengaruh media massa.
Faktor penyebab kecemasan (Kaplan, 2002) : sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar, sistem saraf otonom, pencitraan otak, genetis, neuroanatomis, psikososial.
Terapi
o Psikoanalitik,
o Behavioral,
o Kognitif,
o Biologis,
o Relaksasi.
4. DEPRESI SOSIAL
Gejala dan Akar Penyebabnya
Istilah stress dan depresi sering tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa seseorang disebut stressor psikososial, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh. Reaksi tubuh (fisik) dinamakan stress. Manakala fungsi organ-organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sedangkan depresi adalah reaksi kejiwaan (psikis) seseorang terhadap stressor yang dialami. Karena faktor fisik dan psikis dalam diri manusia saling mempengaruhi, maka antara stress dan depresi juga saling mempengaruhi dan merupakan satu kesatuan. Reaksi kejiwaan lainnya yang berhubungan dengan stress adalah kecemasan (anxiety).
Kecemasan dan depresi merupakan dua jenis gangguan kejiwaan yang saling berkaitan. Seseorang yang mengalami depresi sering juga mengalami kecemasan, demikian pula sebaliknya. Gejala fisik maupun psikis (depresi dan kecemasan) sering tumpang-tindih, tidak ada batasan yang jelas. Seseorang yang mengalami stress dapat diartikan bahwa orang itu memperlihatkan berbagai keluhan fisik, kecemasan, dan juga depresi. Faktor-faktor psikososial seperti masalah keuangan, pekerjaan, keluarga, hubungan interpersonal dan sebagainya cukup menjadi pemicu terjadinya stress atau depresi pada seseorang. Depresi ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa, dan sebagainya.
Terus Meningkat
Dari sekian banyak masalah kesehatan yang cenderung meningkat, kesehatan jiwa merupakan masalah yang makin nyata peningkatannya. Data yang diperoleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, 10 persen dari populasi penduduk dunia membutuhkan pertolongan atau pengobatan di bidang kesehatan/psikiatri. Bahkan menurut studi World Bank tahun 1993 di beberapa negara, 8,1 persen dari global burden disease (penyakit akibat beban globalisasi) disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa, yang menunjukkan dampak yang lebih besar daripada penyakit TBC (7,2 persen), kanker (5,8 persen), jantung (4,4 persen), dan malaria (2,6 persen). Hasil survei Prof. Ernaldi Bahar tahun 1995 dan Direktorat Kesehatan Jiwa tahun 1996 menyatakan, bahwa di Indonesia, 1-3 dari setiap 10 orang mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang dimaksud bukanlah gangguan jiwa yang dipahami oleh sebagian masyarakat sebagai “orang gila”, tetapi dalam bentuk gangguan mental serta perilaku yang gejalanya mungkin tidak disadari oleh masyarakat; seperti depresi, kecemasan, kepanikan, penyakit yang berhubungan dengan kondisi psikologis (psikosomatis); juga yang berhubungan dengan masalah psikososial seperti tawuran, perceraian, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang lain).
Berapa banyak anggota masyarakat Indonesia yang mengalami depresi belum ada data yang pasti. Namun, diperkirakan jumlahnya semakin banyak karena beberapa hal, antara lain: usia harapan hidup semakin bertambah, stressor psikososial semakin berat, berbagai penyakit kronik semakin bertambah, serta kehidupan masyarakat yang semakin hedonistik dan jauh dari nilai-nilai transendental (ruhiah). Meningkatnya angka depresi juga dapat dilihat dari semakin banyaknya pasien yang berobat di klinik psikiatri di rumah sakit, meningkatnya pemakaian obat-obat anti depresi, dan semakin meningkatnya kasus bunuh diri.
Depresi merupakan penyebab utama bunuh diri. Bunuh diri sebagai jalan terakhir bagi orang yang mengalami depresi juga meningkat tajam. Jumlah kasus bunuh diri di Indonesia selama 6 bulan terakhir pada tahun 2004 sudah mencapai 92 kasus. Hampir menyamai jumlah seluruh korban tahun 2003 yang tercatat 112 kasus. Peningkatan kasus ini jelas merupakan suatu gejala yang mencemaskan. Faktor penyebab dari banyaknya kasus bunuh diri adalah adanya ketidakmampuan seseorang dalam mengelola stress yang dialami.
Di AS, setiap tahun sekitar 1,3 juta orang mencoba bunuh diri dan lebih kurang 400.000 orang di antaranya tewas. Angka ini 1,5 kali lebih banyak daripada angka kematian akibat tindak kriminal. Walhasil, angka bunuh diri di AS menempati urutan ketiga terbesar penyebab kematian penduduk usia 15-24 tahun. Salah satu tempat favorit untuk bunuh diri adalah jembatan terkenal Golden Gate Bridge di San Fransisco. Lebih kurang 850 orang di laporkan telah tewas bunuh diri di jembatan berwarna merah yang sangat terkenal itu (Kompas, 17/7/2004).
Faktor Penyebab
Penyebab stress kadangkala mudah untuk dideteksi, tetapi sering sulit untuk diketahui. Ada yang mudah untuk dihilangkan, ada yang sulit atau bahkan tidak bisa dihindari. Tiga sumber utama adalah: lingkungan (keluarga dan masyarakat serta negara), badan dan pikiran yang keduanya bisa dimasukkan sebagai faktor individu.
Faktor Individu.
Stress dapat ditimbulkan oleh perubahan faali pada tubuh seseorang yang terjadi. Contohnya, perubahan yang terjadi waktu remaja, perubahan fase kehidupan akibat fluktuasi hormon, dan proses penuaan. Selain itu, datangnya penyakit, makanan yang tidak sehat, kurang tidur dan olahraga juga akan mempengaruhi respon terhadap stress.
Potensi stress utama juga datang dari pikiran yang terus-menerus menginterpretasikan isyarat-isyarat dari lingkungan secara tidak tepat. Bagaimana seseorang menginterpretasi peristiwa-peristiwa yang terjadi menentukan apakah ia akan mengalami stress atau tidak. Ini sangat dipengaruhi oleh cara berpikir seseorang dari yang bersifat sederhana sampai yang filosifis menyangkut pandangan hidup. Contoh sederhana, di depan ada gelas berisi air separuh, bagaimana seseorang milihatnya? Sebagai setengah penuh atau setengah kosong? Pikiran-pikiran yang menyebabkan stress sering bersifat negatif, penuh kegagalan, katastrofik, hitam-putih, terlalu digeneralisasi, tidak berdasarkan fakta yang cukup, dan terlalu dianggap pribadi.
Pandangan hidup seseorang sangat berpengaruh pada bagaimana orang tersebut menjalani kehidupannya. Pandangan hidup yang materialistis tentu akan mempengaruhi cara berpikir dan perilaku seseorang. Tolok ukur keberhasilan dan kesuksesan hidup jadinya bersifat material. Akibatnya, jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, akan timbul kegelisahan yang luar biasa. Ketika orang kehilangan pangkat, jabatan, status sosial, uang, kekuatan fisik, intelektual, cinta, perhatian, dan lain-lain yang bersifat lahiriah, maka ia bisa merasa tak berguna lagi.
Di sinilah pentingnya memahami apa sesungguhnya hakikat manusia diciptakan. Pemahaman ini akan mengubah cara pandang terhadap peristiwa apapun yang dihadapi dalam hidup ini sehingga memunculkan keberanian dan optimisme.
Faktor Lingkungan.
Lingkungan selalu membuat kita harus memenuhi tuntutan dan tantangan, yang karenanya merupakan sumber stress yang potensial; misalnya ketika orang mengalami musibah akibat terjadinya bencana alam (banjir, gempa bumi dan sebagainya) atau cuaca buruk, kemacetan lalu-lintas, beban pekerjaan, problema rumahtangga, dan hubungan antarmanusia; atau ketika orang dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi keuangan, pindah kerja, atau kehilangan orang yang dicintai.
Lingkungan paling dekat dan karenanya sangat mudah mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang adalah keluarga. Kehadiran orangtua (terutama ibu) dalam perkembangan jiwa anak amat penting. Jika anak kehilangan peran dan fungsi ibunya—sehingga dalam proses tumbuh kembangnya ia kehilangan haknya untuk dibina, dibimbing, diberikan kasih sayang, perhatian, dan sebagainya—maka ia disebut mengalami “deprivasi maternal”. Jika peran ayahnya yang tidak berfungsi, maka ia disebut sebagai “deprivasi paternal”.
Dalam keluarga yang mengalami disfungsi perkawinan, peran orangtua dalam mendidik anak akan terganggu. Akibatnya, besar kemungkinan selama pertumbuhannya, anak akan mengalami deprivasi. Anak mungkin tidak kehilangan ibunya secara fisik. Namun, jika peran ibu yang amat penting dalam proses imitasi dan identifikasi dirinya tidak ada, maka perkembangannya akan terganggu. Hal yang sama bakal terjadi pada anak jika figur dan peran ayahnya tidak ada.
Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami disfungsi perkawinan dan mengalami deprivasi maternal (juga paternal dan atau parental), mempunyai risiko tinggi menderita gangguan kepribadiannya; yaitu gangguan dalam perkembangan mental-intelektual, perkembangan mental-emosional, bahkan perkembangan psikososial dan spiritualnya. Tidak jarang dari mereka, jika kelak dewasa, akan memperlihatkan berbagai perilaku yang menyimpang, anti sosial, bahkan sampai melakukan tindak kriminal.
Anak-anak sebagaimana digambarkan di atas pada umumnya dibesarkan dalam keluarga yang tidak sehat dan tidak bahagia. Hal ini disebabkan karena ketidakberadaan orangtua atau karena tidak berfungsinya orangtua sebagaimana mestinya. Dalam 20 tahun terakhir ini, para ahli telah melakukan berbagai penyelidikan perihal pola perkawinan/keluarga yang ternyata tidak sehat dan tidak membawa kebahagian rumahtangga, yang dampaknya amat tidak baik bagi tumbuh-kembang anak.
Dua sarjana dari Universitas Nebraska (AS), yaitu Prof. Nick Stinnet dan Prof. John De Frain, dalam studinya yang berjudul, “The National Study On Family Strenght,” mengemukakan bahwa paling sedikit harus ada enam kriteria bagi perwujudan suatu keluarga/rumahtangga yang dapat dikategorikan sebagai keluarga yang sehat dan bahagia, yang amat penting bagi tumbuh kembangnya anak. Keenam kriteria tersebut adalah:
Kehidupan beragama dalam keluarga.
Mempunyai waktu untuk bersama.
Mempunyai pola komunikasi yang baik antar sesama anggota keluarga.
Saling menghargai satu sama lain.
Masing-masing anggota keluarga merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai kelompok.
Jika terjadi suatu permasalahan, mampu menyelesaikan secara positif dan konstruktif.
Para ahli berpendapat bahwa perceraian, perpisahan, serta pertengkaran antara ayah dan ibu akan berpengaruh pada anak. Anak mempunyai risiko tinggi untuk menjadi nakal dengan tindakan-tindakan anti sosial. Berikut ini adalah hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh kondisi orangtua terhadap kenakalan anak. (M. Rutter: Parent-Child Separation, 1980).
1. Pada keluarga broken homes, kenakalan anak laki-laki jauh lebih tinggi presentasinya daripada keluarga yang orangtuanya meninggal atau keluarga utuh.
2. Meskipun keluarga utuh (kedua orangtua masih hidup dan tinggal satu atap), suasana rumah yang tidak sehat dan tidak bahagia akan menyebabkan prosentase anak menjadi nakal semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Graig dan Glick (1965), Mc Cord (1959), Tait dan Hodges (1962).
3. Ada perbedaan perkembangan anak yang hidup dalam suasana rumah yang tegang (tension) dan hangat (warm). Suasana rumahtangga yang tegang mengakibatkan tingginya prosentase perilaku menyimpang anak. Sebaliknya, suasana rumah yang hangat di antara kedua orangtua menurunkan prosentase kenakalan anak.
4. Hubungan buruk antara anak dan kedua orangtua mengakibatkan prosentase kenakalan anak meningkat.
Lingkungan kedua yang memasok faktor munculnya stress tentu saja adalah masyarakat. Masyarakat yang berpaham materialis cenderung individualis. Kepekaan terhadap lingkungan sosialnya sangat rendah. Orang akan bersaing untuk untuk dirinya sendiri dengan berbagai cara tanpa mempedulikan kepentingan orang lain. Hubungan interpersonal semakin fungsional dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan seperti keramahan, perhatian, toleransi, dan tenggang rasa. Akibatnya, tekanan isolasi dan keterasingan kian kuat; orang makin mudah kesepian di tengah keramaian. Inilah yang disebut lonely crowded, gejala mencolok dari masyarakat kapitalis di mana-mana.
Orang yang banyak mengikuti kegiatan sosial seperti pengajian, dakwah, dan kegiatan sosial lain akan merasa dirinya diperhatikan sebagai bagian dari kebersamaan. Biasanya, dalam perkumpulan seperti itu, kebutuhan dan kesulitan bersama dibicarakan. Aktivitas-aktivitas seperti itu perlu makin dikembangkan guna mengatasi rasa cemas dalam kehidupan bersama khususnya di perkotaan. Dengan demikian, kebutuhan akan perhatian, dihargai, hingga aktualisasi diri dapat diwujudkan. Selain itu, perkumpulan-perkumpulan semacam itu menjadi bagian dari kontrol bagi para anggotanya.
Penentu corak lingkungan utama di mana individu dan masyarakat hidup tentu saja adalah negara. Banyak sebab terjadinya kasus bunuh diri dan depressi di tengah masyarakat tidak lepas dari faktor kesulitan ekonomi, rendahnya pendidikan, buruknya tingkat kesehatan, dan beban hidup yang semakin tinggi. Kasus bunuh diri terbanyak di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta, terutama diakibatkan oleh tekanan ekonomi di tengah situasi sosial politik yang carut-marut. Relasi sosial yang sehat hanya dapat terbentuk jika kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi—pangan, sandang, dan papan, kesehatan, pendidikan dasar, dan ruang-ruang publik yang memungkinkan orang berinteraksi secara normal.
Menurut E. Kristi Purwandari, pengajar Fak. Psikologi UI, faktor penyelenggaraan kehidupan bernegara yang carut-marut menjadi penyebab depresi terbesar bagi masyarakat Indonesia, terutama kalangan menengah ke bawah. Keadaan seperti ini menyebabkan orang frustasi dan putus harapan karena merasa tidak memiliki masa depan. Seseorang cenderung kecil hati dan cepat menyerah menghadapi realitas hidup. Ditambah dengan makin maraknya ketidakadilan di berbagai bidang (ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan hukum, ketidakadilan politik, dan sebagainya) yang membuat hidup di Indonesia dirasakan tidak nyaman. Tidak aneh jika stress dan depresi meningkat.
Di bidang kesehatan, misalnya, pemerintah Indonesia terbukti tidak mampu menyediakan lingkungan sosial yang kondusif untuk kesehatan mental masyarakat. Tentang ini, menurut Kirti, Pemerintah Indonesia masuk dalam kategori sangat buruk dalam layanan kesehatan masyarakat, terutama karena perilaku para penguasa yang membuat kondisi kejiwaan rakyat terganggu, di samping ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang menjadikan orang depresi dan kehilangan makna hidup.
Televisi sebagai media yang banyak menayangkan adegan kekerasan disinyalir juga memiliki andil dalam mengajari bagaimana orang menyelesaikan masalah, terutama pada anak-anak. Maraknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak sedikit banyak dipengaruhi oleh tayangan itu. Dalam hal ini, negara (pemerintah) mestinya mengatur tayangan tivi agar tidak berdampak buruk pada perilaku anak-anak. Akan tetapi, faktanya?
Perlu Solusi Total
Ada kecenderungan, orang yang mengalami stress mencari solusi yang bersifat sesaat dan justru menimbulkan kemadaratan. Ini ditunjukkan oleh semakin maraknya dunia hiburan, penyaluran hobi, seks bebas, dan sebagainya. Alkohol, obat-obatan, merokok, dan makan berlebihan juga sering dijadikan alat untuk membantu menghadapi stres. Padahal, efeknya hanya berlangsung sementara, dan dalam jangka panjang akan merusak badan dan pikiran atau jiwa. Perilaku lainnya yang terlihat adalah sikap menunda-nunda, perencanaan yang buruk, tidur berlebihan dan menghindari tanggung jawab. Taktik ini malah merugikan karena menimbulkan masalah baru bagi individu tersebut.
5. TERAPI DARI ENCOPRESIS (GANGGUAN ELIMINASI)
Penderita encopresis membutuhkan penanganan yang tepat dengan melakukan terapi. Menurut Rini prinsip terapinya adalah konseling atau edukasi pada anak mengenai BAB. Mereka dapat cepat memahami penjelasan yang diberikan mengingat kemampuan kognitif anak seusia ini sudah berkembang.
Salah satunya adalah terapi yang bisa dilakukan kalau anak selalu menahan BAB karena merasa jijik dan tak mau masuk ke kamar mandi umum:
* Tanamkan bahwa tidak semua kamar mandi umum/sekolah akan resik dan wangi sesuai dengan harapannya.
* Sebelum menggunakan toilet umum/sekolah, minta ia membersihkan dengan menyiramnya terlebih dahulu.
* Tak ada salahnya anak selalu dibekali tisu, masker, dan pengharum ruangan untuk lebih menyamankannya saat di toilet umum.
* Yang pasti, jangan beri anak pembalut untuk mengatasi encopresis-nya. Ini justru tak mendidik.
* Jika masalah psikologis anak tampak berat, sampai stres atau trauma misalnya, ada baiknya orang tua dan anak duduk bersama membahas permasalahan yang dihadapi. Jika perlu konsultasikan dengan psikolog.
* Terapkan pola makan yang baik dan teratur. Usahakan banyak mengonsumsi makanan berserat, sayuran, buah-buahan, serta susu. Kurangi konsumsi makanan berlemak tinggi, junk food, dan soft drink.
* Kepada anak yang selalu merasa nyeri saat mau BAB bisa diberikan obat-obatan untuk pengencer tinja. Namun, penggunaanya harus tetap berdasarkan rekomendasi dokter.
* Ajarkan untuk melakukan BAB secara teratur, misalnya pagi atau malam hari.
* Yang pasti, anak jangan disalahkan atau dicemooh kalau mengalami encopresis.
Mestinya orang tua selalu mendukung dan membantu kesulitan anak.
6.ASKEP ELIMINASI
A. Pengertian
Penyakit ginjal utamanya akan berdampak pada sistem tubuh secara umum. Salah satu yang terserinag ialah gangguan urine. Gangguan eliminasi urine kemungkinan disebabkan (Supratman. 2003)
1.Inkopenten outlet kandung kemih;
2.Penurunan kapasitas kandung kemih;
3.penurunan tonus otot kandung kemih;
4.Kelemahan otot dasar panggul.
Beberapa masalah eliminasi urine yang sering muncul, antara lain :
1.Retensi
2.Enuresis
3.Inkontinensis
4.Perubahan pola
B.Retensid Urine
1.Pengertian
Ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan sendiri.
Kemungkinan penyebabnya :
Operasi pada daerah abdomen bawah.
Kerusakan ateren
Penyumbatan spinkter.
2.Tanda-tanda
Ketidak nyamanan daerah pubis.
Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
Meningkatnya keinginan berkemih.
3.Rencana Tindakan
Kemungkinan latihan kembali kandung kemih atau pengkondisian kembali.
Ajarkan individu meregangkan abdomen dan melakukan manuver vaiava’s.
Ajarkan manuver crede’s
Ajarkan individu regangan anal.
Mengintruksikan individu untuk mencoba ketiga teknik untuk menentukan yang mana yang paling efektif dalam mengosongkan kandung kemih.
Catatan masukan dan keluaran teknik mana yang digunakan untuk menimbulkan berkemih.
C.Tinusis
1.Pengertian
Ialah keluarnya kencing yang sering terjadi pada anak-anak umumnya malam hari.
Kemungkinan peyebabnya :
Kapasitas kandung kemih lebih kecil dari normal.
Kandung kemih yang irritable
Suasana emosiaonal yang tidak menyenangkan
ISK atau perubahan fisik atau revolusi.
2.Rencana Tindakan
a.Jelaskan sifat enuresis pada orang tua dan anak
b.Jelaskan pada orang tua bahwa rasa tidak setuju adalah hal yang tidak menghentikan enuresis tetapi akan membuat anak jadi malu, dan takut.
c.Tawarkan keyakinan pada anak bahwa anak lain pu membasahi tempat tidur mereka dimalam hari.
d.Ajarkan :
Beri dorongan untuk menunda berkemih.
Menyuruh anak berkemih sebelum tidur.
Membatasi cairan selama waktu tidur.
Jika anak terbangun malam hari untuk berkemih kuatkan dorongan itu
TeNtang sensasi saat waktu berkemih
Kemampuan anak dalam mengontrol perkemihan.
D.Inkontinesia Urine
Ialah bak yang tidak terkontrol.
Jenis inkotinensio
1.Inkontinensio Fungsional/urge
a.Pengertian
Ialah keadaan dimana individu mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau ketidak mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.
b.Faktor Penyebab
Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung kemih.
Penurunan tonur kandung kemih
Kerusakan moviliasi, depresi, anietas
Lingkungan
Lanjut usia.
c.Rencana tindakan
Kaji kemundura sensori
Kaji kemunduran motorik
Kurangi hambatan lingkungan
Ajarkan toileting untuk individu dengan kemundura kognitif
Ajarkan toileting untuk individu dengan keterbatasan fungsi tangan.
2.Inkontinensia Stress
a.Pengertian
Ialah keadaan dimana individu mengalami pengeluaran urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra abdomen.
b.Faktor Penyebab
Inkomplet outlet kandung kemih
Tingginya tekanan infra abdomen
Kelemahan atas peluis dan struktur pengangga
Lanjut usia.
c.Rencana tindakan
Kaji pola berkemih dan masukan cairan.
Latihan kekuatan dengan latihan kegel.
Ajarkan untuk mengurangi tekanan infra abdomel
Ajarkan untuk menghentikan dan memulai aliran urin tiap kali berkemih.
3.Inkontinensia Total
a.Pengertian
Ialah keadaan dimana individu mengalami kehilangan urine terus menerus yang tidak dapat diperkirakan.
b.Faktor Penyebab
Penurunan Kapasitas kandung kemih.
Penurunan isyarat kandung kemih
Efek pembedahan spinkter kandung kemih
Penurunan tonus kandung kemih
Kelemahan otot dasar panggul.
Penurunan perhatian pada isyarat kandung kemih
c.Rencana tindakan
Pertahankan hidrasi yang optimal
Tingkatkan berkemih
Berikan motivasi untuk meningkatkan kontrol kandung kemih.
Kaji partisipasi individu dalam program latihan ulang kandung kemih.
Kaji pola berkemih
Ajarkan pencegahan infeksi saluran kemih.
E.Perubahan Pola
1.Frekuensi
Meningkatnya frekuensi berkemih karena meningkatnya cairan.
2.Urgency
Perasaan seseorang harus berkemih.
3.Disaria
Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.
4.Urinari Suprei
Keadaan yang mendesak dimana produksi urine sangat kurang.
7. gangguan pengeluaran (eliminasi)
Kelainan Pada Anak dapat Diketahui pada Kebiasaan Mengompol
MENGATASI kebiasaan mengompol pada anak bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerja sama antara orangtua, anak, dan dokter. Selain itu, perlu kebijaksanaan, kesabaran, dan pengertian orangtua.
Begitu banyak keluhan dari para orangtua yang mengkhawatirkan dengan kebiasaan mengompol anak mereka. Apalagi, anak tetap mengompol setelah melewati usia 6–7 tahun. Tentunya akan menjadi suatu pertanyaan besar bagi orangtua.
Sebenarnya apa itu mengom pol? Dan mengapa hal itu terjadi dan bagaimana melatih mereka agar tidak lagi mengompol?
Mengompol istilah kedokterannya adalah enuresis, yaitu mengeluarkan air seni secara tidak sadar saat tidur pada usia yang seharusnya sudah dapat mengendalikan keinginan buang air kecil. Terkadang definisi mengompol juga digunakan untuk menyebut anak yang gagal mengontrol pengeluaran urine saat mereka dalam keadaan terjaga.
Sebenarnya, pada remaja dan orangtua mengompol juga sering terjadi. Namun bagi anak, mengompol sering merupakan hal yang sangat memalukan. Sedangkan bagi orangtua, hal ini dapat merupakan pengalaman yang menjengkelkan.
Lebih dari 50 juta anak-anak di seluruh dunia berusia 5–15 tahun masih mengompol. Satu dari empat anak tetap mengompol saat usia mereka 3,5 tahun. Sedangkan pada usia lima tahun, satu dari lima anak masih ngompol di tempat tidur dan pada usia enam tahun turun menjadi satu dari 10 anak. Biasanya enuresis akan berhenti ketika anak mencapai usia pubertas. Anak laki-laki lebih banyak yang mengompol dibanding anak perempuan.
“Ini merupakan masalah tersembunyi masa kanak-kanak karena orang cenderung untuk tidak berbicara tentang hal itu di luar rumah, sehingga sebagian besar anak-anak berpikir mereka satu-satunya yang dengan masalah,” kata dokter anak dari Washington DC, Amerika Serikat dan penulis buku “Waking Up Dry” dr Howard Bennett.
Bennett menyebutkan jenis mengompol dibagi dua. Mengompol primer yakni mengompol sejak bayi dan mengompol sekunder yakni kembali mengompol setelah anak tidak pernah mengompol lagi selama minimal enam bulan. Penyebab mengompol primer disebabkan adanya keterlambatan proses pematangan sistem saraf pada anak, di mana adanya ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang dikirimkan kandung kemih, gangguan hormonal, kelainan anatomi.
Misalnya kandung kemih yang kecil dan tidur yang sangat dalam sehingga anak tidak terbangun pada saat kandung kemih sudah penuh. Sedangkan penyebab dari mengompol sekunder bisa karena infeksi saluran kemih, gangguan metabolisme (kencing manis usia dini), gangguan saraf tulang belakang, tekanan yang berlebihan pada kandung kencing, terutama disebabkan gangguan pengeluaran kotoran sehingga akumulasi kotoran pada usus besar akan menekan kandung kencing.
Bahkan, keadaan stres juga dapat memicu terjadinya mengompol sekunder. Memang dahulu kebiasaan mengompol dianggap sebagai masalah psikologis. Namun, sekarang diketahui bahwa faktor biologis memegang peranan lebih besar. Dapat dipastikan juga, hal tersebut menurun dalam keluarga.
Lebih dari 75 persen anak-anak yang mempunyai orangtua dengan masalah mengompol, juga akan mempunyai masalah yang sama.
“Cerita soal masalah genetika ini kepada anak akan membuat hatinya lebih baik,” saran Bennett.
Mengompol dapat juga merupakan gejala dari suatu penyakit serius seperti kencing manis atau infeksi saluran kemih, terutama bila terjadi pada anak yang sebelumnya tidak pernah mengompol. Mengompol bukanlah merupakan kesalahan anak. Sayangnya, beberapa orangtua masih berpikir bahwa mengompol berasal dari kurangnya disiplin, dan dapat disembuhkan dengan hukuman.
Hal ini, terang Bennett, sangat jauh dari kebenaran. Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 25 persen orangtua menghukum seorang anak atau menunjukkan ketidaksetujuan yang signifikan saat anak mengompol karena mereka pikir itu kesalahan anak.
Yang harus dilakukan orangtua jika anak mengompol adalah bersikaplah sewajarnya, jangan menunjukkan rasa jengkel, marah, atau bahkan panik.
Bicarakan baik-baik dengan si anak. Ada banyak kasus di mana anak berhenti mengompol setelah diajak bicara dari hati-hati. Beri dukungan kepada anak, ini adalah tindakan terpenting.
Jangan sekali-kali mempermalukan anak atau membandingkan dengan anak lain, malah bila si anak berhasil tidak mengompol berilah dia hadiah dan pujian tentang keberhasilannya di hadapan banyak orang, agar dia semakin termotivasi.
Minta anak Anda mengganti seprei serta pakaian tidurnya pada malam hari, bila anak tersebut sudah bisa melakukannya. Atau letakkan sebuah alas karet yang berlapiskan kain di dekat tempat tidur, sehingga anak dapat menutupi seprei yang dibasahinya. Lalu, pasanglah jam alarm yang akan berbunyi 2–3 jam setelah anak tertidur, jadi dia dapat terbangun untuk pergi ke kamar mandi.
Selain itu, pastikan anak Anda buang air kecil sebelum ke tempat tidur. Doronglah anak untuk mengikuti instruksi dari seorang dokter, seperti latihan pelemasan kandung kemih atau latihan menahan keluarnya air seni atau latihan modifikasi perilaku. Kalau perlu, belilah sebuah alarm antimengompol yang cocok untuk anak berusia lima tahun ke atas.
Alarm ini memiliki sensor kelembapan yang dikenakan langsung pada pakaian dalam. Pada tetes cairan pertama, sebuah bel akan mendengung, membangunkan si anak. Secara berangsur- angsur anak belajar untuk bangun ketika mereka merasa ingin buang air kecil.
Yang perlu juga diperhatikan oleh orangtua adalah, mengompol ini bisa sembuh sendiri. Seorang anak pengompol membutuhkan kesabaran, semangat, ketelatenan, dan keyakinan dari orangtua bahwa masalah tersebut hanya sementara. Biasanya antara usia 7–12 tahun sering terjadi kesembuhan, dan sedikit saja anak yang terus mengalaminya sampai remaja.
Satu hal menarik, pemberian air susu ibu (ASI) dapat mencegah mengompol yang berkelanjutan pada anak. Sebuah studi yang diterbitkan Journal of the American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa bayi yang tidak minum ASI lebih cenderung mengompol dibanding bayi yang diberi ASI.
Penelitian dari Robert Wood Johnson Medical School, New Jersey, Amerika Serikat menyatakan selain kaya akan gizi yang penting bagi pertumbuhan bayi, ASI juga mengandung asam lemak yang bisa memperbaiki dan mempercepat pertumbuhan otak, sementara mengompol itu sendiri terjadi karena terhambatnya pertumbuhan syaraf otak (delayed neurodevelopment).
Dari hasil studi yang dilakukan pada 55 anak usia 5–13 tahun yang masih mengompol dan 117 mereka yang tak pernah mengompol, menunjukkan persentase mengompol pada anak yang mengonsumsi susu formula sekitar 81 persen, sementara mereka yang secara rutin mendapat ASI hanya 45 persen.
Namun, yang paling mengagumkan dalam studi ini adalah bayi yang mengonsumsi baik susu formula maupun susu ibu justru mengalami hasil yang sama dengan bayi yang hanya mendapat susu formula tanpa ASI. Selain mencegah mengompol, ASI diketahui juga manjur untuk menurunkan risiko diare, infeksi pernapasan, infeksi telinga, dan infeksi lain yang terjadi pada bayi.
sumber : http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/kesehatan/16811-kelainan-pada-anak-dapat-diketahui-dari-kebiasaan-ngompol.html
8. Gangguan Eliminasi
Bayi yang baru lahir akan mengeluarkan output buangannya secara otomatis, baik itu urin maupun feses. Setelah anak semakin berkembang, mereka dilatih untuk menahan refleks natural yang memerintahkan untuk buang air kecil dan buang air besar. Pada buku klasik Pattern of Child Rearing, Robert Sears dan kawan-kawan (1957) menyatakan bahwa anak-anak Amerika sudah mulai dilatih untuk buang kecil rata-rata pada usia 18 bulan. Namun mengompol masih sering terjadi sampai usia 24 bulan. Saat ini kebanyakan anak di Amerika bisa mengompol pada usia 2 dan 3 tahun. Namun banyak yang masih terus mengompol setahun kemudian atau lebih.
Menurut DSM-IV-TR, gangguan eliminasi meliputi enuresis dan enkopresis, yang termasuk dalam aksis 1. Enuresis dan enkopresis merupakan gangguan yang melibatkan masalah dengan buang air kecil dan buang air besar tanpa penyebab organik. Gangguan eliminasi merupakan salah satu jenis gangguan yang mulai tampak pada bayi, kanak-kanak maupun remaja. Dalam hal ini, keberhasilan toilet training memiliki andil yang cukup besar. Menurut Erikson, toilet training merupakan langkah penting menuju otonomi dan kontrol diri (self-control).
9. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.[rujukan?] Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.[rujukan?] Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.[rujukan?] Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.[1]
Sejarah komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama.[2] Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama ((make to common).[2] Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. [3] Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). [4]
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.[5] Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.[5] Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. [5].
Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek.[2] Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi.[rujukan?] Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".[rujukan?]
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.[2] Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.[rujukan?] Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.[rujukan?]
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.[rujukan?] Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.[rujukan?]
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio.[rujukan?] Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.[rujukan?] Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.[rujukan?]
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.[rujukan?] Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:[6]
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.[rujukan?]
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.[rujukan?]
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.[rujukan?]
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.[rujukan?]
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.[rujukan?]
Model-model komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.[3]
Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.[6] Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).[rujukan?] Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model).[1] Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver).[3] Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.[rujukan?] Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalm proses komunikasi.[1]
Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator.[3] Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. [1] Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tapatnya melalui pengambilan peran orang lain.[6] Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. [7] Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.[1]
Model Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.[4] Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalm sebuah episode komunikasi.[rujukan?] Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. [1] Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.[3]
Ilmu komunikasi Di Antara Bidang Ilmu Lainnya
Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi tentang ilmu daripada sekarang.[rujukan?] Dulu defenisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianutnya.[rujukan?] Sekarang ilmu memperoleh posisi yang bebas dan mandiri.[rujukan?] Definisi ilmu tidak lagi berdasarkan dan dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya. [7]
Berbicara posisi Ilmu Komunikasi di antara ilmu-ilmu lainnya, tidak akan terlepas dari akar atau landasan Ilmu Komunikasi itu sendiri, dimana banyak ilmuwan nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk lahirnya Ilmu Komunikasi. [1] Ahli politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber, Daniel Lerner dan Everett M. Rogers.[rujukan?] Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul Lazarsfeld. Ahli bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah ahli matematika. [7]
10. Komunikasi nonverbal
Penggunaan ekspresi wajah merupakan salah satu komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Jenis-jenis komunikasi nonverbal
Komunikasi objek
Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).[1]
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.[2][3]
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
• Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
• Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
• Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
• Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.[4]
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.[5]
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.[6]
Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.[7]
11. Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Sat, 10/11/2007 - 6:54pm — Rejals
Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan:
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
12. KOMUNIKASI dalam ORGANISASI
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain kelangsungan hidup berorganisasi untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih baik dengan menciptakan hubungan kerja sama dengan bawahannya. Hubungan yang dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung maksud untuk mendapatkan simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik. Hal ini tergantung dari kebutuhan dan cara masing-masing individu, karena satu sama lain erat hubungannya dengan keahlian dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal. 50, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik.
13. GANGGUAN DEPRESI BERAT
Depresi bisa berdiri sendiri maupun bersamaan dengan penyakit organik. Depresi akan sulit di diagnosis jika depresi ditemukan bersamaan dengan penyakit lain.
Banyak gangguan medis dan neurologis serta agen farmakologis dapat menghasilkan gejala depresi. Biasanya pasien datang dengan gangguan depresi pertama kali pergi ke dokter umum dengan keluhan somatik, mereka mengeluh gangguan sistem endokrin, gangguan infeksi dan peradangan, serta penyakit medis lain seperti kanker dan penyakit kardiopulmonal.
Baik depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan dengan penyakit lain harus diobati dengan sungguh-sungguh, karena depresi dapat mempengaruhi dan memperburuk penyakit organik yang sudah ada.
Pemilihan obat anti depresan yang tepat sangat diperlukan agar mendapatkan efek terapi yang optimal dan menghindari efek samping yang mungkin timbul.
DEFINISI (2)
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.
EPIDEMIOLOGI
Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan prevalensi seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita.
Terlepas dari kultur atau negara, prevalensi gangguan depresi berat dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresi berat kira-kira 40 tahun, 50 % dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun.
Beberapa data epidemiologi baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan depresi berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Jika pengamatan tersebut benar, mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat-zat lain pada kelompok usia tersebut.
Pada umumnya gangguan depresi berat terjadi paling sering pada orang tua yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau berpisah.
ETIOLOGI
Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor dibawah ini berperan :
Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat adalah berhubungan dengan disregulasi pada amin biogenik (norepineprin dan serotonin). Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi dan pada beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit.
Faktor neurokimiawi lain seperti adenylate cyclase, phospotidylinositol dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi penyebab. Kelainan pada neuroendokrin utama yang menarik perhatian dalam adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormon pertumbuhan. Neuroendokrin yang lain yakni penurunan sekresi nokturnal melantonin, penurunan pelepasan prolaktin karena pemberian tryptopan, penurunan kadar dasar folikel stimulating hormon (FSH), luteinizing hormon (LH) dan penurunan kadar testoteron pada laki-laki.
Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari penderita gangguan depresi berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama subyek kontrol untuk penderita gangguan.
Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan angka kesesuaian pada kembar monozigotik adalah kira-kira 50 %, sedangkan pada kembar dizigotik mencapai 10 sampai 25 %.
Faktor psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis yang telah lama direplikasi bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah dilaporkan untuk pasien dengan gangguan depresi berat.
Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling berhubungan dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset satu episode depresi adalah kehilangan pasangan.
Beberapa artikel teoritik dan dari banyak laporan, mempermasalahkan hubungan fungsi keluarga dan onset dalam perjalanan gangguan depresi berat. Selain itu, derajat psikopatologi didalam keluarga mungkin mempengaruhi kecepatan pemulihan, kembalinya gejala dan penyesuaian pasca pemulihan.
PATOFISIOLOGI
Timbulnya depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik. Neurotransmiter yang paling banyak diteliti ialah serotonin. Konduksi impuls dapat terganggu apabila terjadi kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di celah sinaps atau adanya gangguan sensitivitas pada reseptor neurotransmiter tersebut di post sinaps sistem saraf pusat.
Pada depresi telah di identifikasi 2 sub tipe reseptor utama serotonin yaitu reseptor 5HTIA dan 5HT2A. Kedua reseptor inilah yang terlibat dalam mekanisme biokimiawi depresi dan memberikan respon pada semua golongan anti depresan.
Pada penelitian dibuktikan bahwa terjadinya depresi disebabkan karena menurunnya pelepasan dan transmisi serotonin (menurunnya kemampuan neurotransmisi serotogenik).
Beberapa peneliti menemukan bahwa selain serotonin terdapat pula sejumlah neurotransmiter lain yang berperan pada timbulnya depresi yaitu norepinefrin, asetilkolin dan dopamin. Sehingga depresi terjadi jika terdapat defisiensi relatif satu atau beberapa neurotransmiter aminergik pada sinaps neuron di otak, terutama pada sistem limbik. Oleh karena itu teori biokimia depresi dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Menurunnya pelepasan dan transport serotonin atau menurunnya kemampuan neurotransmisi serotogenik.
2. Menurunnya pelepasan atau produksi epinefrin, terganggunya regulasi aktivitas norepinefrin dan meningkatnya aktivitas alfa 2 adrenoreseptor presinaptik.
3. Menurunnya aktivitas dopamin.
4. Meningkatnya aktivitas asetilkolin.
Teori yang klasik tentang patofisiologi depresi ialah menurunnya neurotransmisi akibat kekurangan neurotransmitter di celah sinaps. Ini didukung oleh bukti-bukti klinis yang menunjukkan adanya perbaikan depresi pada pemberian obat-obat golongan SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) dan trisiklik yang menghambat re-uptake dari neurotransmiter atau pemberian obat MAOI (Mono Amine Oxidasi Inhibitor) yang menghambat katabolisme neurotransmiter oleh enzim monoamin oksidase.
Belakangan ini dikemukakan juga hipotesis lain mengenai depresi yang menyebutkan bahwa terjadinya depresi disebabkan karena adanya aktivitas neurotransmisi serotogenik yang berlebihan dan bukan hanya kekurangan atau kelebihan serotonin semata. Neurotransmisi yang berlebih ini mengakibatkan gangguan pada sistem serotonergik, jadi depresi timbul karena dijumpai gangguan pada sistem serotogenik yang tidak stabil. Hipotesis yang belakangan ini dibuktikan dengan pemberian anti depresan golongan SSRE (Selective Serotonin Re-uptake Enhancer) yang justru mempercepat re-uptake serotonin dan bukan menghambat. Dengan demikian maka turn over dari serotonin menjadi lebih cepat dan sistem neurotransmisi menjadi lebih stabil yang pada gilirannya memperbaiki gejala-gejala depresi.
Mekanisme biokimiawi yang sudah diketahui tersebut menjadi dasar penggunaan dan pengembangan obat-obat anti depresan.
GAMBARAN KLINIS
Suatu mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas merupakan tiga gejala utama depresi.
Gejala lainnya dapat berupa :
q Konsentrasi dan perhatian berkurang
q Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
q Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
q Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
q Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
q Tidur terganggu
q Nafsu makan berkurang.
Gejala-gejala diatas dialami oleh pasien hampir setiap hari dan di nilai berdasarkan ungkapan pribadi atau hasil pengamatan orang lain misalnya keluarga pasien.
VII. PEDOMAN DIAGNOSTIK (3)
Seperti dalam DSM III dan DSM IV atau PPDGJ III, kriteria diagnostik untuk gangguan depresi berat secara terpisah dari kriteria diagnostik untuk diagnosis yang berhubungan dengan depresi ringan dan sedang serta depresi berulang.
Pada PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan depresi berat dibagi secara terpisah yaitu gangguan depresi berat tanpa gejala psikotik dan gangguan depresi berat dengan gejala psikotik.
Episode depresif berat tanpa gejala psikotik :
v Semua gejala depresi harus ada : afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah.
v Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan berkurang.
v Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan.
v Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dari 2 minggu.
v Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik :
v Episode depresif berat yang memenuhi kriteria diatas.
v Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi audiotorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.
v Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai waham atau halusinasi yang serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).
DIAGNOSIS BANDING
Dalam menegakkan suatu gangguan depresi, diagnosis lain perlu dipikirkan seperti adanya gangguan organik, intoksikasi atau ketergantungan zat dan abstinensia, distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung serta gangguan penyesuaian.
Perubahan instrinsik yang berhubungan dengan epilepsi lobus temporalis dapat menyerupai gangguan depresi, khususnya jika fokus epileptik adalah pada sisi kanan.
Berkabung merupakan suatu respons normal yang hebat dan menyakitkan karena kehilangan, tetapi responsif terhadap dukungan dan empati dapat membuat berangsur mereda/sembuh seiring berjalannya waktu.
PENATALAKSANAAN
Bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf hebatnya gejala depresi dan besarnya kemungkinan bunuh diri. Hal ini ditanyakan dengan bijkasana dan penderita sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan pikiran-pikiran bunuh diri kepada orang yang memahami masalahnya, tetapi pada beberapa penderita ada yang tidak memberitahukan keinginan bunuh dirinya kepada pemeriksa karena takut di cegah. Bila sering terdapat pikiran-pikiran atau rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan pemberian terapi elektrokonvulsi di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Sebagian besar klinisi dan peneliti percaya bahwa kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi berat. Tiga jenis psikoterapi jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal dan terapi perilaku, telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan gangguan depresi berat.
Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi dalam beberapa golongan yaitu :
1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan opipramol.
2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.
3. Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono Amine Oxsidase-A), seperti : moclobemide.
4. Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.
5. Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti : sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis) sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari). Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu :
1. Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I. Misalnya amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan IV, 100 mg/hari pada hari V dan VI.
2. Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7 sampai 15 hari (miggu II), kemudian minggu III 200 mg/hari dan minggu IV 300 mg/hari.
3. Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis pemeliharaan.
4. Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan ½ dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.
5. Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari à 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari à 75 mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari à 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari à 25 mg/hari selama 1 minggu.
Dengan demikian obat anti depresan dapat diberhentikan total. Kalau kemudian sindrom depresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.
Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single dose one hour before sleep), untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik. Untuk golongan SSRI diberikan dosis tunggal pada pagi hari setelah sarapan.
PROGNOSIS
Gangguan depresi berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini cenderung merupakan gangguan yang kronis dan pasien cenderung mengalami relaps. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan depresif memiliki kemungkinan 50 % untuk pulih di dalam tahun pertama.
Rekurensi episode depresi berat juga sering, kira-kira 30 sampai 50 % dalam dua tahun pertama dan kira-kira 50 sampai 70 % dalam 5 tahun. Insidensi relaps adalah jauh lebih rendah dari pada angka tersebut pada pasien yang meneruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada pasien yang hanya mengalami satu atau dua episode depresi.
KESIMPULAN
Gangguan depresi berat merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada psikomotor, kemampuan kognitif, pembicaraan dan fungsi vegetatif.
Penyebab dari gangguan depresi terdiri dari faktor biologis, faktor genetika dan faktor psikososial. Pada hipotesis timbulnya depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik. Hipotesis tersebut menjadi dasar penggunaan dan pengembangan obat-obat anti depresan.
Untuk menegakkan diagnosis gangguan depresi berat, PPDGJ III mensyarati harus didapati tiga gejala utama gangguan depresi dan minimal empat gejala lainnya dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat.
Pada gangguan depresi yang sering terdapat pikiran-pikiran atau rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan pemberian terapi elektrokonvulsi di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Pemberian anti depresan diberikan melalui tahapan-tahapan, yaitu dosis initial, titrasi, stabilisasi, maintenance dan dosis tapering. Dimana dosis dan lama pemberiannya berbeda-beda.
Kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi berat.
14. Mengatasi Kecemasan
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa S2, koordinator kelas, sebutlah namanya Christin, membuat teman-teman sekelasnya terheran-heran. Pasalnya, Christin yang aktif, senang bercanda, dan memiliki postur tubuh bak atlet itu ternyata memiliki kecemasan yang irasional, hanya karena mendengar kata “kecoak”.
Dengan muka tegang ia sibuk menutup telinga dengan saputangan tebal ketika teman-temannya bicara tentang kecoak. Ironis kedengarannya. Kenyataannya, keadaan seperti ini benar-benar dialami oleh sebagian dari kita, meski dengan intensitas dan objek yang berbeda-beda.
Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi negatif. Baik bersifat rasional maupun irasional ini merupakan persoalan tersendiri bagi yang mengalaminya. Oleh sebab itu, kita perlu memiliki keterampilan untuk mengatasinya.
Apa itu Kecemasan?
Perihal rasa cemas, semua orang mengetahui dan pernah merasakannya. Namun, untuk menjelaskan apa itu kecemasan kita mungkin memiliki jawaban yang berbeda-beda.
Dalam Psikologi, ada yang menjelaskan bahwa kecemasan merupakan ketakutan yang tidak realistis, suatu perasaan terancam ketika merespon sesuatu yang sebenarnya tidak sungguh-sungguh mengancam. Ini berbeda dengan ketakutan, yang bersifat realistis, benar-benar karena sesuatu yang menakutkan.
Untuk menghindari pengertian antara cemas dan takut (juga dengan nervous dan tegang) yang pada dasarnya tidak terlalu jelas perbedaannya, kita dapat berpegang pada penjelasan yang diberikan Calhoun & Acocella (1990). Menurut mereka, kecemasan merupakan suatu perasaan takut (realistis maupun tidak), disertai peningkatan gejolak fisiologis.
Bagaimana kecemasan berkembang, khususnya yang tidak realistis?
Sigmun Freud dengan teori psikodinamikanya menjelaskan, kecemasan yang tidak realistis (seperti halnya kecemasan karena kecoak), merupakan gejala dari rasa takut yang lebih mendalam. Biasanya berhubungan dengan alam bawah sadar yang berkaitan dengan dorongan seksual atau agresif, yang menerobos kontrol ego menuntut pemuasan, dan akhirnya menimbulkan ketakutan luar biasa pada diri individu.
Lain halnya penjelasan dari aliran perilaku (behaviorism) dengan tokoh-tokoh Watson, Skinner, dll. Kecemasan yang realistis maupun yang tidak realistis menurut mereka merupakan hasil pengondisian respon.
Contohnya, seorang anak mengenal kecoak bersamaan dengan peristiwa lain yang mengerikan (misalnya ia terkunci di kamar mandi dan menemukan gerombolan kecoak di saluran pembuangan). Hasilnya, ia mempelajari dan merespon kecoak sebagai makhluk yang mengerikan. Hal ini dapat terbawa hingga dewasa.
Kecemasan mempunyai tiga komponen, yaitu emosional, kognitif, dan fisiologis. Dalam komponen emosional, individu mengalami perasaan takut yang intens dan disadari. Dalam komponen kognitif, peningkatan rasa takut akan mengacaukan kemampuan individu untuk berpikir jernih.
Dalam komponen fisiologis, tubuh merespon ketakutan dengan memobilisasi diri untuk bertindak, baik dikehendaki ataupun tidak. Respon fisiologis ini merupakan hasil kerja sistem saraf otonom yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh.
Respon fisiologis ketika terjadi kecemasan antara lain detak jantung meningkat, irama napas lebih cepat, pupil mata melebar, proses pencernaan terhenti, pembuluh darah menyempit, tekanan darah naik, kelenjar adrenalin dalam darah meningkat. Itu semua menyebabkan individu menjadi tegang dan siap melakukan tindakan menyerang atau melarikan diri dari situasi yang ada.
Kecemasan, bila terjadi dalam level sedang dan dalam keadaan memang ada hal yang harus ditakuti (misalnya sedang menghadapi wawancara kerja), merupakan hal normal. Akan menjadi masalah bila kecemasan terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan situasi yang ada (tidak realistis).
Kecemasan semacam ini akan memerosotkan sumber daya fisik dan fisiologis kita. Lebih jauh lagi, dapat mengurangi rasa berharga, merasa kecil, dan tidak berdaya.
Menganalisis Kecemasan
Pola kecemasan berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu antara lain dalam hal penyebab yang memicu kecemasan (anteseden), keadaan cemas itu sendiri (tingkat kecemasan, gejala), dan konsekuensi yang ada setelah terjadi kecemasan.
Untuk mengendalikan kecemasan, terlebih dahulu kita perlu melakukan analisis terhadap kecemasan tersebut.
Pertama, kita tentukan apa yang membuat kita cemas: Karena melihat kecoak? Karena harus mengalahkan orang lain dalam suatu hal (kompetisi)? Atau karena menghadapi soal-soal ujian?
Bila kecemasan itu karena kecoak, perlu dipastikan apakah bulunya yang membuat cemas? Atau baunya?
Dalam situasi seperti apa kecemasan terhadap kecoak itu muncul: Kalau melihat? Kalau mendengar kata kecoak? Kalau melihat di kamar? Hanya kalau malam atau sembarang waktu?
Kedua, kita menentukan penyebab internal (dari dalam diri), yakni dengan memeriksa kecemasan itu sendiri: Apakah yang kita pikirkan dan kita rasakan saat terjadi pengalaman kecemasan itu?
Bila kecemasan karena kecoak, perlu diperiksa: Apakah bayangan kecoak bergerombol muncul kembali setiap kali melihat kecoak? Apakah kecoak itu membangkitkan rasa muak yang luar biasa? Ataukah kecoak mengingatkan pada peristiwa mengerikan?
Ketiga, kita mendeskripsikan konsekuensi dari kecemasan itu. Apa yang kita lakukan dengan mengalami kecemasan? Bila cemas karena kecoak, perlu dideskripsikan respon apa yang terjadi setelah timbul kecemasan: Apakah kita lari, bersembunyi, atau menghindar? Seperti apa akibatnya terhadap tubuh, terhadap perasaan, dan terhadap pikiran (kognisi)?
Mengelola Kecemasan
Setelah melakukan analisis, kita dapat menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.
- Perencanaan lingkungan
Berbagai stimulus (objek, orang, situasi) yang membuat kita mengalami kecemasan bukanlah hal yang harus kita hadapi. Kita berhak menghindari stimulus-stimulus tersebut.
Contohnya, film horor bukanlah sesuatu yang harus kita tonton. Bila kita cemas/takut, kita dapat menghindari dengan tidak menontonnya. Bila takut kecoak, kita dapat menghindarinya di rumah dengan cara membasminya. Di luar rumah, kita dapat menghindari kecoak dengan cara sebisanya menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang kecoak.
Namun, tidak semua stimulus yang membuat cemas dapat kita hindari begitu saja. Contohnya, kecemasan tinggi yang terjadi setiap kali mau ujian, berbahaya bila kita atasi dengan menghindari ujian. Untuk itu kita perlu mengatur agar kecemasan sewaktu ujian dapat berkurang dengan cara belajar sampai tuntas dsb. Kalau kita cemas setiap kali orangtua bertengkar, tentu saja kita tidak cukup hanya menghindari orangtua kita. Kita berhak meminta mereka tidak bertengkar, mengatasi konflik dengan cara dialog yang baik.
Pendek kata, menghindar merupakan cara yang paling umum dipilih dalam perencanaan lingkungan. Namun, cara menghindarinya perlu kita pikirkan, agar hal lain yang lebih penting tidak dikorbankan.
- Relabeling dan self-talk
Bila kita tidak dapat mengindari stimulus yang membuat kita cemas, cara lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi pemicu internal, yakni di dalam diri kita sendiri. Biasanya berupa pikiran dan ungkapan-ungkapan negatif yang diikuti dengan emosi negatif.
Bila kita selalu cemas saat menghadapi ujian, mungkin itu karena kita dalam hati berpikir tentang kemungkinan gagal, tentang soal-soal yang tidak dapat dijawab. Oleh sebab itu, kita perlu mengganti dengan keyakinan dan perkataan positif terhadap diri sendiri, “Mungkin tidak mudah, tetapi aku akan dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan baik setelah aku belajar sungguh-sungguh.”
Dalam kasus kecemasan terhadap kecoak, bila semula kita menganggap kecoak sebagai monster yang mengerikan, ganti dengan pikiran bahwa kecoak hanya seekor serangga yang tidak berbahaya. Kita dapat mengatakan pada diri sendiri, “Aku pasti dapat menghadapi kecoak karena nyatanya kecoak hanyalah serangga yang tidak berbahaya seperti jangkrik.”
Kita tidak perlu menyatakan sesuatu yang terlalu optimistis, cukup yang realistis. Relabeling dan self-talk ini dapat menghambat respon cemas yang biasanya terjadi secara otomatis.
- Desensitisasi
Respon cemas sedapat mungkin harus diubah agar kita tidak lagi mengalami emosi negatif bila mendapat provokasi stimulus yang membuat cemas. Cara yang sangat efektif adalah desensitisasi. Desensitisasi terdiri dari dua langkah: rileksasi dan secara bertahap mengalami stimulus yang membuat cemas.
Rileksasi dilakukan dengan cara melemaskan seluruh otot tubuh, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Latihan ini untuk setiap bagian tubuh disertai mengatur pernapasan perut (napas panjang). Pernapasan panjang dimulai terlebih dahulu sebelum melemaskan bagian-bagian otot tubuh.
Setelah dicapai keadaan rileks, selanjutnya mulai berlatih menghadapi stimulus yang membuat kita cemas. Hal ini dapat dengan cara membayangkan (dapat dilakukan dengan gambar) maupun sungguh-sungguh menghadapinya. Tampilan stimulus, misalnya kecoak, diperlihatkan dalam keadaan yang paling tidak mencemaskan (misalnya hanya tampak sedikit sayapnya di balik bunga).
Setelah berhasil, secara bertahap stimulus ditampilkan dalam keadaan yang sedikit mencemaskan, misalnya satu sisi sayap kecoak tampak di balik bunga). Demikian seterusnya.
Kombinasi rileksasi dan latihan menghadapi stimulus ini dilakukan hingga seseorang benar-benar tidak lagi cemas menghadapi stimulus itu apa adanya.
15. Teori Kecemasan
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas sistem syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma W, 1997).
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan, Sadock, 1997).
Teori Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Stres dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi ancaman terhadap suatu harapan yang mencetuskan cemas. Hasilnya adalah bekerja untuk melegakan tingkah laku (Rawlins, at al, 1993). Stress dapat berbentuk psikologis, sosial atau fisik. Beberapa teori memberikan kontribusi terhadap kemungkinan faktor etiologi dalam pengembangan kecemasan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
a. Teori Psikodinamik
Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama. Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan melalui tiga peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya (Prawirohusodo, 1988).
b. Teori Perilaku
Menurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
c. Teori Interpersonal
Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.
d Teori Keluarga
Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga.
e. Teori Biologik
Beberapa kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).
Faktor Predisposisi Kecemasan
Setiap perubahan dalam kehidupan atau peristiwa kehidupan yang dapat menimbulkan keadaan stres disebut stresor. Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan, atau kecemasan merupakan manifestasi langsung dari stres kehidupan dan sangat erat kaitannya dengan pola hidup (Wibisono, 1990).
Berbagai faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kecemasan (Roan, 1989) yaitu faktor genetik, faktor organik dan faktor psikologi. Pada pasien yang akan menjalani operasi, faktor predisposisi kecemasan yang sangat berpengaruh adalah faktor psikologis, terutama ketidak pastian tentang prosedur dan operasi yang akan dijalani.
Gejala Kecemasan
Penderita yang mengalami kecemasan biasanya memiliki gejala-gejala yang khas dan terbagi dalam beberapa fase, yaitu :
a. Fase 1
Keadan fisik sebagaimana pada fase reaksi peringatan, maka tubuh mempersiapkan diri untuk fight (berjuang), atau flight (lari secepat-cepatnya). Pada fase ini tubuh merasakan tidak enak sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon adrenalin dan nor adrenalin.
Oleh karena itu, maka gejala adanya kecemasan dapat berupa rasa tegang di otot dan kelelahan, terutama di otot-otot dada, leher dan punggung. Dalam persiapannya untuk berjuang, menyebabkan otot akan menjadi lebih kaku dan akibatnya akan menimbulkan nyeri dan spasme di otot dada, leher dan punggung. Ketegangan dari kelompok agonis dan antagonis akan menimbulkan tremor dan gemetar yang dengan mudah dapat dilihat pada jari-jari tangan (Wilkie, 1985). Pada fase ini kecemasan merupakan mekanisme peningkatan dari sistem syaraf yang mengingatkan kita bahwa system syaraf fungsinya mulai gagal mengolah informasi yang ada secara benar (Asdie, 1988).
b. Fase 2 (dua)
Disamping gejala klinis seperti pada fase satu, seperti gelisah, ketegangan otot, gangguan tidur dan keluhan perut, penderita juga mulai tidak bisa mengontrol emosinya dan tidak ada motifasi diri (Wilkie, 1985).
Labilitas emosi dapat bermanifestasi mudah menangis tanpa sebab, yang beberapa saat kemudian menjadi tertawa. Mudah menangis yang berkaitan dengan stres mudah diketahui. Akan tetapi kadang-kadang dari cara tertawa yang agak keras dapat menunjukkan tanda adanya gangguan kecemasan fase dua (Asdie, 1988). Kehilangan motivasi diri bisa terlihat pada keadaan seperti seseorang yang menjatuhkan barang ke tanah, kemudian ia berdiam diri saja beberapa lama dengan hanya melihat barang yang jatuh tanpa berbuat sesuatu (Asdie, 1988).
c. Fase 3
Keadaan kecemasan fase satu dan dua yang tidak teratasi sedangkan stresor tetap saja berlanjut, penderita akan jatuh kedalam kecemasan fase tiga. Berbeda dengan gejala-gejala yang terlihat pada fase satu dan dua yang mudah di identifikasi kaitannya dengan stres, gejala kecemasan pada fase tiga umumnya berupa perubahan dalam tingkah laku dan umumnya tidak mudah terlihat kaitannya dengan stres. Pada fase tiga ini dapat terlihat gejala seperti : intoleransi dengan rangsang sensoris, kehilangan kemampuan toleransi terhadap sesuatu yang sebelumnya telah mampu ia tolerir, gangguan reaksi terhadap sesuatu yang sepintas terlihat sebagai gangguan kepribadian (Asdie, 1988).
Klasifikasi Tingkat Kecemasan
Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan panik (Townsend, 1996).
1. Kecemasan ringan; Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.
2. Kecemasan sedang; Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah dan menangis.
3. Kecemasan berat; Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.
4. Panik; Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.
Respon Fisiologis terhadap Kecemasan
• Kardio vaskuler; Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.
• Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.
• Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.
• Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, diare.
• Neuromuskuler; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.
Respon Psikologis terhadap Kecemasan
• Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar.
• Kognitif; Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.
• Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain.
16. Hipnoterapi Menghilangkan Kecemasan
Kecemasan atau Anxiety Disorder adalah kebiasaan yang ditandai oleh sebuah perilaku kecemasan yang sering timbul dan menetap pada banyak aktifitas atau kejadian yang tidak dicemaskan orang lain pada umumnya.
Anxiety disorder merupakan suatu keadaan pikiran dan perasaan yang ditandai adanya rasa cemas yang berlebihan. Contoh seorang pelajar sering cemas seputar test, yang selalu cemas akan gagal meskipun dalam latihan dia mendapat nilai yang baik, seorang yang takut jatuh miskin meskipun bisnisnya lancar dan tabungannya banyak dan sebagainya.
Seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengontrol rasa cemasnya. Situasi kehidupan yang penuh stress, berada di lingkungan stress, bisa menyumbang kecemasan. Gangguan ini bisa dimulai kapan saja dalam kehidupan, termasuk saat masih kecil. Banyak orang melaporkan bahwa mereka mengalaminya sudah lama sejauh yang dapat mereka ingat. kecemasan terjadi lebih sering pada wanita daripada pria.
Gejala Anxiety Disorder antara lain: Kegelisahan, Mudah merasa lelah, Sulit berkonsentrasi, Mudah marah, Ketegangan pada otot, gemetar, sakit kepala, Kesulitan tidur, Keringat yang berlebihan, dan sesak nafas.
Orang yang mengalami kecemasan bisa berkembang menjadi panic disorder, depresi, atau menjadi Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Akan menjadi masalah yang lebih parah apabila seseorang penderita kecemasan mencoba mengatasinya dengan narkoba atau alkohol untuk menghilangkan kecemasan.
Kami menggunakan EFT, NLP dan juga hipnoterapi untuk menyembuhkan kecemasan. Tidak ada teknik terapi yang sempurna dan cocok untuk semua orang. Dengan menggabungkan kedua teknik yang modern ini, kesembuhan bisa dicapai dengan sangat cepat dan efektif untuk hampir semua pasien.
17. 9 langkah mengatasi kecemasan berpisah
Mengenalkan bayi anda kepada orang lain hanyalah satu dari banyak cara yang anda bisa lakukan untuk mengurangi rasa sakit dan stres cemas karena berpisah untuk diri anda dan bayi anda.Hal ini terjadi pada setiap bayi. Di antara usia 6-12 bulan, bayi anda manis dan ramah. Lalu kemudian, datanglah orang lain - seorang pengasuh atau sanak keluarga - dan bayi anda yang berbahagia menjadi lengket dengan anda dan takut, dan mulai sering menangis. Tinggalkan bayi anda sendiri dengan orang lain tersebut, dan tangisannya akan dengan cepat meningkat menjadi jeritan.
Kecemasan berpisah dari anda adalah sebuah pertanda bahwa bayi anda sedang bertumbuh, tiba-tiba menyadari bahwa ada dunia yang terdiri dari orang-orang yang tak dikenal selain orangtuanya. Meskipun rasa tertekan dan bersalah karena meninggalkannya mungkin adalah penyebabnya, kecemasan berpisah merupakan bagian yang mendasar bagi setiap pertumbuhan bayi yang normal. Bagaimana anda menangani hal ini dapat membuat transisi ini lebih mudah atau lebih sukar dalam hidup bayi anda.
Kecemasan berpisah: Memahami mengapa dan kapan
Kecemasan berpisah muncul pada para bayi saat mereka mulai mengembangkan indera yang lebih baik akan dunia ini. "Mereka mulai mengerti perbedaan diantara orang-orang." kata Richard Gallagher, PhD, assistant professor of child and adolescent psychiatry di New York University Medical Center. "Penting bagi para oang tua untuk mengakui bahwa ini biasa. Para orang tua dapat menyediakan beberapa indikasi bahwa ini akan baik-baik saja, menyediakan dukungan, dan kemudian membuat perpisahan ini sesingkat mungkin."
Kecemasan berpisah biasanya semakin berkurang pada akhir pertengahan tahun kedua bayi anda. Sampai saat itu, bisa jadi ada perasaan atau emosi yang naik turun pada orangtua, juga, dari rasa bersalah karena membuat bayi anda marah - walau sebentar - sampai kecemasan terhadap kelengketannya pada anda. Agar dapat meminimalis stres dari situasi seperti ini sambil menyakinkan anak anda bahwa anda mencintainya, berikut beberapa saran untuk meringankan jalan anda melalui bagian dari perkembangan anak anda ini.
Redakan kecemasan berpisah pada bayi anda - dan juga anda.
Jangan biarkan kecemasan berpisah menghentikan anda dari mengenalkan anak anda kepada orang lain. Dengan sedikit perencanaan dan cinta, bayi anda akan tersenyum pada teman-teman dan keluarga dalam waktu singkat. Ikuti petunjuk-petunjuk ini:
• Tenangkan diri anda sendiri. Memahami bahwa kecemasan berpisah ini normal. Ini bukan sesuatu yang disebabkan oleh anda atau anda melakukan hal yang salah.
• Biasakan perpisahan yang singkat. Bayi anda akan mengalami kecemasan berpisah di saat anda tidak terlihat olehnya, meskipun anda hanya berjalan ke dapur untuk secangkir teh. Jika ia merangkak ke ruang yang berbeda, tunggulah satu atau dua menit sebelum mendapatkannya kembali. Jika anda harus pergi ke area lain di rumah anda, beritahu bayi anda bahwa anda akan kembali. Jika ia menangis, panggil ia sambil pergi ke ruang yang lain daripada bergegas untuk mendapatkannya.
• Perkenalkan bayi anda dengan orang lain lebih awal. "Anak-anak harusnya dilibatkan dengan sejumlah orang-orang saat mereka tumbuh," kata Gallagher. Jika anak anda terlihat sedih saat digendong oleh orang lain, jangan bereaksi berlebihan dengan menyambarnya dan menjauhkannya dari orang lain.
• Bersiaplah untuk waktu tidur. Kecemasan berpisah biasanya terjadi saat waktu tidur, jadi anda harus ekstra lembut saat anda menyelimutinya dimalam hari. "Sangat membantu bagi para orang tua untuk menenangkan anak mereka dan membiarkan anak-anak mereka tahu, melalui kata-kata yang menenangkan, bahwa semuanya baik-baik saja, bahwa orang tua mereka masih mencintai mereka dan ada untuk mereka." kata Gallagher.
• Pergi setelah ia telah tidur dan diberi makan. Bayi-bayi mungkin memiliki waktu yang lebih sulit jika anda meninggalkan mereka saat mereka lelah, lapar atau sakit. Jika memungkinkan, cobalah untuk tidak meninggalkan anak anda disaat ia sedang tidak enak badan.
• Pengalihan. Minta pengasuh atau penjaga anak yang lain untuk menciptakan sebuah pengalihan saat anda pergi. Kemudian pergilah secepat mungkin.
• Perhatikan bagaimana anda bereaksi. Sulit untuk dilakukan, tetapi cobalah untuk tidak menanggapi reaksi bayi anda. Jika anda panik setiap kali anda sedang bersiap-siap untuk pergi, bayi anda akan panik juga.
• Sempatkan beberapa menit ekstra. Sebelum meninggalkan bayi anda di tempat penitipan anak atau dengan seorang pengasuh di rumah, luangkan sedikit waktu anda untuk bermain dengan anak anda. Kemudian yakinkan dia bahwa anda akan segera kembali.
• Tenangkan diri anda. Saat anda pergi, bayi anda akan mungkin berhenti menangis. Ia menangis untuk anda lihat dan akan segera berhenti setelah anda pergi. Jadi, dengan kondisi menangis untuk anda, sebaiknya anda cepat pergi dan bisa dipastikan anak anda akan segera tenang kembali setelah anda pergi.
18. mengatasi kecemasan anak cerdas karena perpisahan yang bersifat sementara
Setiap anak mengalami masa kecemasan. Mulai usia tujuh bulan sampai tahun – tahun prasekolah, mereka memperlihatkan kecemasan tinggi di saat terpisah dari orang tuanya.
Perasaan dibuang merupakan rasa takut yang biasa dialami Anak Cerdas yang masih kecil, bahkan bisa membuat mereka menderita sakit secara fisik.
Jika anda tahu bahwa Anak Cerdas anda merasa cemas dalam keadaan tertentu, anda perlu menyiapkan mereka jauh sebelumnya, misalnya :
•Kunjungilah dahulu sekolah itu jauh – jauh hari sebelumnya.
•Ajak Anak Cerdas anda bertemu dengan guru – guru di sana dan terbiasa dengan bangunan serta raung kelasnya.
•Yakinkan bahwa anda akan berada di tempat yang sama setiap hari untuk menjemputnya pulang ketika sekolah usai.
•Melaksanakan kebiasaan mengatakan selamat tinggal sebagaimana telah anda bahas bersamanya (pelukan dan ciuman) sebelum meninggalkannya.
Anak Cerdas anda akan belajar mempercayai anda akan kembali untuk menjemputnya.
Paling baik mulai memisahkan diri darinya sejak usia dini, ia akan terbiasa dengan keadaan dan orang baru. Namun apabila masa tersebut telah terlewatkan, anda dapat membiarkan Anak Cerdas anda melewatkan waktu cukup banyak untuk membiasakan diri dan merasa nyaman bersama orang baru, sementara anda masih berada di dekatnya. Hal ini akan sangat mengurangi ketakutan Anak Cerdas anda ketika ia benar – benar ditinggalkan seorang diri bersama orang baru.
19.Mengatasi Kecemasan pada Anak
KECEMASAN pada anak berhubungan dengan keterampilan sosial. Semakin tidak terampil, si buah hati akan merasa takut berada di lingkungan baru. Bagaimana mengatasinya?
Orangtua Budi, 6, sama sekali tidak menyangka jika hari pertama ke sekolah menjadi hari paling menakutkan bagi buah hatinya. Bagaimana tidak, Budi yang biasanya ceria, setiap pagi selalu bangun dengan tawa yang menghiasi wajah, sekarang malah menangis begitu memasuki halaman sekolah.
Budi seakan takut menginjakkan kaki di sekolah. Tangisnya semakin menjadi-jadi ketika menyaksikan anak-anak seusianya yang tidak dikenal. Budi semakin kencang bergelayutan di pangkuan ibunya, seakan tidak ingin ditinggalkan. Kondisi tersebut tentu saja membuat orangtua Budi sangat heran dan sama sekali tidak menyangka bahwa buah hatinya akan setakut itu berada di lingkungan baru.
Kejadian itu sebenarnya wajar dialami anak-anak. Sebab, masa awal anak-anak (early childhood) merupakan periode perkembangan yang terentang dari akhir masa bayi hingga usia kira-kira 5 atau 6 tahun.
Pada masa ini, anak mulai belajar untuk mandiri, mengembangkan berbagai keterampilan seperti pengenalan huruf, mematuhi perintah, dan menghabiskan waktu dengan bermain, terutama dengan teman sebayanya. Periode ini disebut juga tahun-tahun prasekolah, karena merupakan masa persiapan bagi anak untuk memasuki sekolah dasar.
Taman kanak-kanak merupakan tempat yang tepat bagi anakanak untuk mempersiapkan dirinya sebelum memasuki sekolah dasar.
Taman kanak-kanak merupakan salah satu media yang bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anak dalam mengembangkan fungsi intelektual dan potensi lain yang dimilikinya. Selain itu, anak akan mulai belajar untuk dapat menguasai lingkungan sosial yang lebih luas daripada lingkungan keluarga.
Pertama kali anak memasuki lingkungan baru di antaranya taman kanak-kanak, umumnya mereka mengalami ketakutan dan kekhawatiran. Manifestasi dari perasaan takut ini bisa menimbulkan macam-macam gejala gangguan, antara lain berupa, kejang atau sakit pada perut, sering buang air besar, sering kencing, sakit kepala, dan timbulnya tics (gerak-gerak facial pada wajah, misalnya berkedip, bergeleng-geleng, berkenyit atau anak jadi cepat marah. Ada kalanya anak juga jadi pemurung dan penakut.
Hasil survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pada minggu-minggu pertama anak memasuki taman kanak-kanak, beberapa anak menangis karena harus berpisah dengan orangtuanya, anak tidak ingin ditinggal orangtuanya, anak menjadi pendiam dan pemalu, dan juga anak datang ke sekolah dengan wajah murung. Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di Amerika Serikat, di mana banyak ditemui anak-anak yang mengeluh dan menolak untuk pergi ke sekolah.
Penolakan tersebut ditunjukkan dengan munculnya keluhan anak seperti sakit perut setiap Senin pagi, anak terlihat enggan dan harus dipaksa berangkat ke sekolah, anak dengan sengaja melupakan sesuatu supaya terlambat pergi ke sekolah, anak sering berkata benci sekolah atau tidak ingin berangkat sekolah, dan ketika berada di sekolah selalu mengatakan ingin pulang.
“Ketakutan yang menghinggapi anak-anak ketika berada dalam lingkungan baru itu, menan- dakan bahwa sebenarnya anak belum siap dan kurangnya sosialisasi dari orangtua,” kata Psikolog Anak Alumni Universitas Indonesia (UI) Dr Farah Agustin.
Farah menambahkan, sosialisasi yang dapat dilakukan orangtua seharusnya adalah dengan sering bercerita kepada anak bahwa lingkungannya yang baru adalah sebuah tempat yang menyenangkan dan membuat anak jadi lebih pandai.
“Dibutuhkan kesabaran bagi orangtua, karena tidak semua anak bisa beradaptasi dengan cepat di lingkungan barunya,” terang dia.
Perilaku anak yang muncul terkait dengan penolakan untuk ke sekolah jika berlangsung dalam waktu yang panjang dan terjadi pada usia pertumbuhan, imbuh Farah, bukanlah suatu hal yang bisa dianggap ringan, tetapi mengarah pada masalah yang lebih serius. Salah satunya adalah perasaan cemas yang dialami saat akan masuk sekolah. Dan berdasarkan data penelitian tahun 2003 di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa gangguan kecemasan adalah salah satu bentuk penyakit jiwa terbanyak yang dialami anak-anak dan 10 persen di antaranya membutuhkan perawatan medis.
Jadi, risiko anak-anak prasekolah di Amerika Serikat untuk terkena gangguan kecemasan bisa naik di atas 10 persen.
Kecemasan ini sendiri dapat berpengaruh negatif pada diri anak dalam jangka panjang, di antaranya hilangnya kepercayaan diri, sulit untuk bersosialisasi, perasaan tidak berdaya, anak terlihat menjadi pemurung, dan tidak jarang muncul perasaan khawatir.
Kecemasan masuk sekolah secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari kecemasan umum akibat rasa takut berpisah dari ibu atau pengganti ibu, dan ketidakmampuan berdiri sendiri. Sedangkan menurut Kendall, Howard, dan Epps (dalam Goldstein, 1995), kecemasan yang dialami anak- anak dapat berpengaruh pada peran anak di rumah, di sekolah, ataupun dengan teman sebayanya.
Untuk mengatasi dan menghindari rasa cemas ini, anak-anak menggunakan berbagai macam teknik atau cara, di antaranya dengan memilih tetap tinggal di rumah daripada ke sekolah yang didasarkan pada alasan-alasan yang negatif. Kecemasan yang selalu melekat pada pikiran anakanak biasanya disebabkan adanya gangguan-gangguan yang datang dari sekolah. Anak mencoba untuk menghindari gangguan tersebut dengan menolak ke sekolah.
Meskipun demikian, penolakan untuk ke sekolah tetap merupakan perilaku yang negatif pada anak-anak. Sebab, salah satu penyebab anak-anak mengalami kecemasan masuk sekolah adalah adanya sesuatu yang mengganggu mereka, antara lain adanya permasalahan pada guru atau dengan teman, ketidakmampuan belajar, perubahan di rumah, tidak ingin ditinggalkan orangtua, perasaan malu, merasa gugup di sekolah, kelas atau situasi sekolah yang baru, tugas-tugas sekolah yang terlalu mudah dan membosankan, tugastugas sekolah yang terlalu sulit dan membuat frustrasi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1993) yang mengatakan bahwa rasa cemas akan cenderung meningkat bila tiba saatnya ke sekolah dan beberapa yang disebabkan aspek situasi di sekolah. “Cara mengatasinya adalah orangtua harus mengetahui apa yang menjadi permasalahan anak-anak mereka. Kalau perlu, lakukan pendekatan kepada guru dan teman-temannya. Selain itu, bertanyalah tentang bagaimana tingkah laku anak ketika berada di sekolah,” tutur psikolog berkacamata tersebut.
20. Terapi Kognitif Atasi Depresi
Penulis : Ikarowina Tarigan
HAMPIR semua orang pernah berpikir buruk saat mood mereka jelek. Ditambah dengan depresi, maka pikiran-pikiran buruk tersebut bisa menjadi sangat negatif. Pikiran-pikiran ini bahkan bisa mengambil alih dan mengacaukan cara pandang Anda terhadap realita. Jika Anda merasakan hal ini, terapi kognitif bisa menjadi pilihan Anda. Terapi ini, berdasarkan studi ilmiah, terbukti efektif menghancurkan pikiran-pikiran negatif tersebut.
Dalam terapi, disediakan peralatan yang bisa digunakan untuk menantang pikiran negatif. Dalam jangka panjangnya, terapi kognitif untuk depresi ini, bisa mengubah cara pandang orang yang depresi dalam melihat kenyataan hidup.
Studi-studi telah menunjukkan, terapi kognitif bekerja paling tidak sama baiknya dengan obat anti depresi (antidepressant) dalam membantu penderita depresi ringan hingga sedang. Berikut merupakan cara kerja terapi ini:
Terapi kognitif untuk depresi: masalah berpikir
Terapi kognitif bukanlah terapi baru. Terapi ini sudah dikembangkan sejak tahun 1860-an, sebagai pengobatan alternatif untuk mengatasi depresi. Menurut Judith S. Beck, PhD, direktur Beck Institute for Cognitive Therapy and Research di Philadelphia, terapi ini berdasar pada satu prinsip bahwa pikiran-pikiran mempengaruhi mood.
Para terapis meyakini, depresi terjadi akibat pikiran negatif yang muncul secara konstan. Pikiran-pikiran ini muncul secara otomatis. Artinya, pikiran ini muncul tanpa didasari usaha yang dilakukan secara sadar. Sebagai contoh, seorang penderita depresi akan mempunyai pikiran otomatis seperti berikut:
• Saya gagal dalam setiap hal
• Saya yang paling buruk di dunia
• Saya dilahirkan untuk tidak bahagia
Pikiran-pikiran otomatis ini, terang Beck, mungkin mempunyai dasar kebenaran. Tapi, tegas dia, mereka yang depresi mengacaukan dan membesar-besarkan kenyataan dari suatu kondisi tertentu. Perilaku seperti ini akan memupuk depresi.
Dan dengan terapi kognitif, terang Beck, seseorang belajar bagaimana cara menyadari dan memperbaiki pikiran-pikiran negatif yang otomatis ini. Seiring waktu, penderita depresi akan bisa menemukan dan memperbaiki keyakinan-keyakin salah yang memicu depresi mereka.
"Ini bukan kekuatan berpikir positif," terang Beck."Ini adalah kekuatan dari berpikir secara realistis. Anda bisa mencoba, saat berpikir lebih realistis, Anda akan merasa jauh lebih baik," terang Beck, seperti dikutip situs webmd.
Terapi kognitif untuk depresi: cara kerjanya
Terapi kognitif meyakini kalau sebagian masalah terdiri atas beberapa bagian. Bagian tersebut meliputi:
• Masalah sebagaimana orang melihatnya
• Pikiran seseorang mengenai masalah tersebut
• Emosi seseorang yang mengelilingi masalah tersebut
• Perasaan fisik seseorang pada saat itu
• Tindakan seseorang sebelum, selama, dan setelah masalah muncul
Dalam terapi ini, pasien akan diajak untuk memecahkan masalah-masalah menjadi beberapa bagian seperti yang disebutkan di atas. Sekali pasien bisa memecahkan masalah menjadi bagian-bagian tersebut, maka masalah yang
kelihatannya begitu kuat tanpa pemecahan akan bisa ditangani.
Sepanjang mengikuti terapi, terapis akan mengajarkan dan mengenalkan kepada pasien alat-alat yang digunakan dalam terapi. Kemudian, diantara sesi, pasien akan diminta mengerjakan tugas tertentu. Tugas ini akan membantu pasien mempelajari cara menggunakan peralatan dalam memecahkan masalah tertentu dalam kehidupan.
"Pasien akan membuat perubahan kecil dalam hal pola pikir dan tingkah laku mereka setiap hari. Kemudian, seiring waktu, perubahan-perubahan kecil ini akan memicu perbaikan mood dan penampilan yang akan bertahan selamanya."
Seberapa efektifkah terapi kognitif? Dan, apakah lebih baik daripada pengobatan depresi lainnya? Menurut Robert DeRubeis, PhD, dari University of Pennsylvania, ada bukti yang kuat bahwa terapi kognitif merupakan pengobatan yang efektif untuk mengatasi depresi.
Berdasarkan hasil temuan berbagai studi, berikut merupakan beberapa fakta positif mengenai terapi kognitif:
1. Terapi kognitif sama baiknya dengan obat anti depresi (antidepressant) dalam mengatasi depresi ringan dan depresi sedang.
"Saat dilakukan dengan baik, terapi kognitif bekerja sama cepatnya dan sama baiknya dengan obat-obatan anti depresi," ujar DeRubeis. Jika dilakukan secara konsisten, lanjut dia lagi, dalam jangka waktu lama terapi kognitif bahkan bisa bekerja lebih baik dibandingkan dengan antidepressant.
2. Terapi kognitif bekerja sama baiknya dengan antidepressant dalam mencegah kekambuhan depresi.
Menurut DeRubeis, kalau pasien terus menggunakan keahlian yang dipelajarinya selama terapi, maka keahlian tersebut akan mencegah kambuhnya depresi. Kekambuhan atau kembalinya gejala-gejala merupakan masalah yang biasa terjadi dalam depresi."Terapi kognitif terbukti efektif mencegah kembalinya gejala-gejala, dan terapi ini bekerja tanpa menggunakan obat-obatan," terang dia.
3. Terapi kognitif mengurangi gejala-gejala sisa dari depresi.
Setelah berhasil menjalani pengobatan depresi, banyak orang yang terus mengalami gejala-gejala depresi ringan. Dengan menambahkan terapi kognitif, maka gejala-gejala sisa ini bisa dikurangi.
Bisakah terapi kognitif menggantikan obat-obatan? Menurut DeRubeis, pada beberapa orang terapi ini terbukti efektif tanpa obatan-obatan. Tetapi, lanjut dia, terapi ini dan obat-obatan tidak harus menjadi pilihan. Pada beberapa studi, lanjut dia lagi, terapi kognitif bekerja lebih baik saat dikombinasikan dengan obat-obat antidepressant.
Terapi kognitif untuk depresi: Berpikir baik, merasa baik
Depresi menunjukkan betapa eratnya hubungan antara tubuh dan pikiran. Mereka yang depresi biasanya merasa buruk secara fisik, tidak hanya sedih atau merasa terpuruk. Selain membantu meningkatkan mood seseorang, terapi kognitif juga bisa memperbaiki gejala-gejala depresi. Terapi ini bekerja dengan:
• Meningkatkan kadar energi seseorang secara umum
• Meningkatkan kualitas dan durasi tidur
• Meningkatkan selera makan dan mengembalikan kesukaan pada makanan
• Menguatkan dorongan seksual seseorang
Langganan:
Postingan (Atom)